Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah 4 saudara di Tegal kerancuan kelamin dan butuh bantuan

Kisah 4 saudara di Tegal kerancuan kelamin dan butuh bantuan Empat bersaudara kelainan gen. ©2015 Merdeka.com/parwito

Merdeka.com - Empat bersaudara anak pasangan Torikin (42) dan Seni (37), warga Desa Sokasari, Bumijawa, Kabupaten Tegal, yang mengalami kerancuan kelamin atau 'ambigus genitalia'. Kini keempat anak itu ditangani oleh Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) di bawah pengelolaan Undip Kota Semarang, Jawa Tengah.

Keempatnya yang masing-masing berusia 19 tahun, 12 tahun, empat tahun, dan dua tahun itu, didampingi kedua orang tuanya, dan perangkat desa setempat mendatangi Fakultas Kedokteran Undip Semarang, Kamis (12/3) lalu.

Menurut Ketua Tim Penyesuaian Kelamin yang juga Direktur Centre for Biomedical Research, Fakultas Kedokteran Undip, Prof Sultana MH Faradz, apa yang dialami ke empat bersaudara itu kerancuan kelamin. Kerancuan yang dimaksud, kata dia, mereka secara genetik adalah perempuan dengan bentuk kelamin menyerupai vagina, namun bagian klitorisnya membesar yang menyerupai penis seperti kelamin laki-laki.

"Kasus ini sebenarnya sudah kami tangani sejak 2011 lalu, namun ada penambahan pasien, yakni anak bungsu pasutri asal Tegal itu yang juga mengalami kerancuan kelamin. Jadi, bukan berkelamin ganda," katanya.

Meski ke empat bersaudara itu secara genetik adalah perempuan, namun dua di antaranya, yakni yang berusia 12 dan 14 tahun secara identitas dan penampilan, serta diperlakukan seperti layaknya laki-laki.

Sultana yang juga Pembantu Rektor IV Undip itu menjelaskan hasil laboratorium ke empat bersaudara itu diperoleh hasil genetik perempuan XX, tetapi identitasnya tetap, ada yang laki-laki dan perempuan.

Dia menjelaskan gangguan Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH) atau kelainan genetik yang dialami ke empat bersaudara itu menurun dibawa si ayah dan ibunya meski tidak melulu kelainan genetik itu menurun.

Lalu bagaimana kasus ini bisa terjadi? berikut rangkumannya:

Payudara mengecil suara membesar dan kumis serta jambang

Direktur Centre for Biomedical Research, Fakultas Kedokteran Undip, Prof Sultana MH Faradz, mengatakan biasanya penderita Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH) memiliki hormon laki-laki atau androgen yang lebih dominan dibanding hormon perempuan yang disebabkan kelainan pada kelenjar anak ginjal.Dari hasil pemeriksaan terhadap Torikin (42) dan Seni (37), mereka ternyata memiliki 10 anak, namun empat di antaranya sudah meninggal dunia."Sebenarnya, pasutri asal Tegal itu memiliki 10 anak. Namun, empat anak di antaranya meninggal dunia. Dari enam anak, empat di antaranya mengalami kerancuan kelamin. Sementara dua anak normal," katanya.Dia menduga keempat anak pasangan T dan S asal Tegal yang meninggal dunia itu dimungkinkan mengalami kelainan genetik sama yang dibawa oleh ayah dan ibunya, namun sudah akut dan tidak terobati."Kedua orang tuanya tidak memiliki hubungan saudara. Namun, keduanya ternyata sama-sama membawa gen tersebut. Bahkan, sepupu atau kakak dari si ibu (S, red.) juga membawa hal yang sama," tukas Sultana.Sementara itu, Torikin, ayah empat bersaudara yang mengalami kerancuan kelamin itu mengaku mendapatkan undangan dari Rumah Sakit (RS) Nasional Diponegoro untuk melakukan kontrol atau pengecekan."Saya bawa lima anak saya ke sini. Tiga di antaranya dinyatakan mengalami gangguan CAH, sementara dua lainnya normal. Anak sulung saya yang sekolah di luar kota juga dinyatakan mengalami CAH," katanya.Jadi, kata dia, ada empat anaknya yang dinyatakan mengalami gangguan CAH, antara lain ditandai dengan mulai menghilangnya payudara, suara yang berubah besar, dan tumbuhnya kumis dan jambang.

Orangtua bingung perlakukan empat anaknya

Torikin (42) dan Seni (37) yang merupakan kedua orangtua empat anak yang mengidap penyakit kerancuan kelamin sejak dilahirkan, sempat bingung memperlakukan anaknya sehari-hari. Mereka bingung memperlakukan sebagai laki-laki atau perempuan kepada anak-anaknya itu.Torikin mengaku setelah dilakukan musyawarah bersama keluarga besarnya dan istrinya Seni, mereka menyepakati untuk memperlakukan ke empat anaknya sebagai laki-laki. Sehingga, meski mempunyai kelainan pada bagian kelamin ganda, keduanya mengenakan pakaian layaknya sebagai anak laki-laki."Awalnya bingung menentukan kelamin ke tiga anaknya saya. Namun akhirnya keluarga sepakat memperlakukan anak-anaknya sebagai laki-laki dalam pergaulan di lingkungannya," ungkapnya saat dihubungi merdeka.com melalui handphone milik kakaknya Ulumudin Sabtu (4/3).

Kerancuan kelamin bisa disembuhkan tapi obatnya mahal

Kasus kerancuan kelamin atau 'ambigus genitalia' yang menimpa empat anak pasangan keluarga Torikin (42) dan Seni (37) asal Kabupaten Tegal, Jawa Tengah bisa disembuhkan. Syaratnya, ke empat anak tersebut harus mengonsumsi obat secara rutin.Berdasarkan data dari Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND), dari 800 penderita penyakit kelamin yang pernah ditangani, 70 di antaranya terkena Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH), dan ada satu pasien yang bisa sembuh total hingga menikah dan punya keturunan.Namun yang masih menjadi kendala yaitu keberadaan obat yang digunakan untuk menyembuhkan si penderita tidak diproduksi di Indonesia. Obat ini harus didatangkan dari Belanda."Kami pernah mengusulkan Menteri Kesehatan untuk memenuhi obat ini di Indonesia, dan akhirnya tahun ini janjinya sudah terpenuhi, namun penyediaan obat bernama Hydro-Cortison bisa tergolong masih dalam keadaan darurat, karena hanya tersedia di RSCM. Sehingga jika penderita ingin mendapatkan obat tersebut harus ke sana," ujar Direktur Cebior (Centre for Biomedical Research) RSN Diponegoro, Sultana MH Faradz saat ditemui wartawan Sabtu (14/3) di RSDN Kompleks Kampus Undip Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah.Sultana menjelaskan, persediaan obat kerancuan kelamin yang masih terbatas dan diimpor langsung dari Belanda mengakibatkan harganya menjadi mahal."Yang perlu diekspose adalah pengobatannya. Penyakit ini adalah three table diseas, penyakit yang bisa diobati. Tetapi obatnya tidak tersedia di Indonesia. Sehingga kami selama ini sudah lebih dari lima tahun mendapatkan droping obat dari Belanda. Kita bagikan kepada mereka. Hanya karena import, special akses sehingga hanya tersedia di RSCM. Harganya masih mahal, padahal obat murah karena import ini yang harus di ekspose di media. Pemerintah perlu menyadari bahwa ini penting untuk diproduksi di Indonesia," ungkapnya.Selain itu, Sultana menuturkan, setiap 3 bulan sekali si penderita penyakit mematikan itu harus rajin kontrol ke RSND guna dilakukan pengecekan tentang perkembangan penyakit yang dideritanya itu. Pihak RSND kini tengah memantau perkembangan dari 4 anak Torikin tersebut, sehingga mereka diperbolehkan pulang ke rumahnya.

4 Anaknya mengalami kerancuan kelamin, keluarga ini butuh bantuan

Kakak Torikin yang juga perangkat Desa Sukosari, Ulumudin yang sempat ikut mengantar keluarga tersebut ke Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Kota Semarang mengatakan saudaranya tersebut secara financial juga memerlukan bantuan dari berbagai pihak untuk melakukan operasi."Kejadian ini berulang seperti yang dialami warga kami dua tahun yang lalu. Kondisi warga sangat tidak mampu. Dulu, untuk memeriksakan ke tiga anak ini, paling tidak kami butuh dana minimal 1,5 juta setiap datang ke RS Kariadi Semarang. Dan kami cari ke sana kemari untuk memenuhi kebutuhan tersebut," papar Ulumudin, Sekretaris Desa atau biasa disebut Carik oleh warga sekitar ini.Ulumudin berharap berbagai pihak, terutama pemerintah bisa membantu kasus warga sekaligus keluarganya ini."Kami berharaplah, pemerintah bisa memberikan bantuan dan perhatiannya terkait kejadian yang kami alami ini. Kasihan Mas Torikin karena dari golongan orang tidak mampu. Kerjanya hanya sebagai buruh tani dan serabutan. Sementara istrinya Seni hanya di rumah saja mengurusi anak-anaknya," tuturnya. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Pilu Gadis di Surabaya: Mengadu Dicabuli Kakak, Malah Digilir Ayah Kandung dan 2 Paman
Kisah Pilu Gadis di Surabaya: Mengadu Dicabuli Kakak, Malah Digilir Ayah Kandung dan 2 Paman

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono menyatakan, keempat pelaku sudah ditangkap pihaknya.

Baca Selengkapnya
Gadis Disabilitas Dihamili Paman saat Mengungsi Akibat Tanah Longsor
Gadis Disabilitas Dihamili Paman saat Mengungsi Akibat Tanah Longsor

Kasus itu mengemuka setelah korban berperilaku tak biasa. Kondisinya kerap gelisah dan kerap ketakutan.

Baca Selengkapnya
Kisah Pilu Bocah 7 Tahun di Bali, Dicabuli Kakek-Paman hingga Tertular Penyakit Kelamin
Kisah Pilu Bocah 7 Tahun di Bali, Dicabuli Kakek-Paman hingga Tertular Penyakit Kelamin

Ketiga pelaku kini ditahan di Rutan Mapolres Buleleng.

Baca Selengkapnya
Terduga Pemerkosa Gadis Keterbelakangan Mental hingga Hamil di Banyuasin Bertambah Jadi 10 Orang
Terduga Pemerkosa Gadis Keterbelakangan Mental hingga Hamil di Banyuasin Bertambah Jadi 10 Orang

Terduga pemerkosa gadis keterbelakangan mental hingga hamil enam bulan asal Banyuasin, Sumatera Selatan, IN (23), bertambah menjadi 10 orang.

Baca Selengkapnya
Kakak Adik Disabilitas di Purworejo Jadi Korban Pencabulan, Ini Penjelasan Polisi
Kakak Adik Disabilitas di Purworejo Jadi Korban Pencabulan, Ini Penjelasan Polisi

Nasib tragis dialami dua kakak beradik disabilitas di Purworejo. Keduanya jadi korban pencabulan oleh tiga pelaku.

Baca Selengkapnya
Bocah 13 Tahun Dicabuli Kakek Kandung dan Tetangganya
Bocah 13 Tahun Dicabuli Kakek Kandung dan Tetangganya

Pelaku berusia 70 tahun itu sudah tetapkan sebagai tersangka

Baca Selengkapnya
Digilir 8 Pemuda Selama Hampir Satu Tahun, Gadis Keterbelakangan Mental di Banyuasin Hamil 6 Bulan
Digilir 8 Pemuda Selama Hampir Satu Tahun, Gadis Keterbelakangan Mental di Banyuasin Hamil 6 Bulan

Prengki menyebut sebelumnya sudah dilakukan mediasi dengan beberapa terlapor.

Baca Selengkapnya
2 Gadis Kembar di Banyuasin Diperkosa Ayah Kandung sejak Tahun 2012, Terbongkar Setelah Ibu Dipukuli Pelaku
2 Gadis Kembar di Banyuasin Diperkosa Ayah Kandung sejak Tahun 2012, Terbongkar Setelah Ibu Dipukuli Pelaku

Perkosaan terjadi sejak gadis kembar itu berusia 9 tahun. Perbuatan bejat itu sudah tak terhitung berapa kali karena hampir setiap pekan terjadi.

Baca Selengkapnya
Om dan Kakek di Depok Cabuli Cucunya, Nenek Korban Tahu Tetapi Membiarkan
Om dan Kakek di Depok Cabuli Cucunya, Nenek Korban Tahu Tetapi Membiarkan

Korban dari kebejatan para pelaku itu ada 4 orang anak.

Baca Selengkapnya
Tragis! Lansia di Bandung Barat Lecehkan Keponakannya Berstatus Disabilitas hingga Hamil
Tragis! Lansia di Bandung Barat Lecehkan Keponakannya Berstatus Disabilitas hingga Hamil

korban mengalami pelecehan seksual oleh pelaku selama kurun waktu enam bulan

Baca Selengkapnya
Korban Pencabulan Satu Keluarga dengan Modus Syarat Masuk Kuda Lumping Bertambah
Korban Pencabulan Satu Keluarga dengan Modus Syarat Masuk Kuda Lumping Bertambah

Korban pertama diperkosa beberapa kali oleh para tersangka.

Baca Selengkapnya
Satu Keluarga Ditangkap usai Perkosa Bocah SMP di Musi Rawas, Bagaimana Nasib Anak Tersangka yang Hidup Sendiri?
Satu Keluarga Ditangkap usai Perkosa Bocah SMP di Musi Rawas, Bagaimana Nasib Anak Tersangka yang Hidup Sendiri?

Nasib malang dialami H, bocah SMP yang harus tinggal sebatang karena keluarganya menjadi tersangka pemerkosaan bocah SMP,

Baca Selengkapnya