Kisah ironi Amin, mantan atlet nasional jadi gelandangan di Bandung
Merdeka.com - Di Indonesia, ada beberapa mantan atlet nasional yang hidup memprihatinkan setelah pensiun dari profesinya. Padahal, saat menjadi atlet kehidupan mereka berkecukupan atau bahkan mewah.
Akan tetapi seiring karir yang tidak lagi dijalani dan perhatian pemerintah tak ada, mereka hidup bak gelandangan. Seperti yang dialami oleh mantan atlet senam nasional Amin Ikhsan (42) asal Bandung.
Dia tinggal ditenda reyot yang beratapkan terpal lantaran rumahnya kena gusuran Pemkot setempat. Yang lebih miris, Amin sedang menderita gagal ginjal yang mengharuskannya rajin cuci darah.
-
Siapa yang tinggal di gubuk reyot itu? Seperti inilah gubuk yang ditempati Samudi, seorang kakek berusia 66 tahun warga Kampung Cipalid, Desa Banjarsari, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak.
-
Mengapa rumah ini terbengkalai? Setelah lebih dari satu abad berdiri,tampak rumah ini sekarang menjadi terbengkalai,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Siapa pemilik rumah terbengkalai? Rumah ini dulunya dimiliki oleh almarhum artis Suzzanna.
-
Siapa yang tinggal di rumah tak layak huni? Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
-
Dimana letak rumah terbengkalai ini? Bangunan tersebut diketahui berlokasi di area Gajahmungkur, Semarang.
-
Siapa pemilik rumah terbengkalai itu? Bangunan kuno milik artis terkenal yang terbengkalai sejak 1990-an, kini menjadi pusat perhatian di kanal YouTube Sang Penjelajah Amatir.
Kini dia hanya menunggu kepastian dari Pemkot Bandung soal ganti rugi rumah yang terkena gusur itu. Berikut kisah Amin atlet senam yang hidup seperti gelandangan:
Jadi atlet senam, Amin sering sumbang medali emas
Dalam olahraga senam, Amin Ikhsan sudah tak diragukan lagi kemampuannya. Dia merupakan salah satu atlet terbaik yang dimiliki oleh tanah Sunda, Bandung.Meskipun dari segi usia Amin masih dibilang kuat, namun lantaran memiliki penyakit dia harus pensiun dini dari profesi yang membesarkan namanya itu."Saya sudah berhenti jadi atlet senam. Terakhir saya ikut Porda di Bekasi 2014," kata Amin, Jumat (7/8).Torehan prestasi mentereng di Asia pernah diraih pria kelahiran Bandung Januari 1973 silam. Dia pernah menempati posisi ke-7 atlet terbaik Asia dalam ajang Suzuki World Cup di Jepang pada tahun 2000. Belum lagi raihan emas dalam ajang setiap PON dan Porda."Saya pasti sumbang emas di ajang PON dan Porda, rata-rata dua. Terakhir kemarin di Bekasi saya tidak bisa, karena kondisi sakit," ungkapnya.
Amin pensiun jadi atlit karena kena gagal ginjal
Amin Ikhsan bukan sengaja pensiun dari atlet senam karena usianya yang sudah tua. Dia mundur dari olahraga tersebut lantaran terkena gagal ginjal sejak 10 bulan terakhir. Amin pernah memaksakan diri ikut pekan raya olahraga daerah (Porda) di Bekasi, tapi akhirnya tumbang."Saya paksakan untuk ikut ajang Porda. Tapi setelah itu saya jatuh pingsan, dan ternyata badan saya bengkak-bengkak kemudian dibawa ke rumah sakit," ungkapnya, Jumat (7/8).Apa daya, tubuh yang semula bisa beraktivitas berat, kini harus diurungkan. Dia hanya bisa tergolek lemas di rumah. Bekerja berat dikit, badan drop. Aktivitas cuci darah dilakukan sepekan tiga kali."Jika tidak badan saya bengkak-bengkak. Karena ginjal juga sudah tidak berfungsi," kisah pria berkaca mata ini.Sepekan tiga kali ginjalnya harus dibersihkan oleh alat. "Senin, Kamis, Sabtu saya harus cuci darah. Karena kalau tidak badan saya langsung bengkak," tuturnya.
Rumah digusur & tak punya uang, Amin makan dari jual barang bekas
Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Kalimat itu mungkin pantas untuk menggambarkan kehidupan mantan atlet senam Amin Ikhsan. Setelah tidak lagi jadi atlit karena sakit gagal ginjal, kini dia harus hidup memprihatinkan karena rumah nya kena gusuran.Dia ingat betul, kejadian pada Rabu (5/8) siang tersebut. Alat berat menghantamkan setiap bangunan yang ada di kawasan tersebut. Tiga bangunan yang dimiliki di atas lahan 192 meter persegi kini rata dengan tanah."Tiga bangunan yang sudah 42 tahun ditempati oleh orangtua saya dihancurkan. Itu ada rumah saya, studio musik, dan dua kamar kos yang disewakan," ucap Amin membuka perbincangan dengan merdeka.com, Jumat (7/8) siang.Nasi bungkus tersedia di kantong kresek besar. Jumlahnya mencukupi untuk belasan orang. Nasi itu baru saja dibeli warga, korban penggusuran lahan di kawasan Kelurahan Kebonwaru, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung.Setiap harinya nasi itu dibeli dari hasil penjualan barang bekas puing-puing yang dibumiratakan dalam sepekan ini. Barang bekas berupa besi-besi dan yang masih memiliki nilai ekonomi dirupiahkan."Hasilnya untuk makan kami yang bertahan di sini," ucapnya.Amin beserta puluhan warga lainnya memilih bertahan lantaran belum ada kejelasan dari Pemerintah Kota Bandung ihwal ganti rugi. Istri dan anak Amin diungsikan ke rumah neneknya di kawasan Cibiru, Kabupaten Bandung. Adapun Amin yang kondisinya lemah lantaran penyakit gagal ginjal dideritanya tetap bertahan."Sementara jadi gelandangan dulu saja. Sampai kapan? Sampai jelas saja nasib kami. Karena belum ada kejelasan," ungkapnya. Pemkot Bandung menurutnya akan merevitalisasi ke Rusunawa yang ada di kawasan Batununggal. Tapi itu hanya sementara. "Kami diberi setahun, setelah itu ke mana lagi."Informasi dihimpun, total ada sekitar 13,5 hektar yang diambil alih Pemkot Bandung. Di situ terdiri dari ratusan rumah, dan beberapa pabrik serta tempat usaha.Kawasan tersebut memang akan direvitalisasi Pemerintah Kota Bandung untuk didirikan apartemen, rusunawa dan ruang terbuka hijau (RTH). Rencana revitalisasi itu sudah dilakukan sejak 1990 di bawah komando Wali Kota Bandung Ateng Wahyudi.Kesepakatan kontrak tersebut sudah ditandatangani Pemkot Bandung dengan PT Mega Candra Purabuana.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret rumah jawa begitu megah milik mantan Bupati Ponorogo periode 2010-2015 H. Amin di Desa Tosanan, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo,Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaUntuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan pemuda Garut yang terlantar di Bali.
Baca SelengkapnyaSetiap hari Ngadenin (63) harus berjalan melalui selokan sempit yang menjadi akses satu-satu jalan ke rumahnya.
Baca SelengkapnyaBanyak selebriti Tanah Air yang berdarah-darah saat merintis karier atau sedang tak ada pekerjaan syuting
Baca SelengkapnyaRumah Abiem Ngesti diketahui berlokasi di Desa Kali Putu, Kudus, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPengemis asal Bojonegoro kedapatan membawa uang Rp18 juta lebih saat beraksi di Senayan. Begini nasibnya sekarang.
Baca SelengkapnyaKisah haru seorang marbot berusia 95 tahun yang tinggal di Masjid membuat hati rasanya teriris.
Baca SelengkapnyaTerjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaKisah Putri tinggal di rumah reyot dan sebatang kara tengah viral. Kondisi ini membuat hidupnya serba kesusahan
Baca SelengkapnyaRumah mendiang Advent Bangun dibiarkan terbengkalai.
Baca SelengkapnyaKisah tragis seorang tuna wisma yang sudah hidup di jalanan selama puluhan tahun.
Baca Selengkapnya