Kisah Dodo, pengamen masuk UI & ingin jadi ekonom seperti Bung Hatta
Merdeka.com - Berniat mengubah nasib dari keterpurukan, Dzulfikar Akbar Cordova alias Dodo (21) memutuskan untuk berhenti mengamen selama masa kuliah. Dodo diterima di jurusan Ilmu Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (IEI FEUI).
Sebelumnya, Dodo adalah pengamen yang biasa beroperasi di angkot trayek Depok-Pasar Minggu dan Depok- Pasar Rebo. Dodo masuk Sekolah Masjid Terminal Depok pada Agustus 2014 dan intensif mengikuti program Intensif Master Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) pada Oktober 2014.
Masuk di Sekolah Master, Dodo langsung ditempatkan di kelas III SMA (atau kelas IX). Sebelumnya dia sempat lama tak mengenyam pendidikan di bangku sekolah karena harus bekerja memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Pertama kali mengamen ke jalan Dodo berusia 11 tahun.
-
Bagaimana Satria menunjang kebutuhan kuliah? Penghasilan yang dia dapat dengan menjadi asisten dosen, cukup untuk membantu membayar biaya kuliah dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
-
Apa motivasi diri itu? Motivasi diri digambarkan sebagai api yang menyala di dalam jiwa setiap individu, mendorong agar mencapai tujuan dan meraih impian. Ini adalah semangat yang tak tergoyahkan, yang mampu membakar hasrat untuk berkembang, berprestasi, dan meraih keberhasilan.
-
Kenapa anak ini harus kerja? Di usianya masih masih belia, RA yang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD) ini harus merasakan kerasnya hidup. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan merawat orang tuanya.
-
Kata motivasi apa yang cocok untuk orang yang ingin mencapai mimpi? ‘Mimpi tidak berguna kecuali kamu mewujudkannya.’
-
Apa pekerjaan impian pemuda itu? Seorang pemuda China bergelar PhD bidang fisika dari Universitas Stanford, Amerika Serikat, terpilih menjadi pegawai negeri sipil di pedesaan.
-
Bagaimana cara agar mendapat manfaat dari kehidupan? “Belajarlah dari kehidupan. Berusaha untuk masa depan. Berdo’a kepada yang Maha menentukan.“
"Saat itu saya hanya berpikir untuk kerja, kerja dan kerja. Nggak ada niat untuk sekolah," kata Dodo, Kamis (30/7/2015).
Namun semangatnya untuk sekolah muncul kembali ketika dia mengetahui keberadaan Sekolah Master. Dari sekolah yang terletak di samping Terminal Depok itu, Dodo memiliki niat dan tekad untuk kuliah.
"Tapi saya harus dapat PTN dan tinggal di Depok karena keluarga saya di Depok. Saya harus dapat PTN karena kalau swasta nggak mungkin saya mampu," ungkapnya.
Berbekal tekad dan semangat besar, anak pertama dari tiga bersaudara itu serius belajar. Hingga akhirnya dia berhasil lulus masuk UI melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Bahkan sebelum pengumuman, pria kelahiran Bondowoso, 21 Juli 1994 itu kena razia Satpol PP Jakarta Timur hingga akhirnya diungsikan ke Dinas Sosial Cipayung, Jakarta Timur. "Pas tahu dari temen saya lulus, rasanya speechless," kenangnya.
Dari raut wajah polos dan lugunya, Dodo terlihat sangat bahagia bisa menjadi bagian dari warga UI. Ketika ditanya apa cita-citanya, dengan sigap dia menjawab ingin menjadi ekonom.
"Saya ingin berubah. Berubah secara kehidupan saya dan ingin mengubah sistem ekonomi yang cocok untuk negeri ini," ucapnya.
Dia ingin mengembalikan kembali konsep koperasi ala Muhammad Hatta yang kini sudah pudar. Di negeri ini, kata dia, sistem koperasi sangatlah cocok diterapkan. "Ingin mengembalikan konsep koperasi yang dulu dibuat Pak Hatta," katanya.
Dia berkeyakinan nantinya kehidupannya dan keluarga akan berubah. Dia ingin bekerja sebagai ekonom handal untuk memperbaiki kehidupan ekonomi dan sosial. "Saya berhenti ngamen dan fokus kuliah. Saya ingin berubah," katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, kata Dodo, nantinya dia akan bekerja sambil kuliah. Dia juga berharap bisa memperoleh beasiswa. Kehidupan Dodo bisa menjadi contoh bagi anak-anak muda untuk tetap semangat menggapai cita-cita.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Omesh bagikan kisah masa mudanya. Kuliah sambil kerja hingga ngamen.
Baca SelengkapnyaFirman berjuang keras untuk mengangkat derajat keluarganya yang selama ini hidup miskin.
Baca SelengkapnyaCita-cita dan tekad bisa tumbuh dari mana saja, termasuk dari koran.
Baca SelengkapnyaAhkam kemudian menawarkan diri bekerja di Sinatria ketika pemilik peternakan itu sedang membutuhkan tenaga kerja sebagai anak kandang.
Baca SelengkapnyaImam yang kini menjadi dosen sekaligus pakar metalurgi ini membuktikan jika semua bisa dilakukan asal ada kemauan untuk berusaha.
Baca Selengkapnya