Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah dua wanita pemberani berjuang menolak air dikelola swasta

Kisah dua wanita pemberani berjuang menolak air dikelola swasta Krisis Air Bersih. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) mensinyalir negara mengalami kerugian Rp 1 triliun lebih per tahun karena air dikuasai PT Aetra dan PT Palija di wilayah Jakarta Utara. Jika dibiarkan, kemungkinan negara akan mengalami kerugian hingga Rp 179 triliun pada tahun 2023.

Zubaidah dan Nur Hidayah, warga Rawa Badak, Jakarta Utara, sejak 1997 sudah berjuang menolak PT Aetra dan PT Pelija yang menguasai industri air di wilayahnya. Untuk mendapatkan air, tak jarang dia harus menunggu hingga larut malam.

Parahnya, air yang keluar kerap kali keruh bahkan kadang macet. Hal itu terjadi bertahun-tahun lamanya. Dia lantas memutuskan bergabung dengan Koalisi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air Jakarta (KMMSAJ). Perjuangannya pun berbuah hasil. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menerima gugatan mereka dalam sidang putusan Selasa (24/3) kemarin.

Orang lain juga bertanya?

"Kami minum air keruh dan bau. Jika terlambat bayar meteran air, kami didenda lima belas ribu rupiah," tutur Zubaidah kepada merdeka.com, Rabu (25/3).

Perjuangan mereka sudah lama dilakukan. Semenjak Gubernur DKI Fauzi Bowo hingga Gubernur DKI Jokowi, mereka sudah berkali-kali menyatakan keinginan agar pemerintah mengelola air sendiri.

"Awalnya kami melakukan penguatan dengan ibu-ibu atas situasi yang kami alami. Kami juga sudah mengadakan pendekatan dengan Pak Fauzi dan Pak Jokowi tapi belum ada tanggapan nyata. Hanya Pak Jokowi pernah dukung kami dalam proses di pengadilan," tutur Nur Hidayah.

Menurutnya, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga pernah mendukung mereka dalam gugatan di MK. Ahok kala itu mengatakan kepada mereka akan mendukung pengambilalihan air untuk dikelola oleh negara.

"Pak Ahok support kami untuk gugatan di MK. Dia katakan pada kami, kita ambil kembali jangan oleh swasta." lanjut Nur menirukan ucapan Ahok kala itu.

Atas keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang menerima gugatan mereka, Zubaidah dan Nur mengaku puas dan berharap pemerintah segera mengambil alih pengelolaan air dari PT Pelija dan PT Aetra. Mereka meminta air di wilayah mereka dikelola oleh PDAM.

"Kami gugat pemerintah didampingi LBH agar negara yang ambil kelola air. Kembali ke PDAM seperti dulu. Sudah bertahun-tahun kami minum air keruh," ujar Zubaidah.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Herlina Kasim, Satu-satunya Perempuan Dalam Operasi Trikora
Herlina Kasim, Satu-satunya Perempuan Dalam Operasi Trikora

Wanita ini pernah diberikan emas oleh Soekarno, namun ditolak mentah-mentah.

Baca Selengkapnya
Cerita Nyi Mas Melati Si Singa Betina dari Tangerang, Teriakannya Bikin Belanda Ketar Ketir
Cerita Nyi Mas Melati Si Singa Betina dari Tangerang, Teriakannya Bikin Belanda Ketar Ketir

Kabarnya, julukan ini melekat karena teriakannya amat mengerikan dan bikin penjajah ketar-ketir.

Baca Selengkapnya
FOTO: Tolak Proyek Strategis Nasional, Warga Nagari Air Bangis Geruduk Kemenko Perekonomian
FOTO: Tolak Proyek Strategis Nasional, Warga Nagari Air Bangis Geruduk Kemenko Perekonomian

Warga Nagari Air Bangis khawatir Proyek Strategi Nasional (PSN) akan membuat kehidupan mereka terancam.

Baca Selengkapnya
Vokal Menentang Penjajahan Belanda, Ini Sosok HR Rasuna Said Pahlawan Nasional Asal Sumbar
Vokal Menentang Penjajahan Belanda, Ini Sosok HR Rasuna Said Pahlawan Nasional Asal Sumbar

Nama HR Rasuna Said diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya
Tia Rahmania Buka-bukaan Lawan PDIP: Saya Ingin Dapat Keadilan Hasil Bimbingan dan Ilmu dari Megawati
Tia Rahmania Buka-bukaan Lawan PDIP: Saya Ingin Dapat Keadilan Hasil Bimbingan dan Ilmu dari Megawati

Menurut Tia, Megawati kerap mengajarkan agar perempuan harus berani untuk menyampaikan keadilan meski berujung pahit.

Baca Selengkapnya
Terungkap Dua Perusahaan Pencemar Udara di Jakarta
Terungkap Dua Perusahaan Pencemar Udara di Jakarta

Kedua perusahaan tersebut beroperasi di Jakarta Utara.

Baca Selengkapnya
FOTO: Emak-Emak Ikut Aksi Solidaritas untuk Pulau Rempang
FOTO: Emak-Emak Ikut Aksi Solidaritas untuk Pulau Rempang

Mereka menolak keras penggusuran Pulau Rempang. Mereka juga menuntut pemerintah agar menghentikan praktik perampasan tanah terhadap warga Pulau Rempang.

Baca Selengkapnya
Rohana Kudus, Wartawan Wanita Pertama yang Jadi Pahlawan Nasional
Rohana Kudus, Wartawan Wanita Pertama yang Jadi Pahlawan Nasional

Rohana Kudus adalah sosok pahlawan nasional yang dikenal sebagai wartawan perempuan pertama di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Tiga Mojang Bandung Ini Disegani Pejuang Kemerdekaan, Dikenal sebagai Tukang Jagal Tentara NICA
Tiga Mojang Bandung Ini Disegani Pejuang Kemerdekaan, Dikenal sebagai Tukang Jagal Tentara NICA

Mojang-mojang ini bak harimau betina yang mengamuk saat menjagal tentara NICA.

Baca Selengkapnya
14 September 1910 Kelahiran Rasuna Said, Pahlawan Nasional Pembela Hak-Hak Wanita
14 September 1910 Kelahiran Rasuna Said, Pahlawan Nasional Pembela Hak-Hak Wanita

Terinspirasi oleh ketidakadilan yang dialami perempuan pada masa itu, ia aktif dalam dunia pendidikan dan organisasi.

Baca Selengkapnya
Laskar Perempuan Pengokang Senjata dan Sapta Srikandi
Laskar Perempuan Pengokang Senjata dan Sapta Srikandi

Sejumlah catatan mengungkapkan, saat penyerbuan Belanda, Seksi Wanita turut Wingate Action ke daerah pendudukan Belanda.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Perlawanan Tia Rahmania hingga Singgung Ketum PDIP Megawati
Blak-blakan Perlawanan Tia Rahmania hingga Singgung Ketum PDIP Megawati

Tia Rahmania batal melenggang ke senayan. Tak tanggung-tanggung, Tia dituduh melakukan penggelembungan suara.

Baca Selengkapnya