Kisah Fita, anak kuli bangunan peraih cumlaude di UIN Walisongo
Merdeka.com - Sri Khustinah (44) langsung menangis terharu bercampur bangga dan bahagia saat putrinya Fita Nurotul Faizah Kamis (30/7) berhasil meraih predikat cumlaude saat upacara wisuda di Gedung Pertemuan Kampus III, Kompleks Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang di Jalan Prof Dr Hamka, Kecamatan Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah.
Fita, gadis kelahiran 3 Mei 1994 yang meraih Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,91 ini merupakan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam lahir dan besar di Desa Panunggalan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Skripsi yang diteliti dan membuat dirinya berhasil menyabet predikat terbaik berjudul 'Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Islam Pada UMKM Mekar Abadi Grobogan, Jawa Tengah'.
-
Dimana Firdaus Turmudzi berkuliah? Firdaus Turmudzi menempuh pendidikan doktoral Prodi Ilmu Dakwah Fakultas Agama Islam Universitas As-Syafi'iyyah, Bekasi, Jawa Barat.
-
Di mana Suster Imakulati mengajar? Di Tanzania, ia mengabdi menjadi seorang guru pada sebuah sekolah.
-
Dimana Tiko kuliah? Ia merupakan lulusan dari Universitas Trisakti dengan program studi Ekonomi.
-
Apa yang dilakukan guru ini? Pada 2 November 2023, dalam video tersebut, sang guru musik menggambarkan perbedaan drastis antara murid-muridnya yang dapat bersekolah dengan bahagia dan anak-anak Palestina yang mengalami penderitaan yang tak terbayangkan.Gedung sekolah di Palestina telah dihancurkan, guru-serta teman mereka hilang, bahkan keluarga mereka juga tidak selamat dari serangan.
-
Dimana Ana Nur Awalia mengajar? 'Sangat jauh dari Jakarta. Saya juga adalah seorang dosen, seorang fasilitator anak, dan seorang penyiar radio serta seorang ibu. Saya mengambil peran sebanyak mungkin, semampu saya, di setiap bagian lini masa kehidupan. Agar saya dapat mengisi dunia pendidikan dan menyebarluaskan tentang pentingnya edukasi untuk menuntaskan kemiskinan,' ujar Ana.
Meski ayah Fita, Munawan (54) hanya berprofesi sebagai buruh petani sawah dan serabutan buruh bangunan, namun Munawan tetap berkeinginan agar anaknya bisa kuliah dan menjadi sarjana yang bisa berbakti pada orangtua, negara, nusa dan bangsa.
"Dulu pas sekolah memang dapat prestasi terus sejak duduk di bangku Madrasah Tsanawiah (MTs) sampai Madrasah Aliyah (MA). Sering juara kelas bahkan sampai juara pararel. Saya sebagai orangtua sangat bangga anak saya bisa terbaik di kampus UIN Walisongo," akunya.
Padahal, saat duduk di bangku sekolah MTs dan MA Fita sering sakit-sakitan sehingga beberapa kali tidak masuk sekolah. "Enggak nyangka sekali. Padahal dulunya sering sakit-sakitan pas masih duduk di bangku sekolah," ujarnya.
Selama kuliah, Fita rela menyisihkan waktunya untuk memberikan privat dan mengajar di Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) di Kasanpuro, Segaran, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, tepatnya di belakang pabrik Teh Botol Sosro selama tiga tahun.
"Kalau privat biasanya anak SD, SMP bahkan juga ada yang SMA. Saya juga ngelesi (memberikan les privat) mata pelajaran (mapel) matematika, kalau SD semua mapel," tegasnya.
Meskipun sudah kuliah sambil bekerja, Fita tetap dibantu ayah dan ibunya dalam membiayai kuliahnya. "Nanti kalau ada beasiswa yang langsung S2, tapi kalau enggak ya kerja dulu setahun," jelasnya.
Pembantu Rektor II Bidang Akademik dan Mahasiswa UIN Walisongo Kota Semarang Dr Ruswan MA menyatakan Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo menggelar wisuda sarjana (S1) ke 67. Kemudian program magister (s2) ke 34, doktor (S3) ke 10 dan diploma 3 (D3) perbankan syari’ah ke 17 periode Juli 2015 Tahun akademik 2015/2016.
"Pada wisuda kali ini UIN Walisongo Kota Semarang meluluskan sebanyak 1.096 orang wisudawan, terdiri dari 935 orang Sarjana (S.1), 49 orang Magister (S.2), 3 orang Doktor (S.3) dan 109 orang Diploma 3 (D.3) Perbankan Syari’ah," jelasnya.
Ruswan menjelaskan wisudawan terbaik pada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi yaitu Iis Puji Lestari dengan IPK 3.87. Terbaik Fakultas Syari’ah yaitu Lu’ayyin dengan IPK 3.89. Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan diraih oleh Adin Nadiya Ifati dengan IPK 3,90.
"Terbaik Fakultas Ushuluddin yaitu Achmad Azis Abidin dengan IPK 3,88. Terbaik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam diraih Fita Nurotul Faizah (S1) dengan IPK 3,91 dan Fitriani Rizki (D3 Perbankan) dengan IPK 3,92," tegasnya.
Ruswan menambahkan bahwa pada program pascasarjana terbaik magister diraih Akmaluddin dengan IPK 3,88. Sementara pada program Doktor diraih Rahmat Hidayat dengan IPK 3,70.
Senat Wisuda, Dr H Musahadi MAg menyampaikan pesan kepada wisudawan agar jangan putus asa setelah wisuda.
"Saya ingin berpesan, jadilah alumni UIN Walisongo yang berkualitas. Buat terobosan-terobosan baru agar menjadi alumni yang berguna dan disegani masyarakat. Lakukanlah terobosan seperti wirausaha, usaha penting untuk mengembangkan jiwa bisnis," pesannya.
Musahadi menambahkan, alumni UIN Walisongo, Kota Semarang harus cerdas dan berguna untuk masyarakat. "Berakhlak yang baik dan beragama dengan prinsip kesantunan dan menghargai sesama," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Firman berjuang keras untuk mengangkat derajat keluarganya yang selama ini hidup miskin.
Baca SelengkapnyaSeorang wisudawan UIN Walisongo mencuri perhatian publik setelah lulus tanpa mengerjakan skripsi.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang rela jadi tukang pijat demi anak sekolah.
Baca SelengkapnyaDi sela-sela waktunya bekerja, Puput berjuang mengerjakan soal dan meringkas materi untuk persiapan tes.
Baca SelengkapnyaDi tengah kesibukannya sebagai artis, pengusaha, dan juga ibu rumah tangga, Nikita Willy tetap menyempatkan waktu untuk mendalami ilmu agama.
Baca SelengkapnyaBikin haru, anak guru ngaji ini berhasil lulus S2 fast track dari UNAIR.
Baca SelengkapnyaYunifah Ismawati ibunda Oki Setiana Dewi telah merampungkan hafalan 20 juz Al-Quran dan diwisuda.
Baca SelengkapnyaAhkam kemudian menawarkan diri bekerja di Sinatria ketika pemilik peternakan itu sedang membutuhkan tenaga kerja sebagai anak kandang.
Baca SelengkapnyaNorma masuk dalam 43 guru peraih penghargaan dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Guru dan Tenaga Kependidikan.
Baca SelengkapnyaMereka berjuang keras untuk menggapai di bangku SMA agar bisa masuk kampus favorit melalui jalur prestasi.
Baca SelengkapnyaAyah wanita ini baru tahu anaknya ternyata kuliah saat momen wisuda putri tercintanya.
Baca SelengkapnyaBaginya, bertemu ulama ialah obat hati yang menimbulkan rasa tenteram.
Baca Selengkapnya