Kisah hidup Jono eks perambah hutan ilegal yang kini jadi guru SD
Merdeka.com - Selama 26 tahun menjadi perambah hutan secara ilegal, Jono (56) akhirnya memutuskan tobat dan memilih mengabdikan diri menjadi pengajar di Sekolah Dasar (SD) Hanura di Dusun Bagan Rame, Desa Sungai Batang, Kecamatan Air Sugihan, Ogan Komering Ilir, Sumsel. Meski gaji tak seberapa, dia tetap menjadi guru satu-satunya di sekolah itu.
Jono menceritakan, awalnya dia berniat merantau dari kampungnya di Nusa Tenggara Barat ke Malaysia secara ilegal tahun 1979 silam. Dalam perjalanan, dirinya ditinggalkan oleh orang yang mengajaknya sehingga membuatnya terlantar.
Beberapa hari kebingungan tanpa bekal, Jono bertemu dengan temannya dan diajak merantau ke Sumatera Selatan. Akhirnya, dia menetap di Dusun Bagan Rame, Desa Sungai Batang, Kecamatan Air Sugihan, Ogan Komering Ilir, Sumsel.
-
Apa yang dilakukan guru ini? Pada 2 November 2023, dalam video tersebut, sang guru musik menggambarkan perbedaan drastis antara murid-muridnya yang dapat bersekolah dengan bahagia dan anak-anak Palestina yang mengalami penderitaan yang tak terbayangkan.Gedung sekolah di Palestina telah dihancurkan, guru-serta teman mereka hilang, bahkan keluarga mereka juga tidak selamat dari serangan.
-
Siapa sosok pahlawan di bidang pendidikan di Mandailing Natal? Sosok yang satu ini adalah pahlawan di bidang pendidikan khususnya daerah Mandailing Natal, Sumatra Utara.
-
Siapa yang mengajar di sekolah Suster Imakulati? Selain Ibu Imakulati, ada 9-10 suster lain yang menjadi tenaga pengajar di sekolah tersebut.
-
Apa yang dilakukan guru ngaji itu? Pria yang berprofesi sebagai guru mengaji itu mengaku terus teringat bayang-bayang wajah sang istri yang sedang hamil. Sesekali dia juga teringat dua anaknya yang masih kecil meminta segera pulang.Malam itu, pada Jumat (7/6) malam dia menangis diteror berjuta pikiran tak nyaman.
-
Siapa yang menjadi objek cerita lucu tentang guru di sekolah? Cerita Lucu Bahasa Indonesia: Keceplosan Guru mengabsen murid di sekolah. Ternyata Delon tidak masuk. Tiba-tiba, kepala sekolah memanggil guru yang sedang mengabsen.Kepala sekolah: 'Ini ada telepon.'Guru: 'Halo...'Penelpon: 'Halo, saya mau memberitahu bahwa Delon sedang sakit jadi tidak bisa masuk sekolah.'Guru: 'Maaf ... ini dari siapa?'Penelpon: 'Ini dari ayah saya.'Guru : ?????&%^&$*^%????
-
Siapa yang membimbing siswa SDN 3 Kota Tangerang? Menariknya, inovasi kreatif itu mulanya merupakan tugas yang dikembangkan lebih lanjut bersama pembimbing.
Tiga tahun tanpa pekerjaan tetap, Jono terpikat bisnis perambahan hutan secara ilegal seperti yang dilakukan warga di kampungnya sejak tahun 1982. Dia berhasil dirayu seorang pengusaha untuk mencari kayu di hutan.
Dari satu hutan ke hutan lain, Jono bersama sejumlah buruh lainnya menebangi pohon, seperti meranti, jelutung, terentang, mengris, dan jenis kayu berkualitas lain. Dia masih ingat, pada tahun pertamanya, Jono diupah Rp 2.500 per kubik. Kayu-kayu itu dikirim keluar negeri melalui jalur laut melintasi Sungai Musi.
"Saya masih ingat cerita itu, cuma dihargai Rp 2.500 sekubik, padahal sudah capek-capek masuk ke hutan tebangi kayu, tapi namanya juga buruh," ungkap Jono kepada merdeka.com belum lama ini.
Penebangan kayu secara ilegal yang dilakukan Jono mulai sulit dari tahun ke tahun. Hal ini akibat adanya kebakaran hutan, mulai tahun 1993, 1995, dan 1997 yang dikenal areal kebakaran sangat luas di wilayah Sumsel.
"Sebelum ada kebakaran, kami punya aturan, tidak boleh nebang kayu di bawah ukuran bulat 25 centimeter, biar nanti besar. Tapi semuanya habis terbakar," ujarnya.
Namun, Jono tak habis akal mencari kayu untuk ditebang. Dia masuk ke kawasan hutan milik perusahaan dan mencuri kayunya. Bertahun-tahun menebang secara liar, Jono ditangkap sekuriti perusahaan. Beruntung, perkaranya tidak sampai dilimpahkan ke kepolisian dengan perjanjian tidak mengulanginya kembali.
"Waktu ketangkap itu saya berpikir, yang kaya pengusaha, dia jual kayu keluar negeri, dapat untung besar. Saya capek-capek masuk hutan, cuma segitu-gitu aja, cuma cukup buat makan, jadi saya tobat," kata dia.
Di tahun 2008, Jono mengabdikan diri menjadi pengajar di SD di kampungnya. Pilihan itu karena dia miris melihat anak-anak dengan segala keterbatasan, tanpa bekal pengetahuan pada akhirnya hanya menjadi petani dan nelayan ala kadarnya.
"Anak-anak bodoh karena tidak belajar, baca tidak bisa, berhitung apalagi. Dari sana saya jadi guru mereka dengan modal ilmu yang pernah saya pelajari," kata dia.
Sejak berdirinya sekolah swasta itu, Jono hanya seorang diri menjadi tenaga pengajar. Gaji yang didapat tak seberapa, kurang dari seratus ribu sebulan karena perhitungan bayaran Rp 2 ribu per siswa.
"Sekarang ada 40 siswa dari kelas satu sampai kelas enam. Apapun mata pelajarannya saya sendiri yang ngajar, mau bahasa Inggris, bahasa Arab, olahraga, saya semua," tuturnya.
Pejuang buka lahan tanpa bakar
Selain menjadi guru, sejak tahun 2015 lalu Jono juga tercatat sebagai salah satu pejuang membuka lahan tanpa membakar melalui Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang diterapkan APP Sinar Mas selaku perusahaan berada di Kabupaten OKI. Jono ingin mengubah kebiasaan buruk masyarakatnya yang selalu membakar hutan saat berkebun.
Jono mengaku masyarakat awalnya menentang keras perjuangannya karena membakar lahan sangat mudah dan biaya ringan. Apalagi saat itu program membuka lahan tanpa bakar belum disertai solusi jitu yang bisa membuat masyarakat berubah.
Beberapa tahun terakhir, usahanya mulai memikat warga setempat dengan membuat pupuk kompos sisa tebasan, ditambah lagi bantuan permodalan dari perusahaan. Bagi dia, apapun motivasi masyarakat, yang terpenting bisa meninggalkan kebiasaan membakar."Setidaknya kampung kami bebas dari asap kebakaran, kasihan anak-anak," kata dia.
Sementara itu, Head of Social & Security Sinar Mas Forestry Region Palembang, Zulhadi Aziz mengatakan, program DMPA difokuskan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar kawasan konsesi melalui kegiatan berbasis kehutanan dan pertanian terpadu. Masyarakat diarahkan untuk bercocok tanam maupun beternak dengan memanfaatkan lahan tanpa melalui proses membakar.
"Sejauh ini kita sudah alokasikan dana senilai Rp 4,39 miliar di 28 desa dengan total 1.996 kepala keluarga penerima manfaat program," ujarnya.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perjuangan guru yang mengajar di sekolah terpencil ini viral di tiktok, berangkat lewati jalan berlumpur hingga muara.
Baca SelengkapnyaSelain berunjuk rasa mengawal perkara guru honorer Supriyani, PGRI Baito ramai-ramai menolak siswa D dan saksi kembali bersekolah.
Baca SelengkapnyaTantangan yang dihadapinya bukan hanya soal jalanan yang rusak, tetapi juga hewan-hewan liar di sepanjang perjalanan.
Baca SelengkapnyaKopda Mario Gino hampir setiap hari membantu siswa SD menyeberangi sungai agar anak-anak itu bisa sampai ke sekolah.
Baca SelengkapnyaSiswi tersebut dianggap melanggar tata tertib sekolah.
Baca SelengkapnyaRuang kelasnya dihiasi lampu-lampu kuno yang estetik
Baca SelengkapnyaSeorang warga transmigrasi asal Wonogiri bekerja banting tulang demi anaknya agar bisa kuliah.
Baca SelengkapnyaBahkan, para guru ini harus menggunakan perahu untuk menuju ke tempat sekolah tersebut.
Baca SelengkapnyaNorma masuk dalam 43 guru peraih penghargaan dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Guru dan Tenaga Kependidikan.
Baca SelengkapnyaDari hasil berjualan sapu ijuk, ia menyisihkan 4 ribu rupiah setiap harinya dan berhasil membangun sekolah gratis untuk anak-anak.
Baca SelengkapnyaDia diketahui secara sukarela menjadi penggali kubur. Ternyata, hal itu telah dilakukannya selama lebih dari 20 tahun.
Baca SelengkapnyaGuru yang dulunya penuh wibawa di ruang kelas kini harus berjuang mengais rezeki di tengah keramaian terminal.
Baca Selengkapnya