Kisah dramatis evakuasi Orangutan Kaltim dengan 74 peluru bersarang di kepala
Merdeka.com - Kematian tragis satwa primata Orangutan Kalimantan Timur (Pongo Pygmaeus Morio) kembali terjadi. Orangutan ditemukan mati jadi dengan 130 peluru dan 19 luka menganga menyita perhatian publik, tanpa terkecuali media internasional.
Proses evakuasi Orangutan nahas itu sendiri berlangsung dramatis, hingga akhirnya mati. Minggu (4/2) lalu, petugas Call Centre Balai TNK menerima laporan warga soal 1 individu Orangutan, terjebak di danau di Desa Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur, yang dikelilingi kebun sawit dan kebun lain milik masyarakat.
"Setelah dicek, memang benar ada Orangutan bertengger di danau," kata Kasi Pengendali Ekosistem Hutan Balai Taman Nasional Kutai (TNK) Dede Nur Hidayat, kepada media, dalam keterangan pers di kantor BKSDA Kaltim, Jalan Teuku Umar, Samarinda, Kamis (8/2).
-
Dimana Orangutan Tapanuli bisa ditemukan? Mengutip indonesia.go.id, Orang utan Tapanuli ini hanya bisa ditemukan di ekosistem Batang Toru. Berada di 3 kabupaten, yaitu Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan.
-
Bagaimana cara orang utan dilindungi di Kawasan Hutan Labanan? Konservasi ini dikelola langsung oleh Centre for Orangutan Protection (COP).
-
Dimana orangutan ditemukan? Kerja keras tim BKSDA, dibantu pegiat Center for Orangutan Protection (COP) dan tim pihak perusahaan tambang, menemukan dua Orangutan Induk dan anaknya hari Jumat (22/9), di kawasan area tambang batu bara di Kilometer 35 Kampung 26 Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur.
-
Apa yang terjadi pada anak orangutan? 'Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi. Tapi anaknya, saat tim mengevakuasi, memisahkan diri dari induknya dan masuk cepat ke dalam hutan,' kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Ari Wibawanto, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (25/9).
-
Mengapa Orangutan Tapanuli terancam punah? Hal ini disebabkan hanya terdapat 800 individu Orang utan Tapanuli yang masih hidup di Hutan Batang Toru. Selain itu, ancaman kehilangan habitat akibat perburuan juga menjadi faktor lainnya.
-
Kenapa orang utan raksasa ini muncul di permukiman warga? Kehadiran orang utan di permukiman warga pun sontak memantik beragam spekulasi di tengah masyarakat. Dalam kolom komentar unggahan, tak sedikit yang beranggapan bahwa orang utan tersebut telah kehilangan rumah akibat penebangan hutan secara besar-besaran. Apalagi orang utan merupakan hewan yang banyak menghuni kawasan hutan di kawasan Kalimantan.
Di tengah pemantauan, tim Balai TNK dan lainnya menyusun skenario evakuasi. Mengingat, kawasan itu masuk habitat ganas buaya muara. "Kita putuskan proses evakuasi dilakukan Senin (5/2), dari jam 8 sampai 12 siang," ujar Dede.
Dede menerangkan, Orangutan malang itu dalam kondisi memprihatinkan. Dari fisiknya, terlihat beberapa luka. Yang menyedihkan, kedua mata terlihat bernanah. Lantaran posisi Orangutan itu berada di kolam, proses evakuasi dilakukan bersama masyarakat dan Polres Kutai Timur.
"Kita gunakan rakit bambu. Di tepi danau, kita sediakan kandang transit. Kita sudah koordinasi dengan banyak pihak soal evakuasi ini. Karena, Orangutan ini kondisi sakit dan ada luka. Kita coba treatment, memberikan buah-buahan. Memang cukup lahap. Karena 1-2 hari diperkirakan tidak dapat makanan jadi. Jadi cukup lahap," tambahnya.
Usai masuk kandang, Orangutan itu kemudian dibawa ke kantor Balai TNK di kota Bontang. Kesehatannya, terus dipantau dari siang hingga malam hari. Hingga akhirnya, ada 7 orang tim Centre of Orangutan Protection (COP) datang ke Balai TNK.
"COP datang jam 12.45 dini hari ke balai, langsung cek kondisi Orangutan. Terlihat, sedang tidur, tapi akhirnya terbangun. Tidak ingin ambil risiko, segera diputuskan dan diambil tindakan medis," ungkap Dede.
Segala sesuatu dipersiapkan untuk tindakan medis. Dari Balai TNK, perawatan Orangutan itu akhirnya diserahkan ke COP. "Dari jam 1 pagi Selasa (6/2) dini hari, hingga akhirnya jam 1.55 Orangutan itu dinyatakan mati dokter hewan. Kita minta dilakukan autopsi dan rontgen," sebut Dede lagi.
Sementara, Direktur Centre of Orangutan Protection Hardi Baktiantoro menjelaskan, Orangutan itu terlihat memang buta dan dibuktikan tidak ada respons dari rangsangan gerak. "Kesimpulannya, gangguan penglihatan, dan kondisi lemah sekali karena luka bacokan juha sudah banyak sekali," kata Hardi.
Temuan 130 butir peluru, yang di antaranya 74 peluru bersarang di kepala dan 17 di dada, membuat pilu. "Bisa dibayangkan Orangutan itu sangat kesakitan. Hidup dengan 74 peluru di kepala. Jadi kesimpulan akhir, Orangutan itu trauma banyak tempat di dada dan kepala. Mati akibat trauma berat secara fisik, dan kesulitan bernapas," jelas Hardi.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi,"
Baca SelengkapnyaSebelum gajah menyerang, seorang warga melakukan pengusiran terhadap gajah tersebut.
Baca SelengkapnyaSebuah video yang memperlihatkan dua orang utan berjalan di wilayah tambang Kalimantan Timur (Kaltim) dengan kondisi fisik yang sangat kurus menghebohkan media.
Baca SelengkapnyaDua orang petugas menggunakan tongkat penjepit untuk menangkap ular kobra
Baca SelengkapnyaVideo seekor orang utan raksasa tiba-tiba muncul di permukiman warga viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPenangkapan ular sanca batik sepanjang 4 meter di Lengkong Gudang Barat, Kota Tangerang Selatan, Banten, Selasa (19/3) dini hari, berlangsung dramatis.
Baca SelengkapnyaBKSDA Sultra menyebut orangutan tidak ada di wilayah Sulawesi apalagi Sultra. Dia menduga video itu di wilayah Kalimantan.
Baca SelengkapnyaPenemuan piton sepanjang 7 meter tersebut baru pertama kali terjadi di kampung mereka.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di kebun kemiri, Desa Sada Ate, Kecamatan Leuser, Kabupaten Aceh Tenggara.
Baca SelengkapnyaSebuah kawasan yang menjadi tempat konservasi Orang utan ini terdapat beberapa kegiatan penelitian untuk ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.
Baca SelengkapnyaVideo evakuasi ular piton yang melilit di pohon di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaSeorang warga sekitar Yogi Prihantoro melihat ular melingkar di saluran air
Baca Selengkapnya