Kisah guru teladan di Ternate, didik murid karena dulu sekolah susah

Merdeka.com - Delapan tahun lalu Leonard Susu (34) mulai mengabdi menjadi guru di SMK Pertambangan Maluku Utara, sebuah sekolah yang terletak di desa terpencil berjarak 5 km dari Kota Kecamatan Maba, kabupaten Halmaera Timur. Tiap hari, dengan modal tekad mengabdi bagi anak-anak didiknya, Leonard bangun subuh menyiapkan diri untuk ke sekolah.

Hari ini Leonard didaulat sebagai guru teladan termuda. Setelah diseleksi Dinas Pendidikan Pemprov Maluku Utara, suami dari Herlin (32) ini akhirnya mendapat penghargaan sebagai guru teladan se-Ternate oleh PT Pelni dan BUMN dengan 7 guru lain yang

"Saya sangat terharu, saya tidak menyangka dapat penghargaan seperti ini. Mungkin karena kerja keras saya selama ini dapat manfaatnya juga," ujar guru Bahasa Indoensia ini usai menerima piagam penghargaan dari Dirut PT Pelni Elfien Goentoro di lapangan Pelabuhan Ahmad Yani, Kota Ternate, Senin (17/8).

Bukan mengejar penghargaan yang menjadi motivasi pria lulusan Universitas Manado ini menjadi seorang guru, pengalaman masa kecil di mana adanya kekurangan gurulah yang melecutkan hatinya.

"Motivasi saya jadi guru karena guru di daerah sangat minim. Waktu saya kecil dan sekolah dulu guru sangat kurang dan ini yang membuat saya mau jadi guru," papar dia.

Ketika berbicara tentang suka-dukanya menjadi seorang guru, pria kelahiran Bulih, Halmaera Utara tahun 1981 ini mengaku sering yang menjadi kendala adalah sikap malas para murid dan jarak sekolah yang sangat jauh dari permukiman. Di situ, dia sering kali mengingatkan mereka tentang pentingnya pendidikan.

"Banyak anak-anak termasuk orang tua masih belum pahak tentang pentingnya pendidikan. Saya katakan ke mereka, sekolah itu bukan hanya untuk anak orang kota atau kaya tapi untuk semua orang," tukas dia.

Saat ini, kata dia, yang menjadi kendala dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) adalah kurangnya buku-buku dan fasilitas di sekolah. Letak sekolah di desa kadang menjadi suatu kesulitan sendiri. Hal ini dialami ayah satu anak ini bertahun-tahun.

Bagi Leonard, menjadi guru tak sekadar mengikuti ritme harian. Letak keprofesionalan seorang guru terletak ketika dia bekerja bukan untuk dirinya semata, tetapi juga kemauan untuk mengubah muridnya menjadi lebih baik dari hari ke hari.

"Saya selalu tanamkan ini, persiapan lebih awal apa yang mau kita sampaikan kepada anak didik. Usaha lebih keras biar mereka berhasil. Dulu saya sekolah dengan susah, kesempatan ini saya gunakan agar mereka lebih baik lagi" pungkas dia.