Kinerja Bareskrim lebih baik dari Kejagung, harusnya diapresiasi

Merdeka.com - Komjen Pol Budi Waseso dicopot dari Kabareskrim menjadi Kepala BNN. Sementara jabatan Kabareskrim diisi oleh Komjen Pol Anang Iskandar yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala BNN.
Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil menyayangkan keputusan tersebut. Menurut dia, kinerja Budi Waseso sejauh ini sebetulnya sudah baik dalam penanganan kasus korupsi besar yang tengah digarap Bareskrim belakangan ini.
Bahkan menurut Nasir, kinerja Bareskrim di bawah kepemimpinan Budi Waseso lebih baik ketimbang Kejaksaan Agung dalam menangani kasus korupsi. Sehingga dia menyayangkan pencopotan Budi Waseso dari Kepala Bareskrim.
"Iya itulah saya katakan (kinerja Bareskrim lebih baik dari Kejagung), seharusnya memang Kabareskrim harus diapresiasi, dia sudah mencoba mengembalikan kepercayaan publik terhadap polisi," ujar Nasir saat dihubungi, Jumat (4/9).
Nasir menduga pencopotan Budi Waseso ada persaingan antar kelompok di luar intitusi Polri. Namun dia tak menyebut secara gamblang maksud pertentangan itu.
"Bahwa memang ini ada pertentangan, persaingan, antara kelompok ini kelompok itu, partai ini partai itu," terangnya.
Dalam penanganan kasusnya, Kabareskrim memang telah mengusut beberapa kasus korupsi yang terbilang besar. Sebut saja kasus dugaan korupsi dalam penjualan kondensat bagian negara oleh BP Migas, yang diduga menimbulkan kerugian negara lebih dari Rp 2 triliun.
Selain itu, yang kini tengah disorot adalah pengusutan perkara dugaan korupsi yang terjadi di internal PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II), yang nilai proyeknya mencapai ratusan miliar.
Berbeda dengan pihak Kejaksaan, di mana saat ini tengah mengusut kasus penjualan hak tagih (cessie) BPPN. Jika dilihat dari nilai uangnya, kasus 'cessie' BPPN yang ditangani Kejagung, sangat jauh berbeda dengan perkara yang ditangani Bareskrim, yang hanya mencapai Rp 32 miliar.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya