Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah hidup Jono eks perambah hutan ilegal yang kini jadi guru SD

Kisah hidup Jono eks perambah hutan ilegal yang kini jadi guru SD Jono mantan perambah hutan. ©2018 Merdeka.com/Irwanto

Merdeka.com - Selama 26 tahun menjadi perambah hutan secara ilegal, Jono (56) akhirnya memutuskan tobat dan memilih mengabdikan diri menjadi pengajar di Sekolah Dasar (SD) Hanura di Dusun Bagan Rame, Desa Sungai Batang, Kecamatan Air Sugihan, Ogan Komering Ilir, Sumsel. Meski gaji tak seberapa, dia tetap menjadi guru satu-satunya di sekolah itu.

Jono menceritakan, awalnya dia berniat merantau dari kampungnya di Nusa Tenggara Barat ke Malaysia secara ilegal tahun 1979 silam. Dalam perjalanan, dirinya ditinggalkan oleh orang yang mengajaknya sehingga membuatnya terlantar.

Beberapa hari kebingungan tanpa bekal, Jono bertemu dengan temannya dan diajak merantau ke Sumatera Selatan. Akhirnya, dia menetap di Dusun Bagan Rame, Desa Sungai Batang, Kecamatan Air Sugihan, Ogan Komering Ilir, Sumsel.

Orang lain juga bertanya?

Tiga tahun tanpa pekerjaan tetap, Jono terpikat bisnis perambahan hutan secara ilegal seperti yang dilakukan warga di kampungnya sejak tahun 1982. Dia berhasil dirayu seorang pengusaha untuk mencari kayu di hutan.

Dari satu hutan ke hutan lain, Jono bersama sejumlah buruh lainnya menebangi pohon, seperti meranti, jelutung, terentang, mengris, dan jenis kayu berkualitas lain. Dia masih ingat, pada tahun pertamanya, Jono diupah Rp 2.500 per kubik. Kayu-kayu itu dikirim keluar negeri melalui jalur laut melintasi Sungai Musi.

"Saya masih ingat cerita itu, cuma dihargai Rp 2.500 sekubik, padahal sudah capek-capek masuk ke hutan tebangi kayu, tapi namanya juga buruh," ungkap Jono kepada merdeka.com belum lama ini.

Penebangan kayu secara ilegal yang dilakukan Jono mulai sulit dari tahun ke tahun. Hal ini akibat adanya kebakaran hutan, mulai tahun 1993, 1995, dan 1997 yang dikenal areal kebakaran sangat luas di wilayah Sumsel.

"Sebelum ada kebakaran, kami punya aturan, tidak boleh nebang kayu di bawah ukuran bulat 25 centimeter, biar nanti besar. Tapi semuanya habis terbakar," ujarnya.

Namun, Jono tak habis akal mencari kayu untuk ditebang. Dia masuk ke kawasan hutan milik perusahaan dan mencuri kayunya. Bertahun-tahun menebang secara liar, Jono ditangkap sekuriti perusahaan. Beruntung, perkaranya tidak sampai dilimpahkan ke kepolisian dengan perjanjian tidak mengulanginya kembali.

"Waktu ketangkap itu saya berpikir, yang kaya pengusaha, dia jual kayu keluar negeri, dapat untung besar. Saya capek-capek masuk hutan, cuma segitu-gitu aja, cuma cukup buat makan, jadi saya tobat," kata dia.

Di tahun 2008, Jono mengabdikan diri menjadi pengajar di SD di kampungnya. Pilihan itu karena dia miris melihat anak-anak dengan segala keterbatasan, tanpa bekal pengetahuan pada akhirnya hanya menjadi petani dan nelayan ala kadarnya.

"Anak-anak bodoh karena tidak belajar, baca tidak bisa, berhitung apalagi. Dari sana saya jadi guru mereka dengan modal ilmu yang pernah saya pelajari," kata dia.

Sejak berdirinya sekolah swasta itu, Jono hanya seorang diri menjadi tenaga pengajar. Gaji yang didapat tak seberapa, kurang dari seratus ribu sebulan karena perhitungan bayaran Rp 2 ribu per siswa.

"Sekarang ada 40 siswa dari kelas satu sampai kelas enam. Apapun mata pelajarannya saya sendiri yang ngajar, mau bahasa Inggris, bahasa Arab, olahraga, saya semua," tuturnya.

Pejuang buka lahan tanpa bakar

Selain menjadi guru, sejak tahun 2015 lalu Jono juga tercatat sebagai salah satu pejuang membuka lahan tanpa membakar melalui Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang diterapkan APP Sinar Mas selaku perusahaan berada di Kabupaten OKI. Jono ingin mengubah kebiasaan buruk masyarakatnya yang selalu membakar hutan saat berkebun.

Jono mengaku masyarakat awalnya menentang keras perjuangannya karena membakar lahan sangat mudah dan biaya ringan. Apalagi saat itu program membuka lahan tanpa bakar belum disertai solusi jitu yang bisa membuat masyarakat berubah.

Beberapa tahun terakhir, usahanya mulai memikat warga setempat dengan membuat pupuk kompos sisa tebasan, ditambah lagi bantuan permodalan dari perusahaan. Bagi dia, apapun motivasi masyarakat, yang terpenting bisa meninggalkan kebiasaan membakar."Setidaknya kampung kami bebas dari asap kebakaran, kasihan anak-anak," kata dia.

Sementara itu, Head of Social & Security Sinar Mas Forestry Region Palembang, Zulhadi Aziz mengatakan, program DMPA difokuskan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar kawasan konsesi melalui kegiatan berbasis kehutanan dan pertanian terpadu. Masyarakat diarahkan untuk bercocok tanam maupun beternak dengan memanfaatkan lahan tanpa melalui proses membakar.

"Sejauh ini kita sudah alokasikan dana senilai Rp 4,39 miliar di 28 desa dengan total 1.996 kepala keluarga penerima manfaat program," ujarnya.

(mdk/rzk)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Viral Perjuangan Guru Mengajar di Sekolah Terpencil, Berangkat Lewati Jalan Berlumpur
Viral Perjuangan Guru Mengajar di Sekolah Terpencil, Berangkat Lewati Jalan Berlumpur

Perjuangan guru yang mengajar di sekolah terpencil ini viral di tiktok, berangkat lewati jalan berlumpur hingga muara.

Baca Selengkapnya
Buntut Honorer Supriyani Dipolisikan, Guru Ramai-Ramai Tolak Siswa Anak Polisi Sekolah di Seluruh SD Baito
Buntut Honorer Supriyani Dipolisikan, Guru Ramai-Ramai Tolak Siswa Anak Polisi Sekolah di Seluruh SD Baito

Selain berunjuk rasa mengawal perkara guru honorer Supriyani, PGRI Baito ramai-ramai menolak siswa D dan saksi kembali bersekolah.

Baca Selengkapnya
Guru di Pelosok Lebak Ini 30 Tahun Jalan Kaki untuk Mengajar, Pernah Jatuh ke Jurang hingga Diadang Hewan Liar
Guru di Pelosok Lebak Ini 30 Tahun Jalan Kaki untuk Mengajar, Pernah Jatuh ke Jurang hingga Diadang Hewan Liar

Tantangan yang dihadapinya bukan hanya soal jalanan yang rusak, tetapi juga hewan-hewan liar di sepanjang perjalanan.

Baca Selengkapnya
Kisah Heroik Anggota TNI Bantu Siswa SD Seberangi Sungai Menuju Sekolah di Halmahera Barat
Kisah Heroik Anggota TNI Bantu Siswa SD Seberangi Sungai Menuju Sekolah di Halmahera Barat

Kopda Mario Gino hampir setiap hari membantu siswa SD menyeberangi sungai agar anak-anak itu bisa sampai ke sekolah.

Baca Selengkapnya
Siswi Mesum dengan Guru di Gorontalo Dikeluarkan dari Sekolah, Ini Penjelasan Kepsek
Siswi Mesum dengan Guru di Gorontalo Dikeluarkan dari Sekolah, Ini Penjelasan Kepsek

Siswi tersebut dianggap melanggar tata tertib sekolah.

Baca Selengkapnya
Soekarno Habiskan Masa SD dan SMP di Mojokerto, Ini Potret Gedung Sekolahnya Masih Kokoh hingga Sekarang
Soekarno Habiskan Masa SD dan SMP di Mojokerto, Ini Potret Gedung Sekolahnya Masih Kokoh hingga Sekarang

Ruang kelasnya dihiasi lampu-lampu kuno yang estetik

Baca Selengkapnya
Salut, Transmigrasi Asal Wonogiri Ini Berhasil Kuliahkan Anak 'Suatu Kebanggaan, Saya Utamakan Pendidikan'
Salut, Transmigrasi Asal Wonogiri Ini Berhasil Kuliahkan Anak 'Suatu Kebanggaan, Saya Utamakan Pendidikan'

Seorang warga transmigrasi asal Wonogiri bekerja banting tulang demi anaknya agar bisa kuliah.

Baca Selengkapnya
Hari Pertama Tahun Ajaran Baru, Begini Momen Perjuangan Guru yang Mengajar di Desa Terpencil
Hari Pertama Tahun Ajaran Baru, Begini Momen Perjuangan Guru yang Mengajar di Desa Terpencil

Bahkan, para guru ini harus menggunakan perahu untuk menuju ke tempat sekolah tersebut.

Baca Selengkapnya
Pengabdian Normayanti di Ujung Negeri, Demi Cerdaskan Putra Putri Ibu Pertiwi
Pengabdian Normayanti di Ujung Negeri, Demi Cerdaskan Putra Putri Ibu Pertiwi

Norma masuk dalam 43 guru peraih penghargaan dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Guru dan Tenaga Kependidikan.

Baca Selengkapnya
Kisah Pak Ahmad, Mantan Guru Honorer yang Bangun Sekolah Gratis dari Hasil Jual Sapu Ijuk
Kisah Pak Ahmad, Mantan Guru Honorer yang Bangun Sekolah Gratis dari Hasil Jual Sapu Ijuk

Dari hasil berjualan sapu ijuk, ia menyisihkan 4 ribu rupiah setiap harinya dan berhasil membangun sekolah gratis untuk anak-anak.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Bripka Joko, Anggota Polisi yang Sukarela 23 Tahun jadi Penggali Kubur Bikin Salut
Mengenal Sosok Bripka Joko, Anggota Polisi yang Sukarela 23 Tahun jadi Penggali Kubur Bikin Salut

Dia diketahui secara sukarela menjadi penggali kubur. Ternyata, hal itu telah dilakukannya selama lebih dari 20 tahun.

Baca Selengkapnya
Ibu-ibu Ini Bertemu Sosok Gurunya saat SD Mengamen di Terminal, Momen Perjumpaannya Bikin Haru
Ibu-ibu Ini Bertemu Sosok Gurunya saat SD Mengamen di Terminal, Momen Perjumpaannya Bikin Haru

Guru yang dulunya penuh wibawa di ruang kelas kini harus berjuang mengais rezeki di tengah keramaian terminal.

Baca Selengkapnya