Kisah janda 80 tahun di Bali hidup dari jual anyam tikar daun pandan
Merdeka.com - Usia Ni Nyoman Senti yang akrab disapa Dadong (nenek) Rindu, patut ditiru semangatnya. Di usia 80 tahun, dia tetap semangat membuat tikar dari daun pandan untuk melanjutkan hidup sendiri.
Warga Banjar Pasar, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali, ini cukup nekat di mata masyarakat dan penghuni pasar di Mendoyo.
Janda tiga kali ini, setiap pagi hingga siang hari selalu menyusuri pesisir pantai Yehembang guna mencari daun pandan berduri sebagai bahan dasar anyaman tikar. Setelah itu dia menganyam di rumah sederhananya berukuran 4x5 meter bantuan dari PNPM.
-
Apa yang dilakukan bocil itu? Salah seorang bocah kedapatan histeris. Bahkan, dia tak segan memukul dua polisi hingga TNI.
-
Bagaimana cara memahami makna 'Anak nalayan mambaok cangkua, mananam ubi ditanah darek'? Anak nalayan mambaok cangkua, mananam ubi ditanah darek. Baban sakoyan dapek dipikua, budi saketek taraso barek (Beban yang berat dapat dipikul, tetapi budi sedikit terasa berat.)
-
Apa yang terjadi pada Nyai Ageng Pinatih saat masih bayi? Saat masih bayi, Sunan Giri ditemukan awak kapal tersangkut salah satu kapal milik Nyai Ageng Pinatih yang tengah berlayar ke Pulau Bali.
-
Kapan remaja itu menelan koin? Dalam artikel medis yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine pada April 2024, sekelompok dokter menjelaskan kasus unik seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun yang tiba di unit gawat darurat rumah sakit dengan gejala tenggorokan yang sakit dan kesulitan menelan.
-
Apa yang terjadi pada bocah di Tasikmalaya? Ada-ada saja kejadian yang menimpa bocah 3 tahun asal Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Dia tak berhenti menangis usai kepalanya tersangkut di kaleng wafer.
-
Apa yang terjadi pada bocah tersebut? Tampak kepala seorang bocah tersangkut di kolong roda bus. Diduga, bocah ini tengahh bermain di area parkiran bus.
"Tangan saya dan badan saya sering kena duri pandan, itu sudah biasa. Hanya ini pekerjaan saya sudah puluhan tahun," ujar dia saat ditemui di rumah sederhananya, Senin (28/3).
Dengan bahasa Bali yang halus, Dadong Rindu mulai bertutur mengenai pekerjaannya sebagai pengerajin tikar dari daun pandan. Menurutnya, keahlian sebagai pengerajin pandan didapatkan secara turun temurun dari nenek moyangnya dan hingga kini tetap dipertahankan dan ditekuninya.
"Saya mulai membuat tikar dari daun pandan sejak saya berumur 12 tahun dan sekarang umur saya sudah 80 tahun, pekerjaan itu tetap saya lakoni," tuturnnya sambil menganyam tikar.
Tikar dari pandan tersebut biasanya dijual di Pasar Umum Desa Yehembang dengan harga Rp 15 ribu per lembar dengan ukuran tikar 1 x 1,5 meter. Dalam sehari, dia hanya bisa menghasilkan dua lembar tikar. Sebab dia harus mengambil pekerjaan lain seperti memasak dan mencuci. Terkadang pula dia membantu tetangga untuk menambah penghasilan.
Untuk membuat tikar dari daun pandan, menurut dia, memerlukan proses yang cukup panjang. Mulai dari mencari daun pandan, kemudian menghilangkan durinya untuk selanjutnya dijemur selama 10 hari dan setelah kering barulah bisa dianyam.
Biasanya menurut Dadong Rindu, tikar buatannya banyak dicari konsumen. Ini lantaran hasil buatannya bisa tahan hingga satu tahun dan kebanyakan tikar buatannya digunakan sebagai sarana upacara keagamaan.
Kini di usia senjanya, Dadong Rindu tinggal seorang diri di rumah yang sangat sederhana dan harus berjuang sendirian untuk menyambung hidup. Sementara semua anaknya tinggal jauh dengan keluarganya masing-masing.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia begitu berani berjualan di warung miliknya yang terletak di tengah hutan belantara.
Baca SelengkapnyaDi usianya yang tak lagi belia, dia terpaksa tinggal sebatang kara. Bahkan, tempat tinggalnya hanya berupa gubuk sederhana berdinding karung goni.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita paruh baya pilih berjualan di tengah hutan dan gunung selama 24 jam sehari untuk penuhi kebutuhan keluarganya.
Baca SelengkapnyaKakek penjual kacang keliling ini ceritakan masa lalunya pernah jadi korban penculikan Jepang, kisahnya viral.
Baca SelengkapnyaKisah pilu nenek berusia 66 tahun hidupi dua cucu seorang diri.
Baca SelengkapnyaPada saat itu, orangtua Eni dulu berjualan mi pangsit kepeting dan pakai campuran lainya yang tidak halal.
Baca SelengkapnyaIbu Amina mengaku sudah sejak kecil tinggal di tempat ini. Bahkan ia mengatakan sudah mempunyai cucu.
Baca SelengkapnyaUntuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Baca SelengkapnyaTekad yang kuat dan kerja keras mampu membuat yang tak mungkin jadi mungkin.
Baca SelengkapnyaTinggal sendiri di rumah kontrakan, Nenek Nursi kesehariannya hanya berjualan sayur. Uangnya bahkan sempat diambil orang.
Baca SelengkapnyaDiakuinya, sang putra tak mau bekerja hingga masih meminta uang.
Baca SelengkapnyaViral kisah haru perjuangan lansia berusia 80 tahun bersama anaknya ODGJ. Ia berjualan dengan membawa sang anak.
Baca Selengkapnya