Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Dewanti, gadis manis asal Bandung urus nenek & bapaknya

Kisah Dewanti, gadis manis asal Bandung urus  nenek & bapaknya Dewanti. ©2015 merdeka.com/andrian salam wiyono

Merdeka.com - Dewanti Rustini Putri selama ini hidup di gubug sederhana. Tak ada pemandangan barang mewah sedikit pun di rumahnya. Hiburan satu-satunya hanyalah radio butut. Suaranya pun kadang nyaring kadang tidak.

Maklum rumahnya yang berada di Desa Mekarsari, Kampung Gambung, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, jauh dari hingar bingar kemewahan dan kemegahan kota. Lokasinya berada di kaki bukit Gunung Tilu.

Pantauan merdeka.com, Jumat (20/3) siang, rumahnya hanya disekat bilik reot. Gubuk tua tersebut sudah berdiri sejak tahun 1973 silam. Neneknya tinggal di kamar belakang. Sedangkan kamar Wanti bersebelahan dengan dapur. Wanti bisa tidur pulas di kasur palembang tipis di kamar berukuran 1,5x1 meter itu. Kondisinya jauh dari kata layak.

Orang lain juga bertanya?

Beberapa bagian di rumah itu juga bolong. Bilik yang sudah rapuh dan bolong ditutupi oleh koran. Sementara kamar Bapak Wanti, Iwan juga tak jauh berbeda. Atap langit-langitnya berlubang.

"Kalau hujan ya bocor," terang nenek Wanti, Omih (85).

Meski demikian, Dewanti, neneknya dan bapaknya tetap bersyukur. Kisah hidup Dewanti pun sangat pilu. Berikut kisahnya:

Gadis manis di Bandung ini, hidupi nenek & ayahnya dengan kasidahan

Bakat menyanyi kasidah yang dimiliki Wanti membawa berkah untuk keluarga kecilnya. Meski bukan penghasilan tetap, tapi sesekali dia bisa meringankan beban hidup orang tuanya.Tak jarang bersama grup kasidahnya, Wanti tampil dari masjid ke masjid. "Ya lumayan suka tampil-tampil, kadang suka ada untuk jajan, kalau lebaran ada THR," papar Wanti kepada merdeka.com, Jumat (20/3) kemarin.Tidak ada keluh di wajahnya. Dia menjalani hidup dengan penuh semangat. Jika kebanyakan seusianya harus menghabiskan waktu untuk bermain, tapi Wanti sadar, beban di rumahnya juga cukup berat. Waktu harus dia bagi."Ya harus mencuci baju, terus bantu nenek kalau misalkan ingin ke air atau makan," kisahnya. Semua itu dimaksudkan agar neneknya bisa tetap sehat dengan segala keterbatasannya. "Yang penting nenek dan bapak sehat dulu."Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 WIB. Wanti pun berpamitan kepada merdeka.com untuk latihan kasidahan."Biasanya sampai pukul 16.30 saya latihan nyanyi kasidahan," imbuhnya yang bermimpi untuk menjadi penyanyi kasidah.Usai pulang latihan, barulah Wanti menyempatkan bermain dengan temannya. "Pulangnya suka ikut nonton televisi di rumah temen. Karena di rumah enggak ada kan, cuma ada radio," paparnya.Sebelum berangkat berlatih Wanti memijat tangan neneknya dan sungkem kepada bapaknya.

Rawat bapak dan nenek serba kekurangan, gadis manis ini tetap tegar

Di usianya yang masih belia Dewanti Rustini Putri harus memikul beban berat dalam hidupnya. Gadis kelahiran 13 Juli 2001 itu harus membantu neneknya Omih (85), yang terbaring lemas di kasur dan bapaknya yang kondisinya suka melemah saat bekerja, Iwan Riswanto (42).Tapi Dewanti tetap kuat melalui hari-harinya. Selain tanggung jawab utama sebagai anak sekolah, gadis akrab disapa Wanti itu juga harus membantu orang se-isi rumahnya. Paling tidak, dia tidak mau merepotkan orangtuanya.Tidak terlihat keluh di wajahnya yang manis itu. Bahkan dia tetap bersemangat di hadapan ayah dan nenek kesayangannya tersebut. "Saya enggak malu hidup kaya gini," terang Wanti dengan senyum kepada merdeka.com.Wanti hidup di rumah kecilnya Desa Mekarsari, Kampung Gambung, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jumat (20/3). Kondisi rumahnya jauh dari kata mewah. Bahan dasar bangunannya terbuat dari gubug. Terlihat atap langit-langitnya terdapat cela. Sekat antar ruangan hanya dihalangi poster dan spanduk di jalanan. Radio dengan suara rombeng membuat hangat isi rumahnya."Kalau saya yang penting bapak dan nenek sehat, enggak apa-apa kondisinya kaya gini juga," kisahnya.

Wanti ingin ubah nasib kelurganya lewat kasidahan

Saban harinya Wanti bangun tidur pukul 05.00 WIB. Dia kemudian mempersiapkan keperluan sehari-hari untuk dirinya sekolah dan sarapan neneknya. Pukul 06.00 WIB Wanti berangkat sekolah dengan berjalan kaki yang ada di kaki bukit Gunung Tilu tersebut.Pulang sekolah Wanti menyibukkan diri dengan latihan kasidahan. Ya, Wanti memang menyukai musik nuansa islami. Bahkan mimpi terbesarnya bisa tampil di pentas nasional untuk berkasidahan.Dari situ juga Wanti tak kadang mendapatkan rupiah. Meski tidak seberapa, tapi itu bisa meringankan beban orangtuanya. "Ya kadang-kadang dapat. Kan suka tampil di masjid-masjid," paparnya.Wanti merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara. Dia kini tinggal dengan ayah dan neneknya karena, ayahnya sudah berpisah sejak tiga tahun lalu. Dia kerap berdoa agar suatu hari kehidupannya bisa berubah ke arah yang lebih baik.

Makan nasi dicampur garam, Dewanti berharap bisa kuliah

Hidupnya jauh dari bergelimang harta. Memikirkan bagaimana untuk bisa makan hari ini saja sudah bersyukur. Itulah sedikit dari potret keluarga Dewanti Rustini Putri (13). Dia adalah gadis Desa Mekarsari, Kampung Gambung, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung yang merawat nenek dan bapaknya yang sakit.Bapak Dewanti, yakni Iwan Riswanto (42) tidak bisa bekerja keras lantaran kondisinya sering sakit-sakitan. Iwan hanya diam di rumah dengan pekerjaan ringan.Adapun neneknya Omih (85) hanya bisa terduduk lemah karena sudah tidak bisa berjalan. Keterbatasan itulah yang membuat Dewanti harus hidup pas-pasan."Makan kadang pakai nasi, diperulikin (ditaburi) garam dan kerupuk saja," tutur Wanti sapaan akrabnya saat berkisah kepada merdeka.com, Jumat (20/3).Baginya, sesuap nasi yang ada harus disyukuri. Tidak semua orang bisa makan seperti dirinya. Memang ada keinginan untuk makan nikmat, layaknya orang kebanyakan lainnya. Tapi di seusianya dia mengesampingkan hidup yang serba enak."Tapi kalau disyukuri mah enak-enak saja," kisahnya dengan polos.Wanti tak ingin kondisi kehidupannya terus seperti ini. Dia ingin mengenyam pendidikan tinggi, bahkan sampai sarjana untuk membantu perekonomian keluarga. "Kalau ada uangnya ya ingin SMA terus kuliah," tutur peraih rangking tiga saat SD ini.Wanti hidup bersama Iwan dan neneknya, lantaran ayahnya itu berpisah dengan ibunya empat tahun lalu. Wanti diajak ayahnya, adapun kakak dan adiknya ikut bersama kehidupan ibunya.

Makan dengan garam, keluarga Wanti berharap bantuan Bupati

Iwan ayah Dewanti, berharap ada bantuan dari pemerintah untuk memperbaiki rumahnya itu. Selama ini tidak ada perhatian untuk warga miskin baginya. Pemasukan yang hanya mengandalkan belas kasihan dari kakaknya hanya Rp500 ribu /bulannya."Ya cukup apa. Makan saja dipas-pasin. Makan kadang pakai nasi dan garam saja," tutur Iwan.Wanti yang juga sering mengisi kegiatan kasidahan tidak melulu dapat pundi-pundi rupiah. "Ya intinya harus disyukuri, semoga Pak Bupati mau bantu kami," jelas Wanti tersenyum. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Deretan Potret Kamar Lesti Kejora Sebelum Menjadi Ibu, Apa Ada Barang Peningglan Mantan yang Tak Terlupakan?
Deretan Potret Kamar Lesti Kejora Sebelum Menjadi Ibu, Apa Ada Barang Peningglan Mantan yang Tak Terlupakan?

Seperti inilah kamar Lesti Kejora saat masih gadis. Katanya sih, ada barang pemberian mantan kekasih di kamar ini!

Baca Selengkapnya
Selama Hidup Tak Pernah Tidur di Kasur, Mbah Wariyat Girang Dihadiahi Kasur Empuk oleh Sosok ini
Selama Hidup Tak Pernah Tidur di Kasur, Mbah Wariyat Girang Dihadiahi Kasur Empuk oleh Sosok ini

Karena keterbatasan ekonomi sejak kecil, dia mengaku tak pernah beristirahat di atas kasur empuk.

Baca Selengkapnya
Intip Kabar Terbaru Gadis Keturunan Inggris yang Kini Bantu Nenek di Pelosok Sukabumi, Hidup Sederhana
Intip Kabar Terbaru Gadis Keturunan Inggris yang Kini Bantu Nenek di Pelosok Sukabumi, Hidup Sederhana

Seorang gadis asal pelosok Sukabumi, Jawa Barat sempat mencuri perhatian warganet di media sosial.

Baca Selengkapnya
Dua Bocah Bernasib Pilu Ditinggal Ortunya Pergi dari Rumah, Aksi Kakak Rawat Adik Seadanya bikin Hati Tersayat
Dua Bocah Bernasib Pilu Ditinggal Ortunya Pergi dari Rumah, Aksi Kakak Rawat Adik Seadanya bikin Hati Tersayat

Ditinggal orangtua, dua bocah ini harus tinggal sebatang kara. Aksi kakak rawat adik seadanya begitu menyayat hati.

Baca Selengkapnya
Kisah Kakek Berusia 110 Tahun Ini Viral, Penghasilan Rp16 Ribu per Hari Hidup Tanpa Listrik selama 20 Tahun
Kisah Kakek Berusia 110 Tahun Ini Viral, Penghasilan Rp16 Ribu per Hari Hidup Tanpa Listrik selama 20 Tahun

Warga Kampung Cilawang, Bandung Barat dan Kampung Buyuh Topeng, Majalengka harus minum dari penampungan air hujan.

Baca Selengkapnya
Nasib Pilu Kakak Beradik Tinggal Sebatang Kara Ditinggal Ortu, Hidup Berdua di Gubuk Tak Layak Huni
Nasib Pilu Kakak Beradik Tinggal Sebatang Kara Ditinggal Ortu, Hidup Berdua di Gubuk Tak Layak Huni

Dua kakak beradik itu pun bertahan hidup dengan memprihatinkan.

Baca Selengkapnya
Hidup Miskin Di Pedalaman Desa, Keluarga Neng Resti Begitu Bahagia Makan Mi Instan yang Disebut Makanan Mewah
Hidup Miskin Di Pedalaman Desa, Keluarga Neng Resti Begitu Bahagia Makan Mi Instan yang Disebut Makanan Mewah

Potret kehidupan masyarakat di desa pedalaman di Cianjur, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya
Aipda Nyamano Bedah Rumah Wanita Sebatang Kara, Gubuknya Berdinding Karung Goni
Aipda Nyamano Bedah Rumah Wanita Sebatang Kara, Gubuknya Berdinding Karung Goni

Di usianya yang tak lagi belia, dia terpaksa tinggal sebatang kara. Bahkan, tempat tinggalnya hanya berupa gubuk sederhana berdinding karung goni.

Baca Selengkapnya
Cerita Vina dari Kecil Tinggal di Gubuk Tengah Hutan Bareng Orangtua, Usia 25 Tahun Belum Pernah Sekolah
Cerita Vina dari Kecil Tinggal di Gubuk Tengah Hutan Bareng Orangtua, Usia 25 Tahun Belum Pernah Sekolah

Kisah Vina tinggal di gubuk jauh di tengah hutan bersama kedua orang tuanya.

Baca Selengkapnya
Cinta Sejati, Kuwu Ini Rela Tidur di Kuburan Sang Istri  'Ingin Cari Ketenangan'
Cinta Sejati, Kuwu Ini Rela Tidur di Kuburan Sang Istri 'Ingin Cari Ketenangan'

Seorang kuwu desa yang memiliki cinta begitu besar kepada mendiang istrinya. Pembuktian tak terduga bahkan telah dilakukannya.

Baca Selengkapnya
Biasa Tidur di Kasur Mewah, Begini Momen Betrand Peto Putra Onsu di Kampung Halaman Tidur di Sofa
Biasa Tidur di Kasur Mewah, Begini Momen Betrand Peto Putra Onsu di Kampung Halaman Tidur di Sofa

Bila di Jakarta ia menetap di hunian yang megah bak istana, selama di kampung halamannya Betrand kembali menetap di rumah yang sederhana.

Baca Selengkapnya
Sesak Dada Melihatnya, Saking Miskinnya Nenek ini Makan Nasi Cuma Sama Micin Dicampur Air Hangat
Sesak Dada Melihatnya, Saking Miskinnya Nenek ini Makan Nasi Cuma Sama Micin Dicampur Air Hangat

Begitu miris, ia hanya bisa memakan menu nasi dan micin serta tinggal di gubuk tak layak

Baca Selengkapnya