Akibat Gempa Susulan, Pelataran Masjid Jadi Tempat Merawat Pasien Covid-19 Sulbar
Merdeka.com - Perawatan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Regional Provinsi Sulawesi Barat kini memanfaatkan pelataran masjid yang berada di samping rumah sakit.
"Ada masjid di samping RS Regional Sulbar yang masih kuat dan mereka (pasien COVID-19) gunakan selasarnya," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Barat dr Alief Satria dilansir Antara, Senin (18/1).
Perawatan di luar rumah sakit itu, kata dr Alief, harus dilakukan lantaran masih seringnya terjadi gempa susulan yang kerap membuat pasien hingga petugas kesehatan merasa takut.
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Bagaimana korban gempa bisa bertahan hidup? Menurut ahli, seseorang dapat bertahan selama satu minggu atau lebih di bawah reruntuhan bangunan setelah gempa. Akan tetapi, hal ini tergantung pada sejauh mana cidera yang dialami, kondisi tempat terperangkap, faktor akses terhadap air, udara, dan cuaca.
-
Kenapa Masjid Ciptomulyo masih kokoh? Ketua Takmir Masjid Cipto Mulyo, Achmadi, mengatakan bahwa meski telah berusia lebih dari satu abad, hingga kini masjid tersebut masih berdiri kokoh.
-
Di mana masjid itu? Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Bagaimana kondisi masjid yang terendam? Saat itu, posisi masjid tersebut tepat di sebelah air waduk yang sedang surut. Bangunan masjid tampak masih kokoh berdiri. Namun karena sudah lama terendam, kondisinya sungguh memprihatinkan. Genteng-genteng terkelupas. Lantai masjid dipenuhi lumpur.
-
Apa ciri khas Masjid Manonjaya? Mengutip Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, ciri khas Masjid Manonjaya adalah dari bentuknya. Desainnya masih bergaya Belanda ala abad ke-19, dengan dua menara kubah di sisi kanan dan kirinya.
Selain itu, trauma juga masih dirasakan akibat gempa magnitudo 6,2 yang mengguncang Sulbar pada 15 Januari lalu.
Menurutnya, segera harus dibangun tenda-tenda untuk isolasi mandiri bagi pasien COVID-19 yang selama ini dirawat di rumah sakit. Apalagi di masa pandemi COVID-19 ini, katanya, memungkinkan terjadi klaster baru.
"Ke depan jika dilakukan pemeriksaan secara masif, maka kita akan menjumpai kasus semakin banyak, dan itu harus kita persiapkan perawatan isolasi mandiri," kata dia.
Banyaknya fasilitas kesehatan mengalami rusak berat, tenaga kesehatan banyak yang trauma dan tidak bertugas, serta obat-obatan sangat kurang adalah gambaran dasar pelayan kesehatan di Sulbar saat ini.
Maka dari itu, dr Alief mengemukakan kondisi pelayanan kesehatan di Sulbar belum bisa dioptimalkan, maka untuk pasien COVID-19, masjid di sebuah rumah sakit Majene juga digunakan untuk merawat pasien.
"Ada satu masjid juga di rumah sakit yang digunakan untuk merawat pasien di rumah sakit regional Sulbar, tetapi yang lain belum kita tahu karena belum kita lakukan pemeriksaan lanjutan," ujarnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua Rumah Sakit di Sumedang Terdampak Gempa, Ratusan Pasien Dievakuasi
Baca SelengkapnyaRatusan Pasien RS Unair Akhirnya Dirawat di Tenda Darurat
Baca SelengkapnyaPara korban sedang menghadapi tantangan suhu yang dingin ekstrem pada malam hari di bawah nol derajat celcius.
Baca SelengkapnyaBanjir lahar hujan yang melanda beberapa wilayah di Sumatera Barat (Sumbar) merenggut puluhan korban jiwa, banyak bangunan yang luluh lantak.
Baca SelengkapnyaPemerintah masih melakukan pemeriksaan kondisi gedung rumah sakit pasca rentetan gempa pada Minggu (31/12).
Baca SelengkapnyaRatusan pasien terpaksa dievakuasi untuk memastikan bangunan rumah sakit aman dihuni pasca gempa.
Baca SelengkapnyaSebanyak 331 pasien dari RSUD Sumedang, terdiri dari 248 pasien rawat inap dan 83 pasien IGD, dievakuasi ke halaman gedung dan lima tenda darurat.
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran Jakarta resmi ditutup pada Jumat, 31 Maret 2023
Baca SelengkapnyaBangunan masjid masih tampak utuh walau sudah empat tahun terendam air
Baca SelengkapnyaManajemen rumah sakit sedang mengevakuasi seluruh pasien rawat inap yang terdata sebanyak 102 orang.
Baca SelengkapnyaHal ini dilakukan sebab banjir yang ikut melanda rumah sakit tersebut menenggelamkan seluruh areal beserta alat medis yang terdapat di dalamnya
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, ada sejumlah pasien yang sedang berada di ruang operasi, bahkan ada yang sedang menjalani tindakan operasi.
Baca Selengkapnya