Kisah Aiptu Prapto, beramal dengan cara gratiskan soto setiap Jumat
Merdeka.com - Ada banyak cara dilakukan untuk berbagi dan beramal kepada orang lain yang membutuhkan. Salah satu contohnya seperti yang dilakukan anggota Provost Sie Propam Polrestabes Semarang, Aiptu Suprapto (45).
Prapto Black, panggilan akrab pria berkelahiran Grobogan, 1 Februari 1971 ini beramal dengan cara setiap hari Jumat menggratiskan soto di 'Warung Soto Seger Lawang Sewu' miliknya yang terletak di Jalan Simpang, Kelurahan Sekayu, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Cara beramal Brigadir Prapto Black ini sudah setahun dilakoninya bersama istri tercinta, Eny Sulistiyati (45), yang dinikahinya 20 tahun lalu. Setiap Jumat, pembeli yang datang ke warungnya mendapatkan satu mangkuk soto gratis ditambahkan tempe goreng dan satu tusuk sate berbagai jenis seperti sate kerang, sate daging dan kulit ayam dan sate jeroan ayam. Padahal satu porsi Soto beserta lauk sate dan tempe seharga Rp 13 ribu.
-
Siapa pendiri Nasi Gratis Jogja? Komunitas itu didirikan oleh Veronica Christamia, seorang pegiat sosial di Yogyakarta.
-
Dimana warung soto ini? Di Kota Semarang, ada warung soto yang unik.
-
Kapan Sertu Sarijo berjualan sate? 'Saya buka dari jam setengah lima sampai malam,' terangnya.
-
Kenapa Sertu Sarijo jualan sate? Dengan berjualan sate keliling, Sarijo rupanya ingin menjalin persaudaraan sekaligus silaturahmi ke warga setempat.
-
Apa itu soto ayam? Nggak bisa dipungkiri, soto ayam adalah salah satu makanan favorit yang nagih banget.
-
Kenapa Lettu Inf Agus Prayogo berbagi nasi bungkus di jalanan? Sebagai wujud rasa syukur, Lettu Agus Prayogo berbagi rezeki lewat nasi bungkus kepada setiap orang yang dijumpainya.
"Kalau hari-hari biasa kami menjual satu porsi soto beserta lauk itu seharga Rp 13 ribu. Tapi kalau hari Jumat kami gratiskan bagi para konsumen. Hanya menu soto saja karena awal kami berjualan menu soto itulah tempat kami mendapatkan rezeki," ungkap Prapto Black saat ditemui di Warung Soto Seger yang ada di belakang Museum Lawangsewu Kota Semarang Jumat (13/1).
Aiptu Suprapto ©2017 merdeka.com/parwito
Kenapa Prapto Black memilih hari Jumat untuk menggratiskan sotonya? Ayah empat anak itu beralasan, berdasarkan pengalaman, masukan dan nasehat dari beberapa ulama dan kiai, hari Jumat adalah hari yang penuh dengan berkah dan hidayah. Sehingga, Prapto Black memutuskan untuk membagikan menu soto di warungnya secara gratis dan tidak membayar.
"Pilih hari Jumat karena Jumat adalah hari berkah bagi setiap umat," tuturnya.
Pada sang istri, Prapto Black kemudian menceritakan diniatnya menggratiskan soto setiap Jumat. Setahun yang lalu, dia pernah merasakan jika setiap hari warungnya sepi pembeli. Apalagi, warungnya semula di awali di Kompleks Pujasera Museum Lawangsewu dirintisnya 10 tahun lalu berpindah di belakang Lawangsewu. Berpindahnya warung sotonya itu membuat Prapto Black kehilangan pelanggan.
"Dulu di Pujasera Lawangsewu, tapi karena digusur terus kita pindah di sini di belakang Museum Lawangsewu. Waktu itu agak sepi. Tapi berkat dengan ketelatenan, keuletan dan kesabaran kita, kini warung kami ramai kembali pelanggannya," ujarnya.
Merasa kembali ramai, kemudian Prapto Black berpikir untuk beramal sebagai ucapan syukur dengan cara membagi-bagikan semangkuk soto serta lauknya. Langkah ini dilakukan Prapto Black untuk menyisihkan sebagian rezekinya supaya diberikan kelancaran dan kemudahan selama berjualan soto di warungnya itu. Termasuk menempeli warungnya dengan tulisan 'Gratis Nasi Soto Setiap Hari Jumat' di dua sudut warung yang dominan dengan warna putih dan terlihat bersih dari warung lainnya.
"Awalnya, pas waktu warung soto masih di Lawangsewu, setelah Salat Jumat kita bagikan nasi kotak keliling di Pasar Bulu, Tugu Muda dan sekitarnya. Kemudian, kalau setiap hari Rabu dan Kamis, saya bersama istri membuat selebaran kalau setiap hari Jumat soto kita gratis. Saya bagikan ke tukang becak, penyapu jalan dan lain-lainya di sekitar dekat warung saya ini. Lama-lama, sampai sekarang ini banyak yang sudah tahu," terangnya.
Sampai saat ini, Warung Soto Seger Lawangsewu milik Prapto Black berkembang dan menunjukkan kemajuan. Bahkan, menu yang disajikan untuk para pembeli di hari-hari biasa bertambah.
"Dalam seharinya setiap hari Jumat, saya gratiskan dan habiskan satu dandang soto yang bisa dinikmati sekitar 250 porsi. Alhamdulillah sampai sekarang ini saya diberikan kelancaran dan kemudahan dalam mencari rezeki. Tidak hanya menu soto yang saya jual. Tapi ada menu-menu lain," pungkasnya.
Aiptu Suprapto ©2017 merdeka.com/parwito
Ditambahkan Eny Sulistiyati, istri Prapto, selama mengelola warung soto itu, dia dan suami suaminya selalu mengutamakan kerja sama, saling pengertian dan saling berbagi tugas. Jika suaminya berdinas di Polrestabes Semarang, dia yang selalu menunggui warung beserta keempat karyawanya. Biasanya, kata dia, Prapoto-lah yang bertugas berbelanja ke pasar sebelum berangkat bertugas di Mapolrestabes Semarang.
"Kuncinya kerjasama, pengertian. Kalau bapak (Prapto Black) bertugas saya yang nunggu warung. Kalau anak-anak libur ya anak-anak yang ikut jaga warung. Soalnya bapak khan harus bertugas di Polrestabes Semarang," cerita Eny.
Sampai kini, dari hasil penjualan soto, mereka telah membesarkan keempat anak mereka, Nabila Ayu Mahardika (19), Melati Asa Edinia (14), Lintang Aura Rahma (9) dan Aqila Dewi Sinar Aulia (8). Anak pertamanya, Nabila Ayu, kini sudah duduk di bangku kuliah Fakultas Kedokteran Unisula Kota Semarang, Jawa Tengah.
Murni (45), salah seorang pembeli soto di warung soto Prapto Black mengaku sudah empat bulan menjadi pelanggan tetap di Warung Soto Seger Lawangsewu Semarang. Menurutnya, selain harganya lebih murah, pelayanan dan rasa sotonya tidak kalah dengan soto-soto lainnya yang terkenal.
"Selain murah juga pelayanannya dan rasa sotonya seger dan enak," ungkapnya.
Aiptu Suprapto ©2017 merdeka.com/parwito
Murni mengaku, sempat kaget dengan ide Prapto menggratiskan soto dagangannya. Tapi akhirnya dia selalu menyempatkan diri setiap Jumat untuk mampir.
"Saya kaget saja. Nggak percaya kalau setiap hari Jumat menu khusus sotonya di gratiskan," puji Murni.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sertu Warsito memperlihatkan sikap sebagai prajurit sejati dalam membantu masyarakat. Prajurit Babinsa itu menggagas kegiatan Panen Subuh dan Khitan Gratis.
Baca SelengkapnyaKegigihan terpancar dari kehidupan seorang prajurit bernama Sertu Sarijo. Usai berdinas, dia tak berdiam diri atau sekadar beristirahat.
Baca SelengkapnyaMasih ada kedai makan yang murah dan berkualitas di Kota Tangerang
Baca SelengkapnyaMenariknya, ponpes miliknya dibangun atas gajinya sendiri.
Baca SelengkapnyaAipda Purnomo dikenal senang membantu masyarakat sekitar, termasuk pria paruh baya yang sedang mencari rongsokan di jalan ini.
Baca SelengkapnyaSeorang pedagang bakso asa Wonogiri merinding saat dagangannya diborong.
Baca SelengkapnyaYayasan Griya Warada Banten yang memiliki arti Rumah Kasih Sayang didirikan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU 0016138, AH.01.04, TAHUN 2024
Baca SelengkapnyaKasubbagsumda Bagrenmin DivPropam Polri, AKBP Harto Agung Cahyono mengatakan, kegiatan sosial ini merupakan inisiasi Kadiv Propam Polri
Baca Selengkapnya. Baginya, konsep sedekah di dalam warung amal itu juga dapat membangun kebaikan dan sifat rendah hati.
Baca SelengkapnyaNostalgia ala Wakapolri Komjen Agus Andrianto, rela jalan kaki demi menikmati sarapan khas kampung halamannya dulu.
Baca SelengkapnyaAksi mulia personel Polsek Samarinda Ulu, Bripka Joko Hadi Aprianto menarik perhatian pimpinan Polri.
Baca SelengkapnyaWarung soto itu merupakan usaha keluarga yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Baca Selengkapnya