Kisah dekatnya Soeharto dan anak-anak Indonesia
Merdeka.com - Soeharto punya hobi bermain golf di waktu-waktu senggangnya. Tapi jarang yang tahu kalau presiden kedua RI itu punya kesibukan lain saat tak berkutat dengan tugas-tugas negara. Apa itu?
Soeharto selalu meluangkan waktunya untuk membaca atau mendengarkan para pembantunya membacakan surat-surat yang dikirimkan anak-anak dari seluruh Indonesia kepadanya. Soeharto sangat terhibur dengan kehadiran surat-surat itu.
Menggunakan bahasa yang polos dan sederhana, Soeharto bahkan seperti teringat pada masa kecilnya. Masa kecil di mana dirinya hanya seorang anak petani miskin yang hanya berharap bisa menjadi orang di negara yang dia cintai, Indonesia.
-
Bagaimana anak-anak Soeharto menjaga hubungan baik? Mereka menjadi saksi-saksi cinta dan kepedulian yang tetap terjaga dalam keluarga.
-
Di mana anak-anak Soeharto berziarah? Titiek berada di antara Bambang dan Tommy saat berziarah ke makam Presiden Soeharto dan Ibu Tien di Astana Giribangun, Karanganyar Jawa Tengah.
-
Siapa saja anak perempuan Soeharto? Tiga Srikandi di Keluarga Cendana Inilah 'tiga srikandi' dari keluarga Cendana. Ketiganya masih menjalin hubungan yang baik hingga saat ini.
-
Apa yang dilakukan anak-anak Soeharto saat berkumpul? Walaupun jarang mendapat perhatian, anak-anak Presiden Soeharto ternyata sering berkumpul untuk sekadar makan bersama. Mereka juga mengundang anak dan cucu mereka dalam momen tersebut.
-
Kenapa Soeharto dekat dengan keluarga BJ Habibie? “Hal ini patut saya kenang. Di rumah keluarga Habibie itu terdapat suasana yang membuat anggota Staf Brigade kami kerasan,“ kata Soeharto dikutip dari HMSoeharto.id.
-
Bagaimana Soeharto mengenal keluarga BJ Habibie? Soeharto dan keluarga BJ Habibie sudah saling kenal dan dekat sejak tahun 1950. Kala itu, Soeharto berdinas di Sulawesi Selatan dan kebetulan rumah BJ Habibie tepat di depan markasnya, Brigade Mataram.
"Lucu-lucu. Segar-segar. Ada yang menanyakan mengapa harga buku sejenis 'lima sekawan' (buku cerita anak-anak yang populer di tahun 80-an) cepat naik, padahal mereka sangat membutuhkan buku-buku itu," cerita Soeharto seperti dituturkannya di buku Soeharto, Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya yang tuliskan kembali oleh G.Dwipayana.
Soeharto juga sering geli sendiri membaca pertanyaan yang anak-anak itu ajukan. Salah satunya seperti surat yang dia terima dari seorang anak asal Kabupaten Deli Serdang.
"Sebenarnya saya sudah lama sekali ingin mengirim surat kepada Bapak, tetapi saya tidak tahu alamat Bapak yang jelas. Dan saya takut kalau-kalau surat ini nyasar ke tangan polisi dan kemudian saya dipanggil. Saya kagum sekali melihat Bapak sebagai Kepala Negara. Mengapa Bapak bisa menjadi Presiden?" kata Soeharto menceritakan kembali isi surat itu.
"Apakah rakyat biasa seperti saya ini bisa menjadi Presiden?" tanya anak itu lagi pada Soeharto.
Untuk pertanyaan bagian terakhir itu, Soeharto jadi terharu. Dengan segera dia memerintahkan anak buahnya menjawab surat itu.
"Saya pada waktu kecil tentunya tidak terlepas dari lingkungan. Sebagaimana kamu ketahui, saya ini anak petani. Jadi, saya tidak punya cita-cita jadi Presiden. Dan waktu itu belum tahu Presiden itu apa," tulis Soeharto dalam surat balasannya.
Soeharto juga memberikan jawabannya atas pertanyaan bocah itu yang ingin jadi presiden. "Bisa saja, buktinya saya sendiri. Saya ini juga anak orang kecil. Kalau mempunyai cita-cita harus belajar dengan tekun dan membantu orang tua serta. Tapi jangan lupa semua itu ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa," pesan Soeharto di akhir surat balasannya.
Sebagai kenang-kenangan, Soeharto menyelipkan selembar fotonya dan ibu Tien. Itu bukan pemberian khusus, melainkan Soeharto selalu melakukan hal yang sama untuk anak-anak yang berkirim surat.
Soeharto merasa seperti mempunyai banyak sahabat pena. "Masa kanak-kanak memang masa penuh kegembiraan," ucap Soeharto setiap melihat ekspresi anak-anak Indonesia.
Soeharto juga sedikit menceritakan bagaimana dirinya yang berlatar belakang militer mendidik anak-anaknya. Selain soal Agama, Soeharto juga memberikan putra-putrinya buku panduan hidup yang berjudul 'Butir-butir budaya Jawa, Hanggayuh Kasampurnaning Hurip, Berbudi bawa leksana, ngudi sajatining becik.'
"Buku ini saya berikan kepada anak-anak saya sebagai pegangan hidup," kata Soeharto.
Sebagai bentuk kedekatannya dengan anak-anak Indonesia, Soeharto membuat buku yang berjudul Anak Indonesia dan Pak Harto. Di buku itu, kedekatan sangat terasa meski Soeharto seorang kepala negara. Di buku itu pula, anak-anak itu memanggil Soeharto dengan sebutan Eyang, Pakde, dan kakek.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jarang tersorot, berikut adalah potret kebersamaan enam anak Presiden Soeharto.
Baca SelengkapnyaDari sekian banyaknya cucu Soeharto yang dikenal masyarakat, beberapa di antaranya memang jarang terlihat di hadapan publik.
Baca SelengkapnyaJarang tersorot, berikut adalah potret kebersamaan enam anak Presiden Soeharto.
Baca SelengkapnyaSoeharto memerintahkan camat dan lurah untuk membawa sahabatnya dari desa ke Jakarta
Baca SelengkapnyaPermintaan maaf itu disampaikan Tutut dan Titiek ketika menghadiri silaturahmi kebangsaan yang diadakan Ketua MPR Bambang Soesatyo.
Baca SelengkapnyaSoemitro menyinggung soal anak-anak Soeharto dalam memonopoli bisnis.
Baca SelengkapnyaSebuah video merekam ketika Soeharto didampingi oleh wakil presiden (wapres) eks jenderal TNI bintang 4. Momen nostalgianya berhasil menarik perhatian publik.
Baca SelengkapnyaSoeharto mengaku cepat akrab dengan keluarga BJ Habibie karena ibu Habibieyang berasal dari Yogyakarta masih fasih berbahasa Jawa.
Baca SelengkapnyaMomen manis Aira dan sang kakek, Susilo Bambang Yudhoyono sukses mencuri perhatian. Mereka begitu dekat sejak dulu hingga kini.
Baca SelengkapnyaSederet pesohor ini menambatkan hatinya pada anak atau cucu presiden RI.
Baca SelengkapnyaMenegaskan kedekatannya dengan Soeharto, Prabowo mengaku jika dia kerap melakukan makan siang bersama.
Baca SelengkapnyaBanyak kisah menarik Soeharto dan para pengawalnya. Hal ini dikisahkan Jenderal (Purn) Kunarto.
Baca Selengkapnya