Kisah heroik tentara makan sepatu untuk hidup di Papua
Merdeka.com - 26 April 1962, tiga buah pesawat C-47 Dakota milik Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) terbang ke Kaimana, Irian Barat. Mereka bertugas menerjunkan 23 pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), 9 Pasukan Gerak Tjepat (PGT) AURI dan satu perwira zeni AD.
Misi mereka menyusup ke belantara Papua dan merusak radar milik Belanda. Operasi militer ini dinamakan Operasi Banteng Merah. Salah satu operasi penerjunan pertama dalam rangka Tri Komando Rakyat, membebaskan Irian Barat dari tangan Belanda.
Tak mudah menggelar operasi udara di Irian Barat. Hutan lebat, pohon setinggi 50 meter, hingga sulitnya makanan di dalam belantara menjadi kendala tersendiri. Apalagi Belanda terus menambah kekuatan di Irian. Sebagai catatan, saat perang dunia II, tentara sekutu tak mau menggelar operasi penerjunan di Irian. Mereka memandang hal ini terlalu beresiko.
-
Bagaimana TNI AU mempersiapkan diri menghadapi Belanda di Irian Barat? Pesawat Pengebom TU-16 dan TU-16 KS Siap Membombardir Belanda di Irian Barat Tahun 1960an, Indonesia bersiap perang terbuka dengan Belanda yang tak mau menyerahkan Irian Barat.Sejumlah persenjataan paling canggih dari Blok Timur disiapkan untuk konfrontasi.
-
Kapan operasi TNI AL di Papua dimulai? Operasi Siaga Tempur Laut dan penyekatan perbatasan di wilayah kerja Koarmada III itu berlangsung sejak Senin (22/4).
-
Apa yang membuat prajurit TNI ini ingin menghabiskan masa tuanya di Papua? Diungkapkan, Gatot ingin menghabiskan masa tuanya di Kaimana, Papua Barat. Sang istri pun dikatakan telah menyetujui keinginan prajurit TNI ini.
-
Siapa yang memimpin pasukan TNI di Papua? Danrem 173/PVB Brigjen TNI Frits Wilem Rizard Pelamonia menjelaskan bahwa Bandara di Agandugume tersebut telah dikuasai oleh OPM sejak awal Maret.
-
Kenapa pasukan Jerman di Indonesia? Saat Perang Dunia II Meletus, Jerman dan Jepang bersekutu.Jerman memiliki armada kapal selam U-Boat. Unit ini merupakan pasukan elite dalam Kriegsmarine. U-Boat Menghancurkan Banyak Kapal AL & Juga Kapal Dagang Sekutu Selama Perang Dunia II, kapal selam Jerman menebar maut untuk kapal-kapal sekutu.Tak cuma di Atlantik, U-Boat juga dikirim ke Pasifik dan perairan Asia Tenggara.Termasuk wilayah Hindia Belanda yang saat itu dikuasai Jepang. Namun berbeda dengan misi mereka di Atlantik, dari Indonesia U-Boat juga ditugaskan memuat hasil perkebunan seperti karet dan kina yang dibutuhkan Jerman dalam peperangan.
-
Kenapa TNI butuh pasukan besar di Papua? Butuh ada satu pasukan besar yang diterjunkan serentak untuk mengikat pasukan Belanda di wilayah Merauke.
Tapi perintah Presiden Soekarno, penerjunan harus dilaksanakan. Apapun resikonya. Buka mata dunia, Indonesia mampu menggelar operasi militer di Papua.
Hari menjelang subuh saat satu per satu pasukan melompat dari pesawat. Malapetaka menunggu begitu mereka membuka payung. Rata-rata anggota pasukan mendarat di puncak pohon yang tingginya lebih dari 50 meter. Mereka menggantung di pohon dan kesulitan mencapai tanah. Walau setiap pasukan membawa tali yang panjangnya 30 meter, masih kurang untuk mencapai tanah.
Beberapa orang patah tulang saat mendarat. Mereka jatuh tersebar sehingga kekuatan pun terpencar. Tentara Belanda langsung mengerahkan pesawat pengintai dan pasukan berkekuatan besar untuk memburu para penerjun.
Puluhan tentara tentu bukan tandingan tentara Belanda di Irian. Sebagian pasukan RI tewas ditembak dan sebagian lagi tertangkap. Mereka juga sadar penduduk di Irian Barat kebanyakan sudah dibina Belanda. Setiap ada tentara Indonesia, rakyat akan melapor pada tentara. Pertolongan dari rakyat nyaris tak bisa diharapkan.
Masalah makanan pun jadi hal utama. Di belantara Papua sangat jarang ada tumbuhan atau makanan bisa dimakan. Satu-satunya harapan adalah makanan pemberian penduduk kampung. Mereka juga berusaha membeli dari penduduk, karena setiap orang dibekali uang gulden.
Pasukan Indonesia sering kelaparan berhari-hari. Jika berpapasan dengan penduduk yang menjanjikan makanan, mereka sudah tak percaya. Pasti di tempat yang ditunjuk sudah ada tentara Belanda yang menunggu.
Topik pilihan: Sejarah Indonesia | TNI AU
Salah satu kisah miris soal beratnya operasi tersebut dikisahkan dalam buku 52 Tahun Infiltrasi PGT di Irian Barat, Bertahan dan Diburu di Belantara Irian. Buku Terbitan Majalah Angkasa ini ditulis Beny Adrian dan diluncurkan di Jakarta, Jumat (25/4) lalu di Jakarta.
Sarjono, salah satu anggota pasukan, harus bertahan hidup dengan merebus dan memakan sepatu bootnya yang terbuat dari kulit. Hal itu dilakukannya karena sudah sangat kelaparan dan sama sekali tak ada makanan.
Sarjono kemudian tertangkap tentara Belanda. Dia ditahan di Biak lalu dibawa ke Wundi. Baru pada akhir konfrontasi Sarjono dipulangkan ke Indonesia.
Kelak, Pasukan Gerak Tjepat (PGT) ini berubah nama Korps Pasukan Khas TNI AU (Korpaskhas). Mantan Komandan Korpaskhas Marsma (Purn) Nanok Soeratno menilai hanya orang-orang 'gendeng', pemberani dan bernyali besar, berani terjun sebelum matahari terbit di tempat yang sangat asing.
Nanok menyebut pengalaman operasi tempur seperti ini langka bagi generasi muda TNI saat ini.
"Walau tentu tak bisa dibedakan apple to apple. Setiap generasi memiliki tantangan masing-masing," kata Nanok.
Sesuai motto pasukan ini: Karmanye Vadikaraste Mafelesu Kadatjana, kerjakan tugasmu tanpa menghitung untung ruginya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video memperlihatkan para pejuang tanah air pada masa revolusi yang tertangkap oleh tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaPerjuangan para prajurit TNI yang harus bersiaga menjaga perbatasan
Baca SelengkapnyaPangkostrad Langsung Bereaksi Anak Buahnya Tertembak di Papua: Kamu Sudah Teruji!
Baca SelengkapnyaJenderal, Kolonel, Letnan kolonel tak ada yang berani mengacungkan tangan. Pilihan jatuh pada seorang kapten baret merah.
Baca SelengkapnyaAda beberapa momen unik aktivitas tentara Belanda saat di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPeristiwa berdarah di Tebing Tinggi, merupakan perjuangan para pemuda melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaBegini momen menegangkan prajurit TNI baku tembak dengan KST di Papua. Tetap tenang walau diberondong peluru.
Baca SelengkapnyaHari ini adalah 128 tahun wafatnya Teuku Nyak Makam yang patut dikenang oleh masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaSosok pahlawan dan ulama wanita dari Serambi Mekkah ini begitu besar tekad dan kegigihannya dalam melawan Belanda demi mempertahankan tanah kelahirannya.
Baca SelengkapnyaSeorang pensiunan jenderal Polisi bintang dua, pernah bertugas naik turun gunung di Kalimantan tanpa menggunakan alas kaki.
Baca SelengkapnyaBanyaknya anggota hulptroepen dari Minahasa tidak terlepas dari peran komandannya, yakni Dotulong.
Baca SelengkapnyaSisingamangaraja XII juga dikenal sebagai Raja Tuan Marhajan Siregar, adalah seorang pahlawan dari Tanah Batak.
Baca Selengkapnya