Kisah Inspiratif, mahasiswi-mahasiswi sederhana jadi lulusan terbaik
Merdeka.com - Kini anak berprestasi bukan saja milik keluarga kaya yang bergelimang harta. Anak yang berasal dari keluarga sederhana juga mampu meraih prestasi sejajar dengan anak kaum jet set.
Istilah makan keju akan lebih pintar dari pada makan singkong, bisa ditepis. Sebab, beberapa bukti sudah terlihat ketika anak dari keluarga sederhana atau miskin bisa meraih prestasi yang mencengangkan.
Tidak tanggung-tanggung anak-anak ini menjadi mahasiswa terbaik di kampusnya dengan nilai tertinggi. Bahkan dari prestasinya tersebut ada yang mendapat beasiswa ke luar negeri dari pemerintah.
-
Siapa yang beri beasiswa? Wali Kota Medan, Bobby Nasution memberikan beasiswa untuk 4 Paskibraka.
-
Siapa yang berprestasi gemilang? Niquita Juan telah menyelesaikan studinya di IFA Paris, Prancis. Ia meraih gelar wisuda pada tanggal 13 Juli 2023, namun kabar bahagia ini baru diumumkan oleh keluarga pada hari ini, Selasa (8/8). Setelah upacara wisuda, Niquita Juan kini memegang gelar Sarjana (S1) dalam bidang Bisnis Fashion dan Manajemen Prancis dan Eropa.
-
Bagaimana cara mendapatkan beasiswa? Beasiswa itu diberikan karena keempat petugas Paskibraka mampu menjawab pertanyaan terkait Kota Medan yang diajukan Bobby Nasution.
-
Siapa saja yang mendapatkan hadiah dari negara? Setiap negara pun akan mengganjar penghargaan bagi para atletnya yang meraih medali, khususnya mereka yang mendapatkan medali emas.
-
Siapa yang mendapatkan predikat mahasiswa dengan nilai terbaik? Sisca Saras atau yang dikenal sebagai Sisca JKT48 baru saja menyelesaikan studi S1. Tak main-main, Sisca menyandang predikat mahasiswa dengan nilai terbaik di kelulusannya.
-
Siapa yang mendapat beasiswa BRI? Anak Petani Jambu Kristal Munggangsari Terima Beasiswa dari Bank BRI 'Desa Munggangsari termasuk desa BRILian yang terpilih dan mendapat bantuan beasiswa dari bank BRI untuk anak berprestasi. Ada 18 anak penerima beasiswa untuk anak SD dan 2 penerima beasiswa untuk anak SMP,'
Jadi istilah anak keju dan singkong sudah tidak berlaku, karena siapapun bisa menjadi berprestasi ketika dia semangat untuk belajar.
Berikut kisah inspiratif mahasiswi-mahasiswi yang berasal dari keluarga sederhana jadi lulusan terbaik di kampusnya:
Raeni anak tukang becak lulusan terbaik Unnes raih IPK 3,96
Pihak Universitas Negeri Semarang (Unnes) bangga bukan main pada Raeni, mahasiswa jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE). Putri pengayuh becak itu lulus dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,96.Saat acara wisuda digelar, pihak kampus sengaja meminta Mugiyono membawa becaknya dari Kendal ke Semarang. Tujuannya, sebagai properti dalam sesi foto yang akan menampilkan Raeni dan ayahnya."Foto itu diambil setelah wisuda selesai, tepatnya di sebelah auditorium tempat wisuda digelar," ucap Raeni tertawa saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (11/6).Gadis kelahiran 13 Januari ini lantas bercerita bagaimana kendaraan roda tiga itu bisa sampai di kampusnya. "Becaknya memang sengaja dibawa dari Kendal, yang bawa bapak sama pihak kampus. Pihak kampus yang minta dibawa," tambahnya.Pihak kampus beralasan sesi foto ini diambil untuk memberikan inspirasi pada anak-anak Tanah Air lainnya."Pihak kampus pingin jadiin inspirasi buat adik-adik kelas saya," pungkasnya.Orang tua Raeni selama ini tinggal di Jl Pahlawan, Kelurahan Langenharjo, Kendal. Ibunya seorang ibu rumah tangga yang sesekali mengasuh keponakannya. Kuliah di Semarang, Raeni indekos.Raeni menunjukkan tekad baja agar bisa menikmati masa depan yang lebih baik dan membahagiakan keluarganya. Mugiyono, ayah Raeni mengaku hanya bisa mendukung putri bungsunya itu untuk berkuliah agar bisa menjadi guru sesuai dengan cita-citanya."Sebagai orang tua hanya bisa mendukung. Saya rela mengajukan pensiun dini dari perusahaan kayu lapis agar mendapatkan pesangon," kata pria yang mulai menggenjot becak sejak 2010 itu.Sebagai tukang becak, diakui Mugiyono, penghasilannya tak menentu, sekitar Rp 10 ribuRp 50 ribu. Karena itu, dia juga bekerja sebagai penjaga malam sebuah sekolah dengan gaji Rp 450 ribu per bulan.
Intan, anak tukang tambal ban lulusan terbaik Unila dengan IPK 3,7
Intan Bonita Lumban Gaol, mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung (FT Unila) didapuk sebagai lulusan terbaik pertama tingkat universitas program sarjana pada wisuda periode III tahun akademik 2014/2015, Rabu (28/1) kemarin. Intan lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,74.Pengukuhan mahasiswa teknik sipil yang lulus dengan predikat cum laude ini dilakukan langsung oleh Rektor Universitas Lampung Prof Sugeng P Harianto di Gedung Serbaguna Unila bersama 511 lulusan lainnya, sehingga secara total berjumlah 512 wisudawan. Jumlah tersebut terdiri dari 55 orang program magister, 49 orang program profesi, 373 orang program sarjana, 35 orang program diploma."Saya bangga dengan wisuda periode ini karena jarang sekali mahasiswa fakultas teknik mendapatkan IPK yang besar berpredikat cum laude. Tapi kali ini bisa ke luar sebagai lulusan terbaik ke satu. Untuk itu saya sangat mengapresiasi dekan FT beserta jajarannya atas pembinaannya selama ini," ujar Sugeng seperti dikutip dari situs Unila, Kamis (29/1).Yang membuat banyak orang bangga, Intan Bonita hanya anak seorang tukang tambal ban. Ayah Bonita, Haposan Lumban Gaol, adalah tukang tambal ban di Kabupaten Pringsewu, sekitar 60 km dari Kota Bandar Lampung.Dengan segala keterbatasan biaya kuliah, Intan Bonita akhirnya bisa menyelesaikan studi di Fakultas teknik Unila dengan waktu 3 tahun 3 bulan. Hal ini lah yang membuat Intan menjadi bintang saat wisuda kemarin."Terimaksih kalian ada di saat aku sulit dan menyemangati aku di setiap jalan hidupku. Aku tanpa kalian bukanlah apa-apa. Maaf saya tidak bisa membalas apa-apa," tulis Intan Bonita dalam akun Facebooknya.Dalam akun facebooknya, Intan Bonita pun banyak mendapat pujian dan selamat dari kawan dan saudaranya. Mereka bangga dengan capaian yang telah dilakukan oleh Bonita yang hanya anak seorang tukang tambal ban."Selamat ya dek intan atas wisuda nya Puji Tuhan sudah menjadi mahasiswa terbaik dan tercepat. Mantap kali bah.. kk senang sekali dan terharu lihat wajah intan di tribun lampung. Semoga cepat mendapat pekerjaan agar bisa membantu orang tua dan sekolahkan adik2 mu ya. tetaplah rendah hati dan Tuhan Yesus besertamu dek," tulis Dosma Eprida Lumban Gaol.
Afidah, anak buruh tani lulusan terbaik UIN Walisongo ber-IPK 3,84
Siti Afidah (22) meski hanya seorang anak buruh tani berhasil menyandang cumlaude dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,84. Sehingga, oleh pihak kampus, Afidah ditetapkan sebagai wisudawati terbaik di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Kota Semarang pada Kamis, (29/1) lalu.Afidah merupakan anak pertama dari pasangan Baidhowi dan Aminah. Penghasilan ayahnya pun jika secara logika, tidak cukup untuk membiayai kuliah anaknya.Sebab, sebagai buruh kedua orangtua Afidah penghasilannya hanya Rp 35.000 per hari dari hasil bekerja di sawah dan kebun. Meski hidup dalam kondisi demikian, kekuatan tekad dan semangat membuat Siti Afidah untuk berprestasi.Warga asli Desa Brangsong RT 12 RW 5 Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal ini mulai duduk di bangku kuliah sejak tahun 2010 untuk jurusan atau program studi Muamalah di Fakultas Syariah. Gadis berusia 22 tahun itu beruntung bisa masuk di kampus tersebut lantaran dibantu pemerintah melalui program Bidik Misi, hingga lulus dan berpredikat cumlaude dengan indeks prestasi kumulatifnya 3,84.Saat awal kuliah, Afidah mengaku hanya punya bekal keyakinan dan tekad yang kuat untuk bisa melanjutkan sekolah. Jalan untuk belajar pun rela ditempuh walaupun berliku.Saat beasiswa tak kunjung turun dari pihak kampus, Afidah mencari penghasilan lain dengan mengajar anak-anak kecil sekitar Pondok Pesantren Rumah Tahfidz Al Amna pimpinan Hj Siti Mariana Sofa di Jalan Taman Jeruk ll A10 Nomor 23 A, Perumahan Jatisari Permai, Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah. Upah atau bisaroh sebagai guru les privat baca tulis Alquran itulah sedikit demi sedikit dikumpulkan untuk menutupi kebutuhan hidupnya.Dia melakukan hal itu seusai salat Ashar dan Maghrib lantaran tidak lagi bisa mengandalkan sokongan uang atau biaya hidup dari orangtuanya."Saya hanya bisa syukur, bisa diberikan jalan untuk kuliah ini. Kalau ada tekad untuk sekolah lagi, pasti akan ada jalannya. Yakin saja," ujar Afidah saat ditemui merdeka.com disela-sela mengajar baca tulis Alquran, Jumat (30/1).Tekad kuat itulah yang menurut Afidah menjadi modal untuknya berani bertaruh melanjutkan kuliah. Kekurangan dana tak menjadi penghalang untuk belajar."Kalau memang ingin belajar, niat dan tekadnya harus ada. Pasti nanti ada jalannya," pungkas alumnus Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kendal ini.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jadi orang pertama yang jadi lulusan S-2 di luar negeri, kepulangan wanita ini dapat sambutan meriah keluarga.
Baca SelengkapnyaKisah lima sahabat yang kini sama-sama sukses berhasil angkat derajat orangtua, walau dulu bisa kuliah karena beasiswa.
Baca SelengkapnyaAda yang lolos di 10 jurusan, 8 kampus dan 6 universitas ternama dunia
Baca SelengkapnyaSosok mahasiswi teknik Universitas Indonesia ini bikin heboh warganet.
Baca SelengkapnyaMereka berjuang keras untuk menggapai di bangku SMA agar bisa masuk kampus favorit melalui jalur prestasi.
Baca SelengkapnyaTahun ini juga disediakan beasiswa bagi 269 mahasiswa baru tahun ajaran 2024.
Baca SelengkapnyaSaat ia meminta izin pada orang tuanya, mereka mengaku tidak punya uang untuk membiayai kuliah
Baca SelengkapnyaSeorang anak tukang ojek dan penjual mie berhasil lulus dari SMA dan diterima kuliah di Australia.
Baca SelengkapnyaMereka berharap, penghargaan Adhi Makayasa tersebut dapat menjadi penyemangat bagi para generasi muda.
Baca SelengkapnyaIa merasa terharu dan bangga dapat terpilih meraih beasiswa dari 60 ribu pendaftar, dan akhirnya berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi.
Baca SelengkapnyaDia lulus dengan IPK 3,98 yang diselesaikan dalam waktu 3 tahun 6 bulan.
Baca SelengkapnyaMenteri Investasi Bahlil Lahadalia dibuat terkejut dengan keberanian seorang mahasiswi yang jujur dengan kondisi NTT saat ini.
Baca Selengkapnya