Kisah inspiratif pedagang otak-otak bikin rental buku gratis
Merdeka.com - Terhitung tiga bulan sudah, Anton Wibowo (30) melakoni aktivitas peminjaman buku gratis sembari menjajakan barang dagangan otak-otak mengendarai motor bebek bututnya. Sejak bulan Ramadan tiba, ia memutuskan melakukan dua kegiatan itu di alun-alun Kecamatan Sidareja, Kabupaten Cilacap usai salat tarawih. Anton tak sendiri, tiga sahabatnya kini membantunya menggelar gratis rental buku yang mereka sebut “#Sidareja Membaca”.
Sabtu (17/6) malam, terhitung sudah 20 hari rental gratis buku digelar di alun-alun tersebut. Secara sederhana, ratusan buku yang mayoritas novel ditata beralas baliho bekas. "Meminjamkan buku secara cuma-cuma kami anggap bersedekah ilmu," kata Anton yang malam itu ditemani Syarifudin (25) saat ditemui Merdeka.com.
Anton bercerita, ia memulai meminjamkan buku gratis karena kesukaan membaca semata. Awalnya saat berkeliling menjajakan otak-otak, ia kerap membawa beberapa buku di kantung plastik yang ia cantelkan di gagang kemudi motor. Tak ia sangka, beberapa buruh pabrik di tempat ia mangkal berjualan otak-otak tertarik meminjam buku.
-
Siapa yang bisa mencontohkan membaca? Anak-anak sering meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menunjukkan teladan dengan membaca di hadapan anak-anak mereka.
-
Siapa yang sering berkunjung ke toko buku Dadeng? “Yang datang ke sini ada pelajar, ada wali murid. Tapi umumnya wali murid yang nyari,“ terang Dadeng, di kanal YouTube SCTV Banten, dikutip Merdeka, Rabu (12/7)
-
Apa yang dijual di toko buku Dadeng? Ragam bacaan mulai dari majalah, buku sekolah, sampai karya sastra terpajang rapi di sini.
-
Dimana dia berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
-
Dimana toko buku Dadeng berada? Tersembunyi di gang sempit Kedai buku tersebut letaknya menyempil di sebuah gang sempit.
-
Bagaimana toko buku Dadeng membantu warga? Toko buku milik Dadeng menjadi salah satu incarannya.
"Dari situ setiap berjualan saya lalu membawa buku untuk saya pinjamkan. Merasa senang saja melihat orang baca buku," ungkapnya.
Mendapati antuasiasnya buruh-buruh pabrik meminjam buku-buku bacaan, Anton lantas terpantik membuat gerakan membaca. Ia lalu mengajak salah satu sahabatnya, Syarifudin, membuat gerakan membaca. Ide ini muncul mendekati bulan puasa, sehingga Anton dan Arif lalu berkeputusan menggelar lapak peminjaman buku gratis di alun-alun saban malam selama Ramadan.
"Peminjamnya kebanyakan tetap buruh-buruh pabrik. Sehari bisa lima orang pinjam," ujarnya.
Rental buku gratis ini dimulai dari koleksi pribadi Anton dan Arif. Anton menyumbang 40 buku dan Arif punya 10 buku. Dua teman lain, Rizki Nur (20) guru TPQ dan Achmad Mucharor (17) pelajar, lantas ikut bergabung dan buku-buku makin bertambah. Empat pemuda ini lalu bergantian mencatat para peminjam yang tertarik membaca buku, mereka mencatat nama, nomor telepon, alamat peminjam, judul buku dan memberi waktu peminjaman satu buku selama satu minggu.
"Selama Ramadan, Anton juga mangkal jualan otak-otak di sini. Sampai jam 10 malam biasanya kami gelar peminjaman buku," ujar Arif menambahkan keterangan.
Arif sendiri, mantan operator alat berat. Ia mengaku tak banyak membaca buku seperti Anton, tetapi lewat meminjamkan buku ingin berbuat baik. Gerakan rental buku gratis yang digagas Anton, ia tanggapi sebagai jalan pertaubatan.
"Dulu saat masih kerja, hidup saya terasa gak ada maknanya. Mabuk sama keluyuran. Saya pingin berbuat baik, tapi gak tahu melalui apa?" kata Arif.
Arif juga percaya, orang-orang yang membaca buku tergolong orang-orang baik. Karena itu, dengan berkegiatan merental buku ia menganggap akan selalu berada di antara orang-orang baik. Bahkan ia berharap, nantinya kegiatan ini juga bakal berkembang sampai ke kegiatan mengulas buku-buku tertentu.
"Kalau saya sukanya buku sejarah Islam. Pinginnya nanti usai Ramadan ada kegiatan mengulas buku. Jadi bisa belajar bareng," ungkapnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi sosialnya ini sebagai caranya untuk mengobati dan menerima diri sendiri.
Baca SelengkapnyaKemendikbudristek membagikan buku secara cuma-cuma di Teriminal Kalideres, Jakarta.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta menyediakan fasilitas mobil perpustakaan keliling untuk anak-anak supaya giat membaca.
Baca SelengkapnyaToko buku lawas di gang Jalan Dewi Sartika ini masih terus eksis hingga kini.
Baca SelengkapnyaMimpi mereka adalah ingin anak-anak di wilayah Bekasi, khususnya Tambun bisa dekat dengan buku dan berwawasan luas.
Baca SelengkapnyaKampung Literasi Cinambo memang dibuat secara nyaman agar berliterasi terasa menyenangkan.
Baca SelengkapnyaRumah dunia jadi salah satu contoh gerakan literasi yang konsisten di Indonesia
Baca SelengkapnyaMomen seorang pedagang asongan yang membagikan dagangannya gratis untuk peserta aksi ini viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaMeski sepi pembeli dan harus panas-panasan saat menjual pulpen tersebut, Ahmad mengaku tak ingin menyerah.
Baca SelengkapnyaIa ingin berjuang menggiatkan kembali literasi melalui toko buku yang ia dirikan.
Baca SelengkapnyaSaat ini, total karyawan yang bekerja di usaha batik Anton mencapai 67 orang.
Baca SelengkapnyaMasuk tahun ajaran baru sekolah, buku tulis mulai banyak diburu orang tua murid.
Baca Selengkapnya