Kisah Anak Buah Noordin M Top Disambangi Ganjar Pranowo Bahas Reintegrasi Sosial
Merdeka.com - Machmudi Hariono alias Yusuf nampak sibuk menyiapkan tempat di rumahnya, Gisikdrono RT4/13 Kecamatan Semarang Barat, Kamis (4/3/2021). Didampingi beberapa warga, mantan narapidana terorisme itu begitu cekatan menata kursi serta membersihkan kolam-kolam lele yang ada di depan rumahnya.
Tidak biasanya Yusuf melakukan itu, apalagi sampai dibantu beberapa warga. Namun pagi itu ia nampak sibuk, karena mendengar Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo akan singgah ke rumahnya.
Tepat pukul 07.15 WIB Ganjar tiba di lokasi itu. Sambil gowes pagi, Ganjar menyempatkan mampir ke kediaman Yusuf yang juga Ketua Yayasan Persadani, yayasan yang menaungi eks napiter di Jawa Tengah.
-
Bagaimana pelaku ditangkap? Pelaku ditangkap di tempat dan waktu berbeda. Pelaku LL warga Kelurahan Kefamenanu Selatan ditangkap di Weain, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka pada Selasa (18/10) kemarin.
-
Siapa yang ditangkap saat menempatkan bahan peledak? Sejarahnya dimulai dari peristiwa 5 November 1605 O.S., saat Guy Fawkes, seorang anggota Gunpowder Plot atau Plot Bubuk Mesiu, ditangkap saat menempatkan bahan-bahan ledak di bawah ruangan Dewan Bangsawan.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Bagaimana cara pelaku melancarkan aksinya? Untuk memuluskan aksinya, NUG, HS, dan DK melakukan panggilan darurat ke Mako Damkar Induk Sleman.
-
Siapa yang ditangkap? Personel Brimob menangkap pria berinisial I, P, G yang diduga sebagai pemakai dan WA sebagai bandar dan perempuan N sebagai pemakai pada Rabu (19/6) dini hari.
Di tempat tersebut, Ganjar langsung ngobrol gayeng bersama Yusuf terkait proses reintegrasi sosial yang dilakukannya. Kepada Ganjar, mantan anak buah Noordin M Top yang pernah dihukum 10 tahun itu mengatakan bahwa ternak lele adalah cara untuk memuluskan proses reintegrasi sosial itu. Dengan cara itu, Yusuf dan beberapa rekan eks napiter di Semarang bisa dengan mudah diterima oleh masyarakat.
"Secara kejadian, saya dulu ditangkap di daerah sekitar sini. Saat itu masyarakat juga gempar, sehingga hari ini saya kembali ke sini dan menjadi warga sini sekaligus bertanggungjawab memulihkan rasa was-was di tengah masyarakat. Ini sebagai tanggungjawab moral saya pribadi," kata Yusuf.
Yusuf yang ditangkap karena menyembunyikan bahan peledak hampir 1 ton itu mengatakan, proses reintegrasi sosial dengan cara ternak lele ternyata efektif. Dengan cara itu, ia bisa diterima masyarakat dan bahkan banyak yang menjadikannya sebagai rujukan setiap ada kejadian terorisme.
"Saya juga selalu mengingatkan agar masyarakat tidak terpengaruh pada ajakan-ajakan yang bersifat radikalisme dan terorisme. Apalagi, ajaran itu sekarang banyak di media sosial. Harus ada langkah preventif agar terhindar dari paham-paham radikal itu," jelasnya.
Tak jarang lanjut Yusuf, masyarakat bertanya tentang pengalamannya menjadi bagian dari gerakan terorisme dan upaya untuk mencegahnya. Melalui obrolan santai, ia menjelaskan dengan pelan dan narasi yang mudah diterima masyarakat.
"Kalau ketemu di warung, sambil lesehan ada yang tanya soal itu, saya jelaskan pelan-pelan. Intinya jangan sampai masyarakat terbawa pada image dan praduga mereka, saya berikan titik terang untuk memahami. Ternak lele ini, salah satu cara saya memudahkan berkomunikasi dengan warga," katanya.
Ia meminta masyarakat berhati-hati dengan masifnya penyebaran paham radikal dan terorisme itu. Sebab, pengaruh paham itu sekarang sangat mudah disebarkan melalui medsos.
"Harus lebih waspada, siapapun dan dimanapun bisa terkena paham ini. Jadi harus memproteksi diri dengan memperbanyak narasi. Saya sendiri akan berusaha menjelaskan hal-hal itu, sehingga pencegahan bisa kita lakukan," tutupnya.
Ganjar sendiri mengacungi jempol langkah reintegrasi sosial yang dilakukan Yusuf dan eks napiter lain di Jawa Tengah. Menurutnya, mereka bisa menjadi rujukan sekaligus duta perdamaian di tempatnya masing-masing.
"Ini keren ya, apalagi caranya bagus, ada kreativitas yang dibangun. Di Genuk ada ternak lele, di sini jua sama, di Solo ada warung soto. Dengan cara-cara itu, maka penerimaan masyarakat akan jadi baik," ucapnya.
Para eks napiter ini lanjut Ganjar bisa menjadi rujukan atau duta perdamaian untuk masyarakat. Sambil ngobrol, mereka bisa menjelaskan tentang bahaya paham radikalisme dan terorisme.
"Sambil guyon mereka bisa menjelaskan, saat ada masyarakat tanya tentang kejadian terorisme yang masih terjadi. Sekarang kalau ada cerita-cerita itu, kawan-kawan ini jadi narasumber. Ini cara bagus, sehingga penerimaan masyarakat juga bagus. Apalagi mereka juga caranya menarik, elegan sekaligus produktif karena mengembangkan bisnis untuk mereka dan warga sekitar," pungkasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Langkah ini bertujuan untuk membantu perekonomian sekaligus menekan berkembangnya pemahaman terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMentan Syahrul Yasin Limpo meraih penghargaan dari Liputan6 di bidang pertanian.
Baca SelengkapnyaPembagian lele secara gratis diharapkan bisa menurunkan angka stunting di desa tersebut
Baca SelengkapnyaAda banyak sayur dan buah yang tersedia di atap rumahnya
Baca SelengkapnyaGawai, busur panah dan anak panah disita Densus dari sebuah rumah di Sukoharjo
Baca SelengkapnyaBrisket produksi pemuda ini berhasil tembus pasar internasional.
Baca SelengkapnyaSaat bertugas, polisi bernama Yohanes Dede ini tampak mentraktir nasi padang kepada para tahanan lapas.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Genteng Wetan Kabupaten Banyuwangi ini berhasil membuktikan bahwa lingkungan yang bersih bisa mendatangkan cuan
Baca SelengkapnyaKetersediaan bahan baku lele yang melimpah serta kandungan gizi yang baik membuat usaha tersebut terus berkembang.
Baca SelengkapnyaInovasi stik tulang lele ini lahir dari banyaknya limbah tulang lele di tempat usaha abonnya
Baca SelengkapnyaMelihat ayam ternaknya panen telur sontak membuat sang panglima TNI senang bukan main.
Baca SelengkapnyaLetkol Inf Dedy Pungky ternyata pernah pelihara monster afrika di tanah Papua. Simak informasinya.
Baca Selengkapnya