Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Haerul, Montir Tak Lulus SD Perakit Pesawat Bermesin Motor Asal Pinrang

Kisah Haerul, Montir Tak Lulus SD Perakit Pesawat Bermesin Motor Asal Pinrang Moeldoko Bertemu Perakit Pesawat dari Pinrang. ©2020 Merdeka.com/Titin Supriatin

Merdeka.com - Mimpi Haerul, menerbangkan pesawat akhir terwujud. Bermodal bahan bekas dan mesin motor, Haerul, dia merakit pesawat sesuai cita-citanya.

Pesawat rakitan itu pun diuji coba di Pantai Ujung Tape Kelurahan Pallameang, Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan, daerah tempat tinggalnya. Aksi Haerul menerbangkan pesawat rakitan itu pun viral di media sosial setelah mengudara selama sekitar satu menit 25 detik.

Pesawat bermesin motor Kawasaki Ninja 150cc buatan Haerul melakukan satu kali putaran sebelum akhirnya mendarat kembali di tepian pantai dalam pendaratan yang berjalan kurang mulus.

Alhasil, keuletan pemuda ini pun berbuah manis dengan diundang langsung Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/1), kemarin.

Meski tak banyak bicara saat diminta menyampaikan keterangan kepada pers mengenai pesawat buatannya, burung besi itu dirakit Haerul berbekal pengetahuan dari internet dan saluran YouTube.

"Memang terinspirasi, dari kecil ingin ciptakan pesawat," kata Haerul, yang terbang dari Makassar, Sulawesi Selatan, menuju Ibu Kota Jakarta menumpang pesawat Hercules TNI Angkatan Udara untuk memenuhi undangan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Yuyu Sutisna.

Kendati tidak tamat SD, Haerul yang berprofesi sebagai montir terus berusaha mewujudkan impiannya untuk membuat dan menerbangkan pesawat.

Dunia maya menjadi tempat dia belajar membuat perhitungan untuk membangun sayap pesawat serta tenaga yang dibutuhkan untuk menerbangkan pesawat.

Haerul menuturkan, hal yang sulit dalam proses pembangunan pesawat adalah membuat kalkulasi yang tepat mengenai kekuatan tenaga pendorong, beban pesawat, ukuran sayap, serta pembuatan kemudi dan roda pesawat.

"Memang itu yang paling sulit, hitung-hitungannya," kata dia.

Haerul mempelajari cara membuat macam-macam perhitungan berkenaan dengan pembangunan pesawat dari YouTube.

"Merakit kerangka pesawatnya pun dari Youtube, bahkan belajar jadi pilot pun dari Youtube semua," katanya.

Berbekal pengetahuan dari YouTube dan modal sekitar Rp30 juta, Haerul mengumpulkan barang-barang bekas untuk merakit pesawat terbang. Dia menggunakan aluminium untuk membuat kerangka pesawat. Setidaknya 50 kg aluminium dia gunakan untuk membangun pesawat tersebut.

Dengan bantuan dari beberapa teman, Haerul membangun pesawatnya selama dua bulan lebih. Pesawat itu punya satu baling-baling kayu, tiga roda, sayap utama, sayap tegak, dan sayap ekor.

Setelah pembangunan pesawat selesai, Haerul tiga kali melakukan pengujian. "Tes uji cobanya sempat tiga kali, terbang lalu jatuh lagi. Parah (kerusakannya), saya luka dan pesawatnya diperbaiki lagi," katanya.

Tapi Haerul tidak menyerah. Pada percobaan kelima dia berhasil mengudarakan pesawatnya sampai ketinggian 10-12 meter di atas permukaan laut. Namun pesawatnya mengalami kerusakan karena pendaratan tidak berjalan mulus.

Upaya Haerul untuk menerbangkan pesawat sudah dimulai sejak 2002, ketika dia berusaha membuat helikopter namun tidak bisa diterbangkan.

Selain karena ingin naik pesawat sendiri, Haerul berupaya membangun pesawat karena terinspirasi teknokrat Profesor Baharudin Jusuf Habibie, presiden RI ketiga yang lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan.

"Beliau tetangga daerah saya," kata Haerul.

Tuai Pujian

Upaya Haerul membuat dan menerbangkan pesawat mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Moeldoko mengatakan bahwa dia telah memperlihatkan video mengenai desain pesawat amfibi kepada Haerul.

"Biar semakin terinspirasi untuk melakukan temuan ke depan," kata mantan Panglima TNI itu, menambahkan, pesawat amfibi bagus dikembangkan di Indonesia yang wilayahnya kepulauan.

Dia mengapresiasi keberanian dan keuletan Haerul mewujudkan cita-citanya untuk terbang dengan pesawat buatan sendiri.

"Kita tidak berbicara tentang teknologi, karena Indonesia juga sudah memiliki Dirgantara Indonesia sudah cukup maju. Tetapi yang kami lihat sekali lagi bahwa ini sesuatu yang menginspirasi semuanya," katanya.

"Saya sangat berharap anak-anak muda Indonesia untuk tidak takut melakukan sesuatu, menjadi inovator-inovator yang hebat untuk menghadapi lingkungan yang sangat kompetitif seperti saat ini," ia menambahkan.

Guna mendukung pengembangan kreativitas Haerul, Moeldoko ingin memasukkan Haerul ke dalam manajemen talenta Indonesia, institusi yang sedang disiapkan untuk membina dan mendukung warga negara Indonesia yang punya bakat dan kreativitas.

"Jangan biarkan mereka berjalan sendirian, yang pada akhirnya nanti diambil orang luar, kita hanya menyesal dan seterusnya. Ini kira-kira upaya menuju ke sana setelah tersusun dengan baik," kata Moeldoko terkait manajemen talenta Indonesia.

Apresiasi kepada Haerul pun datang dari TNI Angkatan Udara. Menurut Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara Marsma TNI Fajar Adriyanto, TNI Angkatan Udara berencana memasukkan Haerul ke PB Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).

Fajar, yang telah melihat video penerbangan perdana pesawat Haerul, menilai haerul memiliki keberanian dan tekad untuk menerbangkan pesawat tapi masih bingung ketika hendak mendaratkan pesawat.

"Kan ada teorinya untuk mendarat seperti menghadap angin dan sebagainya. Tapi Haerul tidak. Karena keberanian dan tekadnya ingin terbang, jadi pesawat itu tanpa instrumen altimeter, tanpa pengukur kecepatan, dia terbang," kata Fajar.

Dengan bergabung bersama FASI, Fajar berharap Haerul bisa terbang sesuai standar keselamatan dan regulasi yang berlaku.

Fajar, mantan penerbang tempur F-16 berjuluk "Red Wolf", menilai keberhasilan Haerul membuat pesawat terbang menjadi salah satu bukti manfaat positif media sosial untuk mengembangkan kreativitas.

Internet dan saluran YouTube setidaknya membukakan jalan bagi orang-orang seperti Haerul, yang punya impian untuk mengikuti jejak Mr Crack, Profesor Bacharuddin Jusuf Habibie. Seperti diberitakan Antara.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dulu Tukang Ojek, Begini Cerita Prajurit TNI AD Pernah Gagal Mendaftar Sampai Sakit Cacar Air
Dulu Tukang Ojek, Begini Cerita Prajurit TNI AD Pernah Gagal Mendaftar Sampai Sakit Cacar Air

Demi bisa mewujudkan cita-cita sebagai seorang TNI, segala usaha dilakukan olehnya bahkan sampai rela menjadi tukang ojek.

Baca Selengkapnya
Rintis Usaha Sambil Kuliah hingga Putuskan Ambil Sekolah Kelautan, Kisah Perjuangan Pria Kini Kerja di Kementerian Perhubungan Tuai Pujian
Rintis Usaha Sambil Kuliah hingga Putuskan Ambil Sekolah Kelautan, Kisah Perjuangan Pria Kini Kerja di Kementerian Perhubungan Tuai Pujian

Dengan tekad kuat dan semangat pantang menyerah, Daffa berhasil meraih impiannya.

Baca Selengkapnya
Kisah Pemuda Penyadap Karet Berhasil jadi TNI, Bangga Bisa Angkat Derajat Ortu yang Seorang Petani
Kisah Pemuda Penyadap Karet Berhasil jadi TNI, Bangga Bisa Angkat Derajat Ortu yang Seorang Petani

Prada Sahat mengungkapkan menjadi tentara merupakan cita-citanya sejak kecil.

Baca Selengkapnya
Sering Balapan Liar, Cerita Pria Ini Insaf Ingin Merubah Nasib Jadi Anggota TNI
Sering Balapan Liar, Cerita Pria Ini Insaf Ingin Merubah Nasib Jadi Anggota TNI

Dulunya dia mempunyai hobi melakukan balap liar. Namun ternyata ia ingin merubah nasib hidupnya menjadi lebih baik dengan mewujudkan cita-cita jadi TNI.

Baca Selengkapnya
Peraih Adhi Makayasa Akmil 2024 Ngaku Tinggi Badannya Kurang Waktu SMP, Minta Dibuatkan Tiang Pull Up Sang Ayah Menolak
Peraih Adhi Makayasa Akmil 2024 Ngaku Tinggi Badannya Kurang Waktu SMP, Minta Dibuatkan Tiang Pull Up Sang Ayah Menolak

Siapa sangka jika dia ternyata pernah mengaku memiliki tubuh pendek.

Baca Selengkapnya
Viral Perjuangan Wanita Sukses Jadi Pramugari,  Pernah Gagal dan Kena Cibiran
Viral Perjuangan Wanita Sukses Jadi Pramugari, Pernah Gagal dan Kena Cibiran

Kisah perjuangan wanita jadi pramugari ini curi perhatian.

Baca Selengkapnya
Tidak Lulus SMP, Panji Kini Sukses Jadi Pengusaha Beromzet Ratusan Juta per Bulan
Tidak Lulus SMP, Panji Kini Sukses Jadi Pengusaha Beromzet Ratusan Juta per Bulan

Panji mulai menyadari efek buruk tidak serius sekolah. Ia sulit mendapatkan pekerjaan.

Baca Selengkapnya
Sejarah Unik PO Haryanto, Rintisan Pensiunan TNI yang Bermula dari Bisnis Angkot.
Sejarah Unik PO Haryanto, Rintisan Pensiunan TNI yang Bermula dari Bisnis Angkot.

PO Haryanto merupakan jasa transportasi AKAP dari Kudus, Jawa Tengah yang dirintis oleh Haryanto, mantan anggota TNI yang sempat menarik angkot.

Baca Selengkapnya
Selalu Diremehkan 'Mana Sanggup Anak Petani jadi Polisi', Nasib Berkata Lain Salman kini Sukses jadi Anggota Polri
Selalu Diremehkan 'Mana Sanggup Anak Petani jadi Polisi', Nasib Berkata Lain Salman kini Sukses jadi Anggota Polri

Kisah seorang pemuda yang ingin menjadi polisi namun diremehkan karena anak seorang petani. Ia berhasil mematahkan cemoohan yang ada dan sukses menjadi polisi.

Baca Selengkapnya
Luhut Cerita Sosok Sang Ayah: Letnan TNI Jadi Sopir Bus dan Orang Indonesia Pertama Kuliah di Cornell University
Luhut Cerita Sosok Sang Ayah: Letnan TNI Jadi Sopir Bus dan Orang Indonesia Pertama Kuliah di Cornell University

Bukan hanya sosok ayah, Luhut juga berterimakasih kepada ibunya, Siti Frida Naiborhu yang hanya lulusan sekolah setingkat SD.

Baca Selengkapnya
Dulu Sering Diremehkan, Anak Vespa Ini Kini Jadi Prajurit TNI Bikin Orangtua Bangga
Dulu Sering Diremehkan, Anak Vespa Ini Kini Jadi Prajurit TNI Bikin Orangtua Bangga

Berkat kerja kerasnya pria kelahiran tahun 2002 ini kini menjadi prajurit TNI AD bikin bangga orangtua.

Baca Selengkapnya
Berapi-api Kepalkan Tangan, Sopir Bangga Sang Anak Berulang Kali Gagal Kini Lolos Seleksi Anggota Polri
Berapi-api Kepalkan Tangan, Sopir Bangga Sang Anak Berulang Kali Gagal Kini Lolos Seleksi Anggota Polri

Berikut momen seorang sopir bangga sang anak lolos seleksi anggota Polri setelah berkali-kali gagal.

Baca Selengkapnya