Kisah heroik pendekar wanita Banten, Nyimas Gamparan dan Melati
Merdeka.com - Banten, propinsi di ujung barat Pulau Jawa ini kini sedang 'memanas'. Sang gubernurnya, Ratu Atut Chosiyah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi dan kini ditahan di Rutan Pondok Bambu oleh KPK .
Hal ini membuat publik Banten gempar. Ada yang mendukung KPK untuk membongkar kasus korupsi dan menjebloskan Ratu Atut ke penjara, namun ada juga yang mendukung dan menganggap Atut tidak bersalah.
Di tengah perdebatan tersebut ada yang menarik dari sejarah provinsi yang lepas dari Jawa Barat pada tahun 2000 itu. Banten dikenal banyak memiliki jawara alias pendekar sejak zaman penjajahan.
-
Mengapa Kesultanan Banten runtuh? Saat itu Kesultanan Banten yang sebelumnya berdaulat otomatis runtuh karena dimonopoli VOC.
-
Siapa yang memimpin perlawanan di Banten? Perang Banten pada 1628-1629, yang dipimpin oleh Sultan Hasanudin yang ketika itu menjadi pemimpin kerajaan.
-
Bagaimana para jawara banten melawan penjajah? Luar biasanya, para jawara tersebut mampu melawan kekuatan senjata berteknologi tinggi Belanda dan Jepang hanya dengan tangan kosong. Mereka sudah terkenal kebal sejak dulu, melalui ilmu tradisional yang digunakan dengan bijak.
-
Siapa pendiri Kerajaan Banten? Walau sebagai peletak pondasi berdirinya Kerajaan Banten, namun Sunan Gunung Jati diketahui tak pernah menjadi raja di sana hingga wafatnya.
-
Dimana letak kerajaan kuno Banten Girang? Kerajaan itu letaknya berada di hulu teluk Banten.
-
Apa pusat peradaban Kerajaan Banten? Pada masanya dulu, Banten merupakan salah satu pusat peradaban Islam di Pulau Jawa.
Salah satu yang menarik adalah kisah pendekar wanita asal Banten, Nyimas Gamparan dan Nyimas Melati. Siapa keduanya?
Nyimas Gamparan dikenal dalam perang Cikande. Perang tersebut terjadi sekitar tahun 1829 hingga 1830. Perang tersebut terjadi lantaran Nyimas Gamparan yang memimpin puluhan pendekar wanita menolak Cultuurstelsel (1830) yang diterapkan Belanda kepada penduduk pribumi.
Nyimas Gamparan dan puluhan prajurit wanitanya menggunakan taktik perang gerilya untuk menghadapi pasukan Belanda. Pasukan Nyimas Gamparan ini memiliki markas persembunyian di wilayah yang kini disebut Balaraja.
Kono penamaan Balaraja berasal dari pasukan Nyimas Gamparan. Balaraja, tempat singgah para raja (Asal kata Balai dan Raja) dan juga yang menyebutkan tempat berkumpulnya Bala (teman) tentara Raja.
Serangan demi serangan yang dilakukan oleh pasukan Nyimas Gamparan membuat Belanda sangat kerepotan. Berbagai cara pun dilakukan untuk menumpas pasukan Srikandi pimpinan Nyimas Gamparan.
Belanda lalu menggunakan politik devide et impera. Raden Tumenggung Kartanata Nagara yang menjadi Demang di wilayah Jasinga, Bogor diminta bantuan untuk menumpas milisi Srikandi ini. Tumenggung Kartanata iming-imingi bakal dijadikan penguasa di daerah Rangkasbitung.
Pasukan Ki Demang inilah yang kemudian diadu dengan Pasukan Nyimas Gamparan. Taktik Belanda ini rupanya cukup ampuh. Nyimas Gamparan akhirnya berhasil dikalahkan oleh pasukan Kartanata Nagara. Nyimas Gamparan pun disemayamkan di daerah Pamarayan, Serang-Banten.
Kisah Nyimas Melati juga tidak kalah heroik dalam upaya melawan segala bentuk penjajahan di wilayah yang kini disebut Banten. Bahkan Nyimas Melati tercatat sebagai pahlawan wanita dalam sejarah perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia di wilayah Tangerang.
Nama Nyimas Melati kini diabadikan sebagai nama sebuah Gedung Wanita Nyi Mas Melati di Jalan Daan Mogot di mana terdapat kantor sekretariat TP PKK Kota Tangerang dan nama sebuah Jalan Nyi Mas Melati dimana berdiri gedung Kantor KPUD Kota Tangerang.
Kisah perjuangan Nyi Mas Melati dalam melawan penjajahan kompeni juga pernah beberapa kali dipentaskan dalam bentuk drama kolosal di era tahun 80-an.
Menurut beberapa catatan literatur sejarah, Nyimas Melati adalah anak perempuan dari Raden Kabal yang turut dalam perjuangannya melawan penjajahan Belanda. Sekitar tahun 1918, Tangerang saat itu dikuasai sekelompok tuan tanah yang mendapat dukungan dari pemerintahan kolonial.
Topik Pilihan: Dinasti Atut | KPK
Mereka menguasai berbagai sendi kehidupan masyarakat bidang sosial, ekonomi hingga budaya. Karena terjadi tekanan, pemerasan dan pemaksaan sehingga membuat kehidupan rakyat pada masa itu sangat menderita.
Pemberontakan-pemberontakan rakyat pun akhirnya meletus, salah satunya pemberontakan yang dipimpin oleh Raden Kabal. Nyi Mas Melati, puteri R Kabal pun tidak mau tinggal diam dan turut dalam pertempuran melawan pasukan penjajah.
Pasukan Raden Kabal sering mengadakan penghadangan di daerah-daerah Tangerang. Dalam pertempuran melawan Kompeni Belanda, Sang Raden dibantu oleh Nyimas Melati dan Pangeran Pabuaran Subang.
Salah satu pertempuran yang tercatat adalah pertempuran Pabuaran Subang yang dijadikan tempat gugurnya Pangeran Pabuaran dari Subang saat perang dengan Kompeni. Keberanian Nyimas Melati sangat terkenal. Nyimas juga dikenal jago dalam hal ilmu bela diri maupun olah kanuragan. Nyimas Melati dijuluki Singa Betina.
Namun kisah heroik para pendekar Banten itu kini tinggal cerita. Banten kini sedang diliputi duka. Sang pemimpin tersandung kasus korupsi. Tak main-main, Ratu Atut juga disebut telah melakukan politik dinasti.
Hal ini bukan tanpa dasar, sebelum Atut jadi tersangka, sang adik Tubagus Chaery Whardana alias Wawan terlebih dahulu ditangkap dan ditahan KPK . Selain Atut dan Wawan, kini KPK juga tengah membidik kasus lainnya yang diduga melibatkan jaringan keluarga besar Atut.
Ratu Atut belum tentu bersalah sebelum ada vonis pengadilan. Namun bila benar nanti pengadilan menyatakan bahwa Atut bersalah, tentu para pendekar wanita di Banten seperti Nyimas Gamparan dan Nyimas Melati akan sedih melihatnya. Semoga saja tidak.
*dari berbagai sumber
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wanita ini memimpin 30 perempuan dalam pertempuran melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaKabarnya, julukan ini melekat karena teriakannya amat mengerikan dan bikin penjajah ketar-ketir.
Baca SelengkapnyaBukit ini memiliki pertautan erat dengan sejumlah tokoh pada era Kerajaan Kadiri.
Baca SelengkapnyaPihak kontraktor asing sempat ingin membuat jalan di sana, namun alat berat justru rusak.
Baca SelengkapnyaCut Nyak Dien bahkan pilih bunuh diri ketimbang menyerah pada Belanda.
Baca SelengkapnyaSebuah kisah legenda yang berawal dari rasa cinta dari Raja Aceh terhadap seorang putri dari Tanah Deli yang berujung peperangan.
Baca SelengkapnyaKesenian tradisional dari Sumatera Selatan ini mengisahkan tentang perjuangan kaum perempuan dalam melawan penjajahan.
Baca SelengkapnyaSosok pahlawan dan ulama wanita dari Serambi Mekkah ini begitu besar tekad dan kegigihannya dalam melawan Belanda demi mempertahankan tanah kelahirannya.
Baca SelengkapnyaMulai dari Ronggeng Dukuh Paruk yang menceritakan kemelut politik 1965 hingga Rasina yang berlatar zaman kolonial Belanda.
Baca SelengkapnyaPulau Kemaro, Fakta dan kisah legenda percintaan sejati antara Putri Raja Palembang dengan Anak Raja Cina.
Baca SelengkapnyaIndonesia menyimpan beragam mitos-mitos yang menarik dan bikin penasaran. Mulai dari mitos tentang asal usul hingga hal yang mistis.
Baca SelengkapnyaKisah Laksamana perempuan pertama di Indonesia yang punya armada tempur berprajurit janda.
Baca Selengkapnya