Kiai Sirajd, ulama pencetus bambu runcing
Merdeka.com - Almarhum KH Anwari Sirajd dikenal dengan sosoknya yang sederhana, bersahaja dan bijaksana. Penuh dengan kelembutan serta tutur katanya yang halus merupakan ciri khususnya bila berhadapan dan memberikan wejangan berupa ceramah dan nasihat kepada ribuan santrinya di Pondok Sepuh.
Ulama besar ini konon dikenal dengan kedigdayaan ilmu karomahnya setelah menjalani pendidikan Islam di Kota Mekkah bersama Almarhum Mbah Dahlar yang merupakan pendiri sekaligus pimpinan Ponpes Watu Congol, Gunungpring, Muntilan, Magelang dan Almarhum KH Hasyim Ashari pimpinan Ponpes Tebu Ireng, Jombang.
Usai berguru ilmu kitab tafsir dan hadis Al Bukhori sohih secara langsung selama tujuh tahun, ketiga ulama besar itu langsung naik daun. Mereka langsung dikenal sebagai kiai yang pamornya menggemparkan di seluruh Indonesia, terutama dikalangan pejuang.
-
Siapa ilmuwan Islam yang terkenal di bidang filsafat dan fisika? Ibnu Rusydi Averusy: Salah seorang ilmuwan yang terkenal dalam bidang filsafat dan merupakan ahli fisika.
-
Siapa yang berjasa di bidang pendidikan? Memperingati Hari Pendidikan Nasional merupakan upaya kita untuk menghargai perjuangan para pahlawan yang berjasa di bidang pendidikan.
-
Bagaimana ciri dari orang yang berilmu? 'Al 'aalimu kabiirun wa inkaana hadatsan. Wa al jaahilu shogiirun wa in kaana syaikhan.' Artinya: Orang yang berilmu itu besar walaupun umurnya masih muda. Sedangkan orang yang bodoh itu kecil walau umurnya telah tua.
-
Apa kontribusi Syekh Sulaiman dalam pendidikan? Sulaiman sangat berjasa dalam reformasi pendidikan di Sumatra Barat. Ia mengubah metode halaqah menjadi model jenjang kelas yang biasa kita jumpai sekarang ini.
-
Kapan Sulaiman belajar di Mekkah? Tahun 1902, ia memutuskan kembali ke tanah kelahirannya untuk menjadi tenaga pengajar di sana sampai akhirnya bisa berangkat haji pada tahun 1903. Di sana ia belajar dengan beberapa ulama selama kurang lebih empat tahun.
-
Bagaimana Imam Syafi'i meraih ilmu? Ilmu tidak akan dapat diraih kecuali dengan ketabahan.
Almarhum Kiai Anwari Sirajd sendiri namanya harum saat era perjuangan melawan kolonial Belanda. Kedigdayaan ilmu karomah yang dimilikinya dipercaya sebagai senjata ampuh untuk melawan Belanda, selain itu juga dipercaya dapat mencegah bencana letusan dan erupsi Gunung Merapi.
Saat itu ia diberikan gelar kehormatan Romo Agung oleh Belanda, karena berhasil menghalau awan panas dan lahar erupsi Gunung Merapi yang mengancam wilayah Kota Magelang yang pada zaman itu menjadi markas dan pusat Pemerintahan Gubernur Belanda.
"Belanda berikan Gelar Romo Agung dulu saat Merapi meletus. Belanda ingin halau lahar, minta doa ke Mbah Irsajd, doanya kabul tidak terjang Kota Magelang. Sehingga kejadian itu dikaitkan dengan rutinitas pembacaan Kitab Bukhori Sokhi yang dikenal dengan pengajian Sema'an Bukhoren membaca kitab Bukhori yang setiap Ramadan satu bulan penuh digelar di Masjid Agung, alun-alun Kota Magelang sampai sekarang," kata KH Mafatikhul Huda, salah seorang cicit Almarhum KH Anwari Sirajd, kepada merdeka.com, Selasa (25/7).
Menurutnya, keampuhan ilmu karomah yang dimiliki Almarhum terbukti saat terjadi agresi militer Belanda I. Saat itu Masjid Agung Payaman diserang Belanda pada tahun 1948 dengan membabi buta. Belanda selalu mencari sosok KH Sirajd yang dikenal sebagai pimpinan para santri pejuang.
Pencarian dilakukan mulai masjid sampai di beberapa kampung di Payaman, Magelang. Namun, hanya pohon-pohon sekitar yang terbakar karena KH Sirajd dan santri yang sempat bersembunyi di bawah masjid berhasil melarikan diri ke Desa Canden yang jaraknya 10 kilometer dari Masjid Agung Payaman, Magelang.
Kemudian, sebelum Serangan Umum 1 Maret 1949, para santri dibekali oleh bambu runcing sebelum melakukan penyerangan ke Ambarawa. KH Subkhi pendiri Ponpes Bambu Runcing, Parakan, Temanggung yang saat itu masih menjadi santri Mbah Sirajd diperintahkan mencari bambu sebanyak-banyaknya dan diruncingkan untuk menjadi senjata melawan Belanda dalam Serangan Umum 1 Maret.
"Saat itu Mbah Sirajd memberikan bambu-bambu itu dengan doa-doa dan membawa kemenangan meski tentara Belanda memiliki senjata lengkap dan otomatis," kata dia.
KH Subkhi kemudian memberi nama pondok pesantren yang didirikannya dengan nama Ponpes Bambu Runcing, Parakan, Temanggung, Jawa Tengah yang masih berdiri kokoh dan eksis sampai sekarang. Kini, di Ambarawa berdiri kokoh sebuah monumen sebagai simbol agresi militer dengan nama Museum Palagan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tokoh besar ini dikenal sebagai sosok pembaru Islam di abad ke-20 yang juga peduli terhadap pendidikan Islam khususnya di Tanah Minangkabau.
Baca SelengkapnyaSalah satu dari sekian banyak ulama dari Tanah Minangkabau pendiri organisasi Islam serta memperjuangkan sistem pendidikan di Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaSosoknya cukup berpengaruh dalam perkembangan Agama Islam di Cirebon
Baca SelengkapnyaSyekh Jangkung merupakan salah satu tokoh yang sangat melegenda dalam sejarah Islam di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAyah dari Buya Hamka ini adalah sosok ulama tersohor dan pelopor reformis Islam di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSosoknya disegani oleh warga Bekasi hingga saat ini
Baca SelengkapnyaSemasa hidupnya, Ki Ageng Kiringan punya banyak karomah. Ia juga meninggalkan banyak peninggalan yang masih bisa dijumpai sampai sekarang.
Baca SelengkapnyaSoekarno dan Hatta selalu meminta pertimbangan Habib Ali Kwitang terkait kapan waktu dan di mana lokasi yang tepat untuk menentukan proklamasi kemerdekaan.
Baca SelengkapnyaMasjid itu punya kemiripan dengan masjid agung Keraton Surakarta.
Baca SelengkapnyaUlama karismatik ini adalah gurunya para ulama dan pahlawan nasional Indonesia
Baca SelengkapnyaSosoknya sudah menyebarkan ajaran Islam di Kediri jauh sebelum era Wali Songo.
Baca SelengkapnyaDalam menyebarkan ajaran Islam, setiap wali memiliki cara tersendiri. Salah satunya adalah Sunan Gunung Jati, yang melakukan dakwah di daerah Jawa Barat.
Baca Selengkapnya