Kisah anak tukang becak lulus dengan IPK 3,96 di Unnes
Merdeka.com - Mugiyono yang berprofesi sebagai tukang becak di Kelurahan Langenharjo, Kendal, mungkin jadi orang paling bahagia karena anaknya, Raeni lulus dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) dengan IPK 3,96 (Sumlade). Bahkan Raeni tak malu datang ke acara wisuda diantar bapaknya naik becak.
Raeni, wisudawan dari Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) berkali-kali membuktikan prestasinya beberapa kali memperoleh indeks prestasi 4, sempurna. Penerima beasiswa Bidikmisi ini memiliki cita-cita meneruskan kuliah ke Inggris.
"Selepas lulus sarjana, saya ingin melanjutkan kuliah lagi. Pengin-nya melanjutkan (kuliah) ke Inggris. Ya, kalau ada beasiswa lagi," kata gadis yang bercita-cita jadi guru tersebut seperti dikutip dari situs resmi Universitas Negeri Semarang, http://unnes.ac.id, Rabu (11/6).
-
Bagaimana Ibunda Ria Ricis naik panggung wisuda? Meski dalam keadaann masih di kursi roda, wanita kelahiran 1964 ini berusaha naik ke panggung dengan berjalan kaki. Simak deretan potretnya berikut ini.
-
Bagaimana Ririn Ekawati tampil di wisuda? Ririn Ekawati juga membagikan momen bahagia mengantar sang anak wisuda. Anak Ririn Ekawati, Abigail telah lulus dari Taman Kanak-kanak (TK). Artis cantik ini tampak memberikan buket bunga untuk Abigail. Istri Ibnu Jamil ini terlihat cantik dengan dress corak bunga warna merah muda.
-
Siapa yang wisuda? Arka Setya Andipa Asmara merupakan anak dari pasangan selebriti Dian Nitami dan Anjasmara. Baru-baru ini, Dian Nitami mengunggah momen wisuda sang putra di Instagram.
-
Siapa yang diwisuda? Momen wisuda SMP selalu menjadi salah satu peristiwa yang dinantikan oleh setiap siswa dan keluarganya. Tak terkecuali Bintang Pratama Kurniawan, putra dari Hengky Kurniawan dan Christy Jusung.
Raeni menunjukkan tekad baja agar bisa menikmati masa depan yang lebih baik dan membahagiakan keluarganya. Mugiyono, ayah Raeni mengaku hanya bisa mendukung putri bungsunya itu untuk berkuliah agar bisa menjadi guru sesuai dengan cita-citanya.
"Sebagai orang tua hanya bisa mendukung. Saya rela mengajukan pensiun dini dari perusahaan kayu lapis agar mendapatkan pesangon," kata pria yang mulai menggenjot becak sejak 2010 itu.
Sebagai tukang becak, diakui Mugiyono, penghasilannya tak menentu, sekitar Rp 10 ribu–Rp 50 ribu. Karena itu, dia juga bekerja sebagai penjaga malam sebuah sekolah dengan gaji Rp 450 ribu per bulan.
Sementara itu, Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rokhman MHum mengatakan, apa yang dilakukan Raeni membuktikan tidak ada halangan bagi anak dari keluarga kurang mampu untuk bisa berkuliah dan berprestasi.
"Meski berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang kurang, Raeni tetap bersemangat dan mampu menunjukkan prestasinya. Sampai saat ini Unnes menyediakan 26 persen dari jumlah kursi yang dimilikinya untuk mahasiswa dari keluarga tidak mampu. Kami sangat bangga dengan apa yang diraih Raeni," kata Fathur Rokhman.
Dia yakin, dalam waktu tak lama lagi akan terjadi kebangkitan kaum dhuafa. "Anak-anak dari keluarga miskin akan segera tampil menjadi kaum terpelajar baru. Mereka akan tampil sebagai eksekutif, intelektual, pengusaha, bahkan pemimpin republik ini," katanya.
Harapan itu terasa realistis karena jumlah penerima Bidikmisi lebih dari 50.000 per tahun. Unnes sendiri menyalurkan setidaknya 1.850 Bidikmisi setiap tahun.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah hidup Raeni mampu menginspirasi banyak orang.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengingat terdapat salah satu momen yang cukup mengharukan saat prosesi wisuda yang dilakukan oleh Raeni.
Baca SelengkapnyaRaffi ternyata dulu sering naik becak ke sekolah. Yang baru terungkap saat kelulusan kedua orangtuanya tak hadir.
Baca SelengkapnyaBerikut isi pidato anak penjual nasi goreng yang berhasil jadi sarjana di Unair.
Baca SelengkapnyaReaksi adiknya pun jadi sorotan. Tampak sang adik terkejut saat tahu kakaknya menjemput dengan becak barang.
Baca SelengkapnyaIa diterima sebagai mahasiswa baru UGM tahun 2024 tanpa tes melalui jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNBP).
Baca SelengkapnyaBerikut momem wisudawan menjadi sorotan Rektor gara-gara pantun saat diwisuda.
Baca SelengkapnyaIa bahkan menyetir kereta kelinci ini sendiri sambil memakai kebaya dan toga.
Baca SelengkapnyaIseng beri pantun, tak terduga mahasiswa ini dapat beasiswa S2 sampai lulus.
Baca SelengkapnyaEnggak perlu gengsi. Mahasiswa ini berani membawa mobil gilingan padi milik ayahnya untuk menuju lokasi wisuda.
Baca SelengkapnyaIa mengajak sang ayak mengelilingi kampus dengan mobil bermesin diesel ini.
Baca SelengkapnyaSeorang wisudawan UIN Walisongo mencuri perhatian publik setelah lulus tanpa mengerjakan skripsi.
Baca Selengkapnya