KH Agus Salim, kesederhanaan penguasa banyak bahasa
Merdeka.com - Haji Agus Salim adalah salah satu pejuang kemerdekaan Indonesia yang tidak berjuang menggunakan bambu runcing atau senjata api. Senjata seorang Agus Salim ialah intelektualitas dan kepandaiannya dalam berdiplomasi.
Pendidikan Agus Salim dimulai dari Europeesche Lagere School (ELS) atau sekolah khusus anak-anak Eropa, kemudian dilanjutkan ke Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia. Ketika lulus, dia berhasil menjadi lulusan terbaik di HBS se-Hindia Belanda.
Setelah lulus, Salim bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris pada sebuah kongsi pertambangan di Indragiri. Di usia yang sangat muda ini, Agus Salim sudah berhasil menguasai sedikitnya tujuh bahasa asing yakni Arab, Belanda, Inggris, Turki, Perancis, Jepang dan Jerman.
-
Kapan Agus Salim meninggal? Tepat hari ini, 4 November pada tahun 1954 silam, Haji Agus Salim meninggal dunia.
-
Apa yang menjadikan Agus Salim terkenal? Agus Salim adalah salah seorang tokoh besar yang berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia. Pria yang lahir pada tanggal 8 Oktober 1884 ini mendapatkan julukan Singa Podium. Sebab, banyak sekali delegasi yang takjub dengan kemampuan berpidatonya.
-
Siapa yang terkenal dengan kearifan dalam kata-kata? Sahabat karib nabi Muhammad SAW dikenal sebagai sosok yang bijak.
-
Apa falsafah Jenderal Agus Subiyanto? 'Dulu saya pribadi punya falsafah sendiri. Kalau kita bisa beli sepeda, hanya bisa beli sepeda, jangan berpikir kita untuk beli motor,' ujar Agus Subiyanto.
-
Siapa yang dipuji cerdas? Video ini menarik perhatian warganet Indonesia, yang memuji kecerdasan Aira.
-
Siapa yang mengagumi Agus Salim? Agus Salim adalah salah seorang tokoh besar yang berperan penting dalam kemerdekaan Indonesia. Pria yang lahir pada tanggal 8 Oktober 1884 ini mendapatkan julukan Singa Podium. Sebab, banyak sekali delegasi yang takjub dengan kemampuan berpidatonya.
Kecerdasan dan kepiawaian Agus Salim dalam berdiplomat ternyata menarik minat negara dan penjajah saat itu yakni Belanda. Belanda menawarkan kepadanya untuk menjadi penerjemah pada Konsulat Belanda di Jeddah pada tahun 1906 sampai 1911.
Pada saat di Mekkah itulah Salim mendalami ilmu agama dengan pamannya Syeikh Khatib al-Minangkabawi yang saat itu menjadi Imam di Masjidil Haram. Di samping ilmu-ilmu agama, Syeikh Khatib juga mengajarkan Salim ilmu diplomasi dalam hubungan internasional yang di kemudian hari nanti menjadi andalannya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Pasca-lima tahun dalam perantauan, Agus Salim kembali ke Tanah Air. Pada 1915, Salim meniti karir dengan malang melintang di dunia jurnalistik. Kepribadian Agus Salim yang tegas membuat setiap tulisannya selalu tajam dan mengandung kritikan pedas dalam membakar semangat kemerdekaan rakyat Indonesia.
Dunia jurnalistik ternyata bukan pelabuhan akhir karir Agus Salim di mana dia juga memutuskan untuk terjun ke dunia politik sebagai pemimpin Sarekat Islam. Ternyata pilihan putra dari pasangan Soetan Salim gelar Soetan Mohamad Salim dan Siti Zainab ini tidak salah. Terbukti pada 1946 sampai 1950 dia menjadi bintang dalam percaturan politik Indonesia.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Agus Salim diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung. Selain itu Salim juga dipercaya sebagai Menteri Muda Luar Negeri dalam Kabinet Syahrir I dan II serta menjadi Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Hatta.
Buya Hamka, seorang pendakwah otodidak yang legendaris
Nurcholish Madjid, pendamai Islam dan demokrasi
Kefasihannya dalam berdiplomasi membuat dia dipercaya untuk menjalankan berbagai misi diplomatik dengan tujuan memperkenalkan negara baru Republik Indonesia ke dunia luar, serta bagian dari diplomasi dalam mempertahankan kemerdekaan. Salah satu buah dari upaya diplomasi Agus Salim adalah, pada 1947, Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan dan perjanjian persahabatan dengan Mesir. Mesir tercatat sebagai negara pertama di dunia yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Agus Salim yang dianugrahi kejeniusan dan hidup sebagai orang besar tidak lantas membuatnya tinggi hati. Kesederhanan Agus Salim ini terlihat pada saat dirinya menghadiri salah satu konferensi besar di mana saat itu dia makan dengan menggunakan tangannya sementara para peserta muktamar menggunakan sendok.
Ketika sebagian anggota muktamar mencemooh dengan mengatakan "Salim, sekarang tidak saatnya lagi makan dengan tangan, tapi dengan sendok," kemudian dia hanya menjawab "tangan yang selalu saya gunakan ini selalu saya cuci setiap kali akan makan, dan hanya saya yang memakai dan menjilatnya. Sementara sendok-sendok yang kalian gunakan sudah berapa mulut yang telah menjilatnya". Sontak hadirin pada saat itu malu dan langsung terdiam.
Haji Agus Salim ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 27 Desember 1961 melalui Keppres nomor 657 tahun 1961.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hebatnya, tak pernah terucap kata menyakitkan dari Zainatun Nahar, istri Agus Salim atas prinsip hidup yang dipegang suaminya.
Baca SelengkapnyaKH Ahmad Bahauddin Nursalimalias Gus Baha menghadiri Dialog Kebangsaan "Merawat Ukhuwah Kebangsaan Menjaga Persatuan Indonesia" sebagai pembicara, Senin (4/3).
Baca SelengkapnyaJK menilai seorang pemimpin harus tenang, baik, sopan dan tidak emosional
Baca SelengkapnyaPernah viral kuasai 8 bahasa asing hingga dipuji Panglima TNI, ternyata Serda Hardius Rusman juga sempat membuat Prabowo jatuh hati.
Baca SelengkapnyaPresiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur tak bisa dilepaskan dari kisah-kisah jenaka
Baca SelengkapnyaGus Baha memiliki gaya sederhana yang membuatnya kian banyak dikagumi orang dari berbagai kalangan.
Baca SelengkapnyaPresiden ini dikenal sebagai sosok yang jenius. Hasil pemikirannya sering dikagumi banyak orang. Namun, ia tak punya banyak uang.
Baca SelengkapnyaMenurut JK, seorang pemimpin itu harus tenang, dan tidak emosional
Baca SelengkapnyaSelama Abdul Hamid Ono berada di Nusantara, ia memiliki tugas sebagai intelijen dan informan terkait berbagai aktivitas orang-orang sekaligus tokoh muslim.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla (JK) menyinggung soal pemimpin yang baik. Dia menyindir capres yang kerap marah-marah.
Baca SelengkapnyaAgustadi merupakan lulusan terbaik Akabri tahun 1974. Ia pernah jadi anggota DPR RI hingga KSAD.
Baca SelengkapnyaPresiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur masih terus menjadi perbincangan hingga kini. Banyak kisah teladan dari sosoknya.
Baca Selengkapnya