Kisah bocah pemburu koin di Pelabuhan Merak
Merdeka.com - Pemandangan bocah bertelanjang dada sudah menjadi hal rutin bagi para pengguna kapal feri di Pelabuhan Merak, Banten. Bocah-bocah itu diberi julukan Silem, alias anak pemburu koin.
Sejak siang hari mereka sudah mulai melakukan aktivitasnya menjadi Silem. Dengan sigap mereka memburu berkah di air laut yang sudah tercemar oleh berbagai kotoran itu.
Azis (17), telah menjadi Silem sejak duduk di bangku SMP kelas 1. Mulanya Azis hanya iseng berenang di laut, namun karena terbiasa mendapatkan uang dari profesi itu, dia pun akhirnya hingga kini masih menekuni profesi sebagai Silem.
-
Apa yang terjadi di Pelabuhan Merak? Kepadatan mulai terjadi di kawasan Pelabuhan Merak, Banten, oleh rombongan pemudik yang ingin berpergian lewat jalur laut.
-
Apa saja yang dilarung saat sedekah laut? Acara tersebut dilanjutkan dengan larung atau membuang sesaji yang berisi kepala kerbau, dua ekor angsa yang masih hidup, serta aneka buah-buahan dan makanan ke tengah laut.
-
Bagaimana cara menjaga laut agar tetap bersih? Cara menyelamatkan biota laut adalah dengan tidak membuang sampah sembarang di laut.
-
Dimana para bajak laut bermukim? Mereka banyak bermukim di perairan dekat Gorontalo.
-
Apa jenis sampah yang dominan di laut? Salah satu fakta yang paling mengkhawatirkan adalah bahwa mayoritas sampah yang mencemari laut kita adalah sampah plastik. Menurut berbagai penelitian, sekitar 80% sampah laut terdiri dari plastik, yang berasal dari daratan.
-
Mengapa sumber air belerang terlihat kotor? 'Dulu waktu saya ke sini masih bersih. Tapi waktu saya ke sini lagi kok ada bunga-bunga sesajen. Mungkin kepercayaannya seperti itu dari pengunjung,' kata Martini.
Pendapatan Azis terbilang lumayan. Selain untuk jajan sehari-hari, uangnya hasil Silem ia gunakan untuk biaya sekolah.
"Mulanya berenang biasa, karena sering dapat duit mulai dari Rp 1000 sampai Rp 2000, terus ketagihan sampai sekarang," kata Azis saat berbincang dengan merdeka.com, di Pelabuhan Merak, Banten, Kamis (16/8).
Senada dengan Aziz, Dicky (16) sudah menjadi Silem sejak duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar. Dalam satu hari, ia mampu memperoleh uang sebesar Rp 40 ribu.
Jelang Lebaran, ketika pemudik ramai memadati pelabuhan, ia bisa memperoleh sebesar Rp 80 ribu perhari. "Pas H-7 mulai lumayan pendapatan, Rp 70 ribu. Kalau hari biasa Rp 40 ribu," tutur Dicky.
Para pemburu koin itu kerap diusir oleh petugas keamanan saat berada di kapal. Agus (17) misalnya. Dia pernah diusir petugas lantaran akan beraksi sebagai Silem.
Tidak segan petugas keamanan itu langsung menyuruhnya loncat dari atas kapal ke dalam laut. "Banyak keamanan yang enggak suka. Terkadang kalau ketemu suka langsung diusir dan disuruh lompat ke air, enggak tahu kenapa," kata dia.
Namun demikian, dia dan teman-temannya tak pernah patah arang. Berbekal niat mencari uang dan memberi hiburan kepada para pengguna kapal, mereka terus menjalankan aksinya.
Menjelang matahari terbenam, satu persatu dari mereka mulai pergi meninggalkan pelabuhan untuk pulang ke rumah dan mulai datang kembali pukul 05.00 WIB pagi. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak-anak di Kampung Pasir Gudang tidak bermain gadget saat mengisi waktu luang, melainkan mencari belut di sawah.
Baca SelengkapnyaTak hanya mengancam kesehatan, berenang di lautan sampah bahkan bisa merenggut nyawa anak-anak.
Baca SelengkapnyaSebanyak 200 anak muda diajak untuk dapat melestarikan lingkungan dalam peringatan Hari Bumi.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaKondisi Sungai Ciliwung mengalami penyusutan drastis akibat musim kemarau yang dipengaruhi fenomena El Nino.
Baca SelengkapnyaUniknya kearifan lokal ini terletak pada kegiatan membendung sungai sebelum mengambil ikan. Kemudian, cara memancingnya juga dilakukan beramai-ramai.
Baca SelengkapnyaSementara itu, teman Udin sekaligus ojek online, Mumu, menimpali bahwa jumlah ikan yang hanyut mencapai ratusan.
Baca SelengkapnyaHarta karun tersebut ditemukan dekat kuburan kuno yang keberadaannya dikuak gelombang tsunami dahsyat yang melantak Aceh pada 2004.
Baca SelengkapnyaSalah satu suku tua di Indonesia ini hidup sangat dekat dengan alam dan sangat menghormati laut. Mayoritas dari mereka bekerja sebagai seorang nelayan.
Baca SelengkapnyaDaratan sampah di Marunda Kepu, Cilincing, Jakarta Utara kian menumpuk.
Baca SelengkapnyaSampah kiriman yang terbawa ombak di lautan itu tampak menutupi hamparan pasir putih di Pantai Kedonganan.
Baca SelengkapnyaPanasnya suhu udara belakangan ini dipicu oleh fenomena El Nino yang membuat musim kemarau sangat kering dan permulaan musim hujan terlambat.
Baca Selengkapnya