Khawatir Tsunami, Warga Pesisir Pantai Tinggalkan Kota Majene
Merdeka.com - Warga yang bermukim di wilayah pesisir pantai Majene, Provinsi Sulawesi Barat, meninggalkan kota dan mengungsi ke wilayah pegunungan. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi potensi tsunami yang dapat terjadi ketiga terjadi gempa susulan.
"Rumah di sekitar pantai Kota Majene rusak berat dan sebagian rata dengan tanah, sebagian besar warga pesisir telah mengungsi ke wilayah pegunungan Kabupaten Majene," kata salah seorang warga yang juga merupakan dosen STAIN Majene DR Ilham Usman di Majene, Jumat (15/1), dikutip dari Antara.
Dia mengatakan, kondisi aliran listrik di Kota Majene padam total. Sehingga sulit menggunakan alat komunikasi.
-
Apa yang rusak akibat gempa Batang? Gempa itu menyebabkan kerusakan pada sejumlah bangunan.
-
Kerusakan apa yang terjadi akibat gempa Bantul? Bupati Halim menambahkan dampak dari gempa tersebut sebagian besar mengakibatkan kerusakan rumah ringan, rata-rata pada bagian atap. Sementara itu bangunan utama tetap utuh.
-
Apa yang terjadi akibat dampak kemarau di Jateng? Dampak kemarau mulai terasa pada beberapa daerah di Jawa Tengah.
-
Apa yang membuat kampung itu terbengkalai? Sementara rumah-rumah di sekeliling rumah Bu Wahyuti tampak terbengkalai. Bagian atap hingga dindingnya sudah dipenuhi tumbuhan merambat.
-
Apa yang terjadi di Banten akibat kekeringan? Akibat fenomena ini, warga Banten kini mengalami kesulitan untuk mendapat air bersih. Sawah dan ladang mereka pun kini kekeringan.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
"Pusat perbelanjaan sudah tutup, bahkan ada yang hancur rata dengan tanah, sehingga masyarakat kesulitan makanan, intinya aktivitas masyarakat di Kota Majene telah lumpuh," katanya.
Menurut dia, masyarakat yang rumahnya rusak akibat gempa dan telah mengungsi mulai kesulitan makanan dan air bersih.
"Kami semua yang dalam pengungsian butuh makanan dan air bersih, kiranya masyarakat di luar Sulawesi Barat dapat memasok kebutuhan makanan untuk para pengungsi," katanya.
Warga Kecamatan Tammerodo Sendana Ciwan yang bermukim di pesisir Kabupaten Majene mengaku telah mengungsi ke pegunungan dan mendiami rumah kebun mereka karena khawatir gempa susulan dan bencana tsunami.
"Ibu-ibu butuh makanan dan air, apalagi banyak anak-anak yang ikut dalam pengungsian yang butuh bantuan logistik, kami sangat butuh bantuan," katanya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Polman dan Majene, delapan warga meninggal dunia, 637 luka-luka, dan jumlah pengungsi mencapai sekitar 15.000 orang setelah terjadi gempa berkekuatan 6,2 magnitudo yang berlokasi di enam kilometer timur laut Kabupaten Majene pada Jumat dini hari (15/1), di kedalaman 10 kilometer.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jalan setapak, bangunan sekolah sampai lapangan bola kini berubah menjadi lautan.
Baca SelengkapnyaDulu Dusun Simonet merupakan kampung yang ramai. Tapi kini tak ada satupun warga yanga bermukim di sana.
Baca SelengkapnyaJalan nasional di Desa Pasar Tamiai lumpuh para pengendara tidak bisa melintas.
Baca SelengkapnyaDitumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.
Baca SelengkapnyaSejak 1990-an, kawasan Pantai Muara Beting tergerus abrasi.
Baca SelengkapnyaTerjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaKondisi ini sudah dialami warga selama sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaAir laut yang terus meninggi diduga merupakan dampak dari pembangunan.
Baca SelengkapnyaDanau Masigit di Serang mengalami kekeringan selama 3 bulan.
Baca SelengkapnyaGempa dahsyat Maroko terjadi pada 8 September 2023.
Baca SelengkapnyaBanjir berasal dari luapan air Kali Pesanggarahan. Ini disebabkan tumpukan sampah di TPA Cipayung yang longsor ke kali.
Baca Selengkapnya