Kisah hidup pemulung berkurban hingga sampai ke Jakarta
Merdeka.com - Perjalan hidup seseorang memang tidak pernah ada yang tahu. Begitu pun perjalan hidup Emak Yati (60), pemulung yang pada Idul Adha kemarin berkurban dua ekor kambing. Kedatangan ke ibu kota tidak pernah direncanakan sebelumnya.
Di depan gubuknya, di dalam kawasan lapangan Tri Jaya, Jalan Tebet Barat Raya, Jakarta Selatan, kepada merdeka.com, perempuan tua itu menuturkan perjalanan hidupnya dari Pasuruan hingga bisa sampai ke Jakarta.
"Emak datang ke Jakarta, kalau enggak tahun 1965. Itu juga enggak disengaja, waktu itu, sehabis mencari rumput, emak tidur-tiduran di gerbong kereta sapi, tahu-tahu pas bangun, kereta sudah ada di Stasiun kereta Pasar Turi," kenang Yati, Minggu (28/10).
-
Apa yang terjadi ketika Yaya dijemput? Sebuah momen lucu terjadi saat Ibnu Jamil memenuhi permintaan Yaya untuk dijemput dengan motor, namun tak disangka, reaksinya yang terkejut membuat situasi semakin menggelitik.
-
Dari mana keberangkatan kereta api Lebaran di Jakarta? Pertama, keberangkatan Kereta Api (KA) lebaran dari Jakarta dilakukan dari empat stasiun, yakni Stasiun Pasar Senen, Stasiun Gambir, Stasiun Manggarai, dan Stasiun Bekasi.
-
Dari mana kereta Jayabaya berangkat? Pada September 2023, PT KAI mulai mengoperasikan kereta new generation KA Jayabaya relasi Pasar Senen-Malang.
-
Dimana kereta api ini berhenti? Sepanjang perjalanan, kereta api ini akan berhenti di beberapa lokasi seperti pintu masuk Kampung Batik Kauman, serta rumah dinas Wali Kota Solo.
-
Kapan Inul Daratista mulai sering naik kereta? Tiap kali Inul berangkat syuting dan memposting sesuatu, ia selalu terlihat nyaman menggunakan kereta api.
-
Bagaimana Inul Daratista menghabiskan waktu saat naik kereta? Inul juga menyatakan bahwa perjalanan lebih dari 5 jam dengan kereta sudah menjadi hal biasa baginya, dan seringkali ia menghabiskan waktu dengan berbincang dan berbagi cerita bersama sahabat-sahabatnya.
Sesudah dari Stasiun Kereta Pasar Turi, lanjut Yati, dirinya sudah tidak ingat. Kereta yang sudah berhenti di beberapa stasiun, membawa Yati yang kala itu masih remaja sampai ke ibu kota. Dirinya pun sudah tidak ingat dirinya berhenti di stasiun apa.
Sesudah sampai di Jakarta, Yati yang saat itu tidak tahu mau kemana, memilih tinggal di mana saja. "Seingat emak, emak tidur di mana aja, di pasar, depan toko, stasiun. Di mana aja dah," katanya, sembari sesekali diiringi gelak tawa.
Perempuan yang sudah berulang kali pindah tempat tinggal itu menceritakan, untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, dirinya bekerja sebagai pemungut puntung rokok.
Setelah sepuluh tahun tinggal di Jakarta, akhirnya pada tahun 1975, Emak Yati balik lagi ke kampungnya di Pasuruan. "Kalau enggak salah, tahun 1975 emak balik ke kampung, waktu itu emak tinggal di Velbak," tuturnya.
Namun, karena hubungan yang kurang harmonis dengan keluarganya, perempuan yang dikenal periang ini memutuskan untuk balik lagi ke Jakarta. "Habis dari kampung, emak enggak lama, terus balik lagi ke Jakarta. Emak enggak betah di kampung, berantem terus sama saudara," ujar dia.
Yati yang tidak mengetahui pasti berapa jumlah saudaranya menceritakan, sejak lahir, dia sudah dititipkan orangtua kandungnya kepada orangtua lain.
"Emak sejak lahir sudah dikasih ke orang, umur lima tahun ditinggal meninggal sama ibu angkat, habis itu, balik ke orang tua kandung," ujar dia.
Semenjak balik ke orang tua kandung itu, Yati sering berselisih dengan saudara-saudaranya. Hal itu yang menyebabkan dirinya tidak betah tinggal di Pasuruan.
Kini, setelah lebih dari 47 tahun merantau di Jakarta, Emak Yati berencana pulang ke kampungnya setelah Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri berjanji akan membuatkannya rumah di kampung.
"Kalau pemerintah itu mau ngasih tempat tinggal saya, saya daripada digusur sini, digusur sono, kalau di kampung kan, kita bisa bertani, sama saja," ujarnya seusai ditemui Mensos. (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengemis asal Bojonegoro kedapatan membawa uang Rp18 juta lebih saat beraksi di Senayan. Begini nasibnya sekarang.
Baca SelengkapnyaBerangkat gelap hingga pulang gelap tak melunturkan semangat wanita ini mencari rezeki di Jakarta setiap harinya.
Baca SelengkapnyaKata-kata pepatah yang berbunyi “kehidupan seperti roda sedang berputar” menggambarkan kehidupan Yati.
Baca SelengkapnyaKereta api menjadi salah satu moda transportasi darat favorit bagi masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu.
Baca SelengkapnyaViral momen polisi cegar difabel yatim piatu jalan kaki dari Bojonegoro ke Jember. Kisahnya bikin haru.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah terjatuh ke dalam sela peron di Stasiun Manggarai.
Baca SelengkapnyaMomen-momen perjalanan yang dibagikan tersebut sontak membuat publik terpukau dan salut.
Baca SelengkapnyaTak punya karena kecopetan di kapal, perantau asal Magelang nekat jalan kaki dari Surabaya. Kisahnya diketahui oleh Aipda Purnomo saat berpapasan di jalan.
Baca SelengkapnyaBapak satu anak ini kehabisan uang sehingga tidak bisa pulang naik kendaraan umum.
Baca SelengkapnyaPemudik terpantau mulai memadati terminal-terminal di Jakarta dan sekitarnya meski Lebaran masih 8 hari lagi.
Baca SelengkapnyaKisah hidup Adit, remaja yang putus sekolah demi cari uang untuk bantu perekonomian keluarga.
Baca Selengkapnya