Kisah 2 sahabat difabel jualan kerupuk tempuh puluhan kilo di Malang
Merdeka.com - Terik jalanan tidak dirasakan oleh dua sahabat sejati, Sugeng Wahyudi dan Agung Widyantono. Keduanya bekerja sama menyusuri panas aspal sepanjang puluhan kilometer demi mendapatkan nafkah hidup.
Sugeng dan Agung memang harus bersama-sama untuk bisa menjajakan kerupuk rasa udangnya. Karena Sugeng sejak kecil mengalami kebutaan, sementara Agung pun mengalami kelumpuhan. Keduanya memadukan kelebihan masing-masing untuk bisa berjalan dan berjualan.
"Mas Sugeng sing boten ketingal blas, nek kulo sanget, tapi kulo mboten saget mlampah. (Mas Sugeng yang tidak bisa melihat sama sekali, kalau saya tidak bisa melihat tapi tidak bisa berjalan)," kata Agung saat ditemui tengah menyusuri jalanan di Desa Kebonagung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Selasa (7/2).
-
Dimana kerupuk banjur dijual? Biasanya makanan ini banyak dijual di pinggir-pinggir jalan, termasuk pasar tradisional wilayah Cililin.
-
Bagaimana Kedai Kopi Berbagi berdayakan disabilitas? 'Kopi Berbagi itu mempunyai misi yaitu untuk berbagi kepada sesama. Salah satunya dengan kawan-kawan disabilitas yang kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Kami ajak bergabung untuk terlibat dalam pembuatan kopi, memasak, dan lainnya,' kata Dike.
-
Apa arti lomba makan kerupuk saat ini? Meski lomba kerupuk adalah hiburan di masa sekarang, namun hal ini juga sebagai simbol persatuan agar masa sulit tidak terulang.
-
Kenapa tengkulak dari Malang dan Batu beli apel di Pasuruan? Mengutip berbagai sumber, para tengkulak dari Kota Malang dan Batu banyak yang beli apel di sini. Mereka kemudian mengatakan bahwa apel itu adalah apel Malang.(Foto: freepik aleksandarlittlewolf)
-
Mengapa Mela memutuskan untuk berjualan kerupuk? Kondisi yang belum stabil secara ekonomi itu mendorong Mela untuk mencoba mencari pemasukan tambahan. Ia lantas berjualan kerupuk yang diberi bumbu dan dijual di koperasi sekolah.
-
Kenapa orang berbagi takjil? Berbagi takjil bisa dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai rezeki lebih di bulan Ramadan dan ingin berbagi. Biasanya, mereka termotivasi oleh suatu hal yang dapat meningkatkan rasa solidaritas mereka terhadap sesama.
Sejak usia anak-anak, penglihatan Sugeng sudah mengalami kebutaan. Kendati begitu, anggota tubuhnya yang lain tidak mengalami persoalan.
Sementara Agung mengalami persoalan pada kedua kakinya yang tidak sempurna. Kakinya tidak mampu menahan beban tubuh sehingga hanya bisa duduk di atas kursi roda.
Dua sahabat lumpuh dan buta di malang ©2017 Merdeka.com/darmadi sasongko
Agung pun akhirnya berfungsi sebagai mata bagi Sugeng yang membawanya berkeliling. Agung sekaligus mengendalikan kemudi dari kursi roda yang sudah dimodifikasi. Karena kelengkapan penglihatan Agung juga menjadi kasir yang melayani para pembeli.
Sementara Sugeng mendorong kursi roda yang diduduki dan dikemudikan oleh Agung. Tenaga Agung cukup kuat untuk melangkah ke manapun, hingga kerupuk dagangannya habis terbeli.
Selama berjualan, keduanya hanya membawa satu karung plastik kerupuk yang diletakkan di belakang sandaran kursi roda. Perjalanan dimulai dari tempat tinggalnya di Kawasan Bandulan, Kota Malang menuju arah Kepanjen, Kabupaten Malang.
"Hanya Rp 10 ribu per bungkus," kata Sugeng.
Sugeng mengaku berasal dari Blitar dan Agung dari Semarang, Jawa Tengah. Keduanya bertemu saat belajar di Yayasan Bhakti Luhur Kota Malang. Keduanya sudah satu tahun menjajakan kerupuk bersama.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setiap harinya mereka membawa 15 bungkus jajanan yang dijual 10 ribu satu bungkusnya
Baca SelengkapnyaKusnadi pernah terpuruk hingga tak percaya diri. Tak lama, ia berhasil bangkit dan memilih mengembangkan usaha bersama agar tidak bergantung ke orang lain.
Baca SelengkapnyaPak Alam berjualan tisu keliling dari Cikarang ke Jakarta. Ia naik kereta bersama putranya Sultan.
Baca SelengkapnyaIa rela jauh-jauh dari Jakarta ke Pelabuhan Ratu untuk bertemu sahabatnya yang kini jualan kue pancong.
Baca SelengkapnyaVideo ini diunggah @itanrjh21 dan menjadi viral di tiktok.
Baca SelengkapnyaSontak saja, aksi teman-temannya tersebut banjir pujian warganet.
Baca SelengkapnyaMomen jenderal bintang dua TNI borong sepatu pedagang disabilitas dan dibagikan ke semua orang.
Baca SelengkapnyaViral kisah haru perjuangan lansia berusia 80 tahun bersama anaknya ODGJ. Ia berjualan dengan membawa sang anak.
Baca SelengkapnyaKetidaksempurnaan fisik tak menjadi halangan bagi pasutri ini untuk produktif. Keduanya sukses berbisnis sablon dan jadi atlet profesional.
Baca SelengkapnyaMereka tak pernah membayangkan akan jadi pengusaha camilan.
Baca SelengkapnyaKeluarga ini punya semangat tinggi untuk belajar dan berjejaring
Baca SelengkapnyaKakek ini diketahui berjualan di sekitar GBLA, Bandung.
Baca Selengkapnya