Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Saat Aidit diberi gelar 'Kawan yang Bijaksana' oleh Partai Komunis China

Saat Aidit diberi gelar 'Kawan yang Bijaksana' oleh Partai Komunis China dn aidit. ©antara

Merdeka.com - Di tahun 1965, Partai Komunis Indonesia (PKI) tumbuh menjadi salah satu kekuatan politik raksasa. Pada Pemilu 1955, PKI bisa meraih posisi keempat dengan 6,1 juta pemilih atau 16,4 persen suara. Cukup besar mengingat PNI yang memimpin mendapatkan 23,2 persen suara.

10 Tahun kemudian perkembangan PKI makin pesat. Menurut data saat itu, ada 3 juta anggota PKI. Ditambah 3 juta anggota organisasi sayap di bawah PKI. Selain itu ada 20 juta simpatisan PKI. Angka yang bisa bikin partai politik mana pun keder.

Prestasi PKI saat itu tak bisa dilepaskan dari trio komunis muda, Dipa Nusantara Aidit, Mohamad Hatta Lukman dan Njoto. Aidit kemudian menjadi Ketua Central Comite, MH Lukman dan Njoto masing-masing menjadi wakil ketua I dan II.

Setelah peristiwa Madiun 1948, PKI hancur lebur. Aidit dan Lukman dikabarkan kabur ke luar negeri menuju Indochina. Tapi banyak juga yang menyebut keduanya hanya bersembunyi di dalam negeri.

Tahun 1954, Aidit, Lukman dan Njoto merebut kepemimpinan PKI dari para komunis tua semacam Alimin. Mereka membangun PKI yang sudah berantakan. Membuat terobosan, seperti pengkaderan, pendidikan, hingga menggaji pengurus partai secara profesional.

Hasilnya mengejutkan, PKI tak cuma bangkit. Di Pemilu 1955, mereka mencuri posisi empat besar.

PKI kemudian menjadi partai komunis nomor tiga terbesar setelah Uni Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok. Nama Aidit disejajarkan dengan tokoh komunis besar macam Mao Zedong dan Joseph Stalin. Aidit bahkan punya gelar kehormatan internasional.

"Tahun 1963, Aidit diangkat menjadi Ketua Kehormatan Lembaga Ilmu pengetahuan RRC. Dengan pengangkatan tersebut, menurut protokoler China, Aidit tidak lagi cuma dipanggil kawan Aidit, melainkan harus lengkap dengan kalimat 'Kawan Aidit yang Bijaksana'," demikian ditulis Julius Pour dalam Buku Gerakan 30 September, Pelaku, Pahlawan, Petualang terbitan Kompas.

Dengan perkembangan seperti itu, PKI menargetkan tahun 1970, mereka akan menjadi partai nomor satu di Indonesia. Apalagi kebijakan Soekarno yang makin menyeret Indonesia bermesraan dengan Uni Soviet dan RRC.

Tapi bukan berarti langkah Aidit akan mudah. Kekuatan Angkatan Darat berdiri tegak menghadang PKI.

Para perwira senior Angkatan Darat menggelar pertemuan membahas langkah politik mereka tanggal 13 Januari 1965. Salah satu isinya, AD berusaha menjauhkan PKI dari Soekarno. AD juga melihat kekuatan komunis adalah ancaman nyata.

Perkembangan selanjutnya, seperti sudah diketahui, Aidit nekat bergerak sendiri. Tanpa sepengetahuan anggota Politbiro, Aidit membawa PKI memasuki petualangan berujung maut. Aksinya menculik para jenderal Angkatan Darat menyeret PKI pada kehancuran. PKI dinista, dihujat, dan dibantai.

Kenapa Aidit berpikir pendek?

Banyak dugaan. Ada yang menyebut Aidit tak mau Angkatan Darat memukul PKI lebih dulu saat Soekarno sakit. Lalu ada provokasi Biro Chusus PKI pimpinan Sjam Kamaruzaman yang menyatakan militer pendukung PKI siap bergerak. Ada juga yang menyebut justru agen CIA bermain dalam peristiwa ini.

Teka-teki ini mungkin tak pernah terjawab.

Aidit tewas ditembak pasukan Kostrad hanya beberapa hari setelah G30S gagal. Keinginannya menjelaskan detil G30S pada presiden Soekarno tak pernah dikabulkan Jenderal Soeharto.

Berakhirlah nasib pria bernama asli Ahmad Aidit yang dulu di kampungnya sering diminta melantunkan azan ini.

Kematian Aidit adalah kehilangan besar bagi dunia komunis internasional. Dalam Buku Aidit: Dua Wajah Dipa Nusantara yang ditulis Tim Buku Tempo, Khusus untuk Aidit, Mao Zedong menulis puisi perpisahan untuk Aidit. Isinya penuh keharuan.

Tegap menghadap jendela dingin di ranting jarang

Tersenyum mendahului mekarnya berbagai kembang

Sayang wajah girang tak berwaktu panjang

Malahan gugur menjelang musim semi datang

Yang akan gugur, gugurlah pasti

Gerangan haruskah itu mengesalkan hati?

Pada waktunya bunga mekar dan gugur sendiri

Wanginya tersimpan menanti tahun depan lagi

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bak Masih Hidup, Video Pimpinan PKI DN Aidit Bicara Menjelaskan Perjalanan Hidupnya Direkayasa AI
Bak Masih Hidup, Video Pimpinan PKI DN Aidit Bicara Menjelaskan Perjalanan Hidupnya Direkayasa AI

D.N.Aidit merupakan salah satu tokoh komunisme di Indonesia. Tak banyak orang yang tahu perihal kehidupannya.

Baca Selengkapnya
Ini Pengakuan CIA Tentang Peristiwa G30S/PKI Tahun 1965
Ini Pengakuan CIA Tentang Peristiwa G30S/PKI Tahun 1965

Banyak spekulasi tentang keterlibatan CIA dan dinas rahasia AS dalam peristiwa G30S/PKI. Bagaimana sebenarnya?

Baca Selengkapnya
Pelarian DN Aidit: Sembunyi di Balik Lemari Berujung Ditembak Mati di Kebun Pisang
Pelarian DN Aidit: Sembunyi di Balik Lemari Berujung Ditembak Mati di Kebun Pisang

Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) D.N. Aidit jadi buronan Angkatan Darat. Lantaran PKI dicap sebagai dalang aksi Gerakan 30 September 1965.

Baca Selengkapnya
Foto Langka Jenderal A.H Nasution & Pemimpin PKI D.N Aidit, 'Ketawa Bareng, Habis Itu'
Foto Langka Jenderal A.H Nasution & Pemimpin PKI D.N Aidit, 'Ketawa Bareng, Habis Itu'

Foto langka Jenderal A.H Nasution dan D.N Aidit sukses mencuri perhatian. Terlihat dalam foto lawas tersebut keduanya saling tersenyum dan tertawa.

Baca Selengkapnya
Sjam Kamaruzaman & Rahasia Biro Chusus PKI di Balik G30S
Sjam Kamaruzaman & Rahasia Biro Chusus PKI di Balik G30S

Sjam Kamaruzaman disebut sebagai tokoh kunci Gerakan 30 September. Aksinya serba rahasia.

Baca Selengkapnya
Masyumi Partai Politik Bercorak Islam Era Demokrasi Liberal di Indonesia, Pernah Unggul dari Partai NU
Masyumi Partai Politik Bercorak Islam Era Demokrasi Liberal di Indonesia, Pernah Unggul dari Partai NU

Berawal dari organisasi Islam yang berada di bawah pengawasan pemerintah Jepang lalu berubah menjadi partai politik Islam masa Pemerintahan Soekarno.

Baca Selengkapnya
Tak Mengerti Politik, Satu Desa Nyaris 100% Pilih PKI, ini Penyebabnya
Tak Mengerti Politik, Satu Desa Nyaris 100% Pilih PKI, ini Penyebabnya

Hampir seluruh penduduk desa memilih PKI dalam Pemilu 1955. Padahal tak pernah ada kampanye di desa terpencil itu.

Baca Selengkapnya
Cerita Sjam Kamaruzaman Bocorkan Sepak Terjang Biro Chusus PKI di Balik G30S
Cerita Sjam Kamaruzaman Bocorkan Sepak Terjang Biro Chusus PKI di Balik G30S

Dalam film G30S/PKI, sosoknya digambarkan misterius. Asap rokok tak berhenti mengepul saat rapat. Kehadirannya dalam persiapan penculikan tampak sangat dominan.

Baca Selengkapnya
Alimin bin Prawirodirjo, Tokoh PKI yang Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional Indonesia
Alimin bin Prawirodirjo, Tokoh PKI yang Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional Indonesia

Seorang tokoh pergerakan nasional asal Surakarta ini terlibat aktif dalam pergerakan nasional Indonesia dan organisasi politik.

Baca Selengkapnya
Foto Langka Suasana Mencekam Jakarta Usai Penculikan para Jenderal di Tragedi G30S, TNI dengan Tank Kuasai Ibu Kota & Buru PKI
Foto Langka Suasana Mencekam Jakarta Usai Penculikan para Jenderal di Tragedi G30S, TNI dengan Tank Kuasai Ibu Kota & Buru PKI

Simak foto langka suasana di Jakarta usai tragedi G30S. Banyak tank berkeliaran memburu anggota PKI.

Baca Selengkapnya
Perintah Rahasia Letjen Soeharto ke Kostrad: Lindungi Mahasiswa yang Berdemo
Perintah Rahasia Letjen Soeharto ke Kostrad: Lindungi Mahasiswa yang Berdemo

Militer ada di belakang aksi-aksi mahasiswa pasca G30S/PKI. Ini pengakuan para jenderal saat itu.

Baca Selengkapnya
FOTO: Peringati Tragedi Kudatuli 1996, Massa PDIP Geruduk Kantor Komnas HAM
FOTO: Peringati Tragedi Kudatuli 1996, Massa PDIP Geruduk Kantor Komnas HAM

Mereka mendesak Komnas HAM menetapkan peristiwa penyerbuan kantor DPP PDI sebagai pelanggaran HAM berat.

Baca Selengkapnya