Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah ironi operasi militer menumpas gerilyawan Kalimantan Utara

Kisah ironi operasi militer menumpas gerilyawan Kalimantan Utara Operasi Sandi Yudha. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - "Think as a soldier, talk as a soldier, walk as a soldier."

Jenderal (Purn) Abdullah Makhmud Hendropriyono meluncurkan buku berjudul Operasi Sandi Yudha, Menumpas Gerakan Klandestin. Buku yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas ini menceritakan pengalaman tempur Hendro sebagai perwira pertama Pusat Pasukan Khusus (kini Kopassus) TNI AD di Kalimantan Utara. Banyak hal menarik yang ditulis Hendro dalam buku ini.

Hendro melukiskan kondisi politik setelah Orde Lama runtuh dan digantikan Orde Baru. Banyak kebijakan yang langsung berubah 180 derajat. Termasuk soal konfrontasi dengan Malaysia. Di era Soekarno, Indonesia jor-joran mendukung perlawanan rakyat Serawak dan Kalimantan Utara memerangi Malaysia dan Inggris.

Pemerintah bahkan melatih komandan Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) Bong Kee Chok dan adiknya, Bong Hon. Mereka dilatih oleh Badan Pusat Intelijen, RPKAD, Marinir, Pasukan Gerak Tjepat Angkatan Udara dan Mobile Brigade Polri. Seluruh perhatian pemerintah Indonesia tahun 1964-1965 tercurah pada konfrontasi dengan Malaysia.

Pemerintah juga menyuplai senjata untuk Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU). Bahkan sejumlah pasukan elite Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dikirim sebagai sukarelawan dan bergabung dengan TNKU. Mereka bertempur dengan pasukan komando Inggris di belantara Kalimantan.

Tapi saat Presiden Soekarno lengser dan digantikan Presiden Soeharto, kebijakan berubah drastis. Orde Baru yang menuding konfrontasi dengan Malaysia disusupi komunis. Pemerintah Indonesia pun kemudian menghentikan dukungan pada PGRS dan TNKU. Mereka meminta gerilyawan PGRS meletakkan senjata dan menghentikan perlawanan.

"Dari 838 anggota TNKU hanya 99 orang yang taat meletakkan senjatanya dan menyerahkannya pada pos polisi atau pos tentara terdekat. Selebihnya 739 orang membangkang. Jumlah senjata yang tidak dikembalikan sekurang-kurangnya 538 pucuk, terdiri atas bren, stengun, senapan dan pistol. Selain itu ada juga granat-granat tangan buatan Pindad," kata Hendropriyono (hal 64).

Maka ABRI dan Polri dikirim kembali ke Kalimantan Utara, tapi kali ini untuk memerangi para muridnya sendiri yang dulu dilatih untuk berjuang melawan neokolonialisme. Gerilyawan PGRS dan Paraku yang berada di hutan-hutan belum mengetahui hal ini.

Setelah tahu mereka kini harus saling berhadapan, para anggota PGRS, TNKU, ABRI dan Polri itu banyak yang menangis tersedu-sedu dan saling berangkulan sebelum mereka menyatakan perpisahan. Tapi sebagai alat negara, tugas berat itu tetap harus dikerjakan ABRI dan Polri.

"Kenyataan bahwa politik kerap kali membuat alat negara melaksanakan tugas dengan beban mental yang sangat berat. Perubahan haluan politik ini sangat menyakitkan, sehingga rasa kemanusiaan mereka hanyut dalam arus kekecewaan yang sangat dalam," beber Hendro.

PGRS adalah murid para prajurit ABRI. Berjuang bersama melawan Inggris di Kalimantan Utara dan Serawak. Kini guru harus membunuh anak-anak murid sendiri. PGRS harus melawan gurunya sendiri yang sangat dihormati dan dicintai. Itu semua karena perubahan haluan politik Indonesia yang berdamai dengan Malaysia.

Maka walau pahit, guru dan murid saling berhadapan di rimba Kalimantan. Tak mudah memerangi PGRS yang sangat mengenal baik medan gerilya dan mendapat dukungan masyarakat. ABRI melatih mereka dengan baik sehingga pasukan PGRS paham intelijen, konsep gerilya, hingga menyerang dengan senyap dan terkoordinasi.

Tahun 1967 PGRS pimpinan Lim Fo Kui alias Lin Yen Hoa dan Bong Khe Chok mengadakan pertemuan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) di bawah pimpinan S.A Sofyan dam Tan Bu Hiap di Bukit Bara, sebelah Timur Sambas, Kalimantan Barat. Mereka membentuk suatu koalisi perjuangan yang dinamakan BaRA atau Barisan Rakyat. Salah satu poin kesepakatan, PGRS akan mendirikan negara komunis Serawak yang merdeka. Suatu pasukan baru bernama Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku) didirikan.

Ketangguhan PGRS/Paraku terbukti saat mereka menyerang Pangkalan Singkawang II Angkatan Udara RI di Sangau Ledo. Operasi ini berjalan sangat baik. Mereka berhasil merampas 153 pucuk senjata AURI dari berbagai jenis. Serangan direncanakan dengan baik, terkoordinasi dan rapi. Mereka mempraktikkan apa yang diajarkan ABRI pada mereka.

"Ini merupakan suatu hal yang hanya lazim dapat dilakukan oleh pasukan komando regular yang terlatih sangat baik. Tidak seperti oleh pasukan gerilya yang tidak teratur," puji Hendro.

Pemerintah Indonesia pun terkejut atas keberhasilan tersebut. Sebagai balasan, Mabes ABRI menggelar Operasi Bersih II. Pasukan Kodam XII Tanjungpura kini diperkuat satuan Puspassus TNI AD.

Peperangan guru melawan murid pun berkobar. Pedih, tapi harus dilakukan. (mdk/ian)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.

Baca Selengkapnya
Sosok Melanchton Siregar, Guru Batak yang Dapat Pangkat Kolonel Tituler
Sosok Melanchton Siregar, Guru Batak yang Dapat Pangkat Kolonel Tituler

Melanchton Siregar resmi menerima gelar Kolonel Tituler pada tahun 1947.

Baca Selengkapnya
Kisah Pelajar SMP Madiun Melawan Kolonial Belanda, Tertembak di Halaman Sekolah
Kisah Pelajar SMP Madiun Melawan Kolonial Belanda, Tertembak di Halaman Sekolah

Pelajar SMP Madiun tak gentar melawan penjajah. Di tengah kesulitan yang dihadapi, mereka tetap berjuang

Baca Selengkapnya
Seangkatan dengan Luhut Binsar Pandjaitan, Para Perwira TNI Alumni Akabri 1970 ini Gugur saat Operasi Seroja di Timor Timur
Seangkatan dengan Luhut Binsar Pandjaitan, Para Perwira TNI Alumni Akabri 1970 ini Gugur saat Operasi Seroja di Timor Timur

Beberapa nama perwira TNI alumni AKABRI 1970 yang gugur di Operasi Seroja.

Baca Selengkapnya
Tokoh PKI Tak Mempan Ditembak, ini Yang Dilakukan TNI
Tokoh PKI Tak Mempan Ditembak, ini Yang Dilakukan TNI

TNI versus Tokoh PKI Kebal Peluru, apa yang dilakukan untuk melawan PKI?

Baca Selengkapnya
Jenderal Maruli Diskusi dengan Jokowi soal Papua, Singgung Perang Gerilya Rebut Hati Rakyat
Jenderal Maruli Diskusi dengan Jokowi soal Papua, Singgung Perang Gerilya Rebut Hati Rakyat

Jenderal TNI Maruli Simanjuntak sudah bicara dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai situasi di Papua.

Baca Selengkapnya
Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian
Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian

Revolusi Sosial Sumatra Timur kisah kelam pembantaian kesultanan Melayu.

Baca Selengkapnya
15 Januari 1949: Mengenang Peristiwa Situjuah Berdarah, Tewaskan Banyak Pejuang PDRI
15 Januari 1949: Mengenang Peristiwa Situjuah Berdarah, Tewaskan Banyak Pejuang PDRI

74 tahun berlalu, ini kisah Peristiwa Situjuah yang renggut banyak pejuang Pemerintah Darurat RI.

Baca Selengkapnya
Jenderal TNI Lolos Dari Maut, Tipu Kapten PKI yang Mau Menangkapnya
Jenderal TNI Lolos Dari Maut, Tipu Kapten PKI yang Mau Menangkapnya

Kapten yang terpengaruh G30S/PKI itu menodongkan senjata pada Brigjen Suryo Sumpeno. Bagaimana cara untuk lolos?

Baca Selengkapnya
Sosok Guru yang Dibacok Muridnya saat Sedang Mengajar, Begini Kondisinya Kini
Sosok Guru yang Dibacok Muridnya saat Sedang Mengajar, Begini Kondisinya Kini

Miris, seorang guru dibacok muridnya sendiri hingga kritis saat tengah mengajar di kelas. Sempat dilarikan ke rumah sakit, begini kondisinya sekarang.

Baca Selengkapnya
Duduk Perkara Puluhan Prajurit TNI Serang Warga Desa Selamat di Deli Serdang hingga Satu Orang Tewas
Duduk Perkara Puluhan Prajurit TNI Serang Warga Desa Selamat di Deli Serdang hingga Satu Orang Tewas

Dalam insiden itu diketahui telah membuat satu orang warga sipil bernama Raden Barus (61) meninggal dunia dan delapan warga lainnya mengalami luka-luka.

Baca Selengkapnya
Kronologi Pelajar Tikam Guru hingga Kritis Gara-Gara Upah Oral Seks Tak Sesuai Janji
Kronologi Pelajar Tikam Guru hingga Kritis Gara-Gara Upah Oral Seks Tak Sesuai Janji

Pelaku menikam berkali-kali karena kesal korban tak menepati janji soal upah oral seks.

Baca Selengkapnya