Kisah Jenderal TNI jujur diteror gara-gara bongkar korupsi pelabuhan
Merdeka.com - Di Indonesia, aparat jujur banyak musuh dan sedikit temannya. Demi menegakkan hukum, mereka juga harus mengalami teror. Jabatan pun jadi taruhan.
Hal ini pun dialami oleh Letnan Jenderal (Purn) Sarwo Edhie Wibowo. Selepas memimpin korps baret merah RPKAD, Sarwo ditugaskan menjadi Kodam Bukit Barisan di Medan, Sumatera Utara sekitar tahun 1967.
Jika dulu di Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), masalah yang dihadapi hanya seputar teknis militer. Namun menjadi Panglima Kodam, Sarwo juga dihadapkan oleh berbagai permasalahan, mulai politik, sosial dan ekonomi.
-
Bagaimana TNI tunjukkan loyalitasnya? Loyalitas tinggi yang mereka tunjukkan terhadap rekan sejawat, atasan, dan kesatuan hampir selalu bisa menyentuh hati wanita.
-
Bagaimana TNI dan Polri di Jateng menjaga netralitas? Para Babinsa juga diminta untuk meningkatkan kerja sama dengan Bhabinkamtibmas Polri dan berbagai elemen masyarakat, sehingga elemen TNI hadir memberikan rasa aman kepada masyarakat.
-
Siapa saja yang bertugas membela negara? Semangat bela negara bukan hanya tanggung jawab aparat keamanan, namun juga tugas setiap warga negara.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Siapa yang berjuang untuk Indonesia? Kata-kata ini membangkitkan semangat juang dan patriotisme dalam diri setiap pemuda Indonesia.
-
Siapa saja yang pakai seragam TNI? Gak sendirian, Chef Juna juga bareng Chef Renatta dan Chef Arnold. Mereka pakai seragam TNI saat syuting MasterChef Indonesia.
Salah satu masalah terbesar di Medan adalah korupsi dan penyelundupan di pelabuhan. Sudah jadi rahasia umum praktik di sana sangat kotor. Namun dengan tegas Sarwo membereskannya. Jika ada yang melanggar, akan dikenai hukuman sesuai peraturan. Sarwo tak pernah mau berkompromi dengan korupsi dan penyelundupan.
Banyak yang tidak menyukai tindakan Sarwo. Mereka mencoba membujuk Sarwo dengan kata-kata manis supaya mau kompromi. Namun Sarwo tetap pada pendiriannya. Korupsi dan penyelundupan di pelabuhan harus dibasmi.
Setelah pendekatan persuasif gagal, mereka mencoba meneror Sarwo. Ancaman datang silih berganti.
Tapi Sarwo bukan prajurit sembarangan. Dia mantan komandan pasukan elite yang kini dikenal sebagai Kopassus. Sejak zaman Jepang Sarwo sudah angkat senjata. Diancam tikus-tikus koruptor dia santai saja.
"Yang bengkok ya harus diluruskan, soal mendulang risiko, itu harus dihadapi," tegas Sarwo.
Perlahan, banyak yang mengapresiasi tindakan Sarwo. Satu per satu dukungan dari berbagai unsur mulai terlihat. Situasi perdagangan di pelabuhan pun makin kondusif.
Kisah ini diceritakan dalam buku Ani Yudhoyono Kepak Sayap Putri Prajurit yang ditulis Alberthiene Endah dan diterbitkan Red & White Publishing tahun 2010.
Sebagai Panglima Kodam, hadiah dari berbagai kalangan terus berdatangan. Tak cuma pada Sarwo, Sunarti, istrinya pun selalu dibanjiri hadiah. Namun keduanya menolak.
Fasilitas, barang mewah tak pernah mereka terima. Jika ada hadiah kecil yang tak bisa ditolak karena rasa sungkan pada yang memberi, maka istri Sarwo akan membagikannya rata pada para istri prajurit rendahan. Soal ini Jenderal Hoegeng yang jujur pun mengakui integritas Sarwo Edhie.
"Jabatan papi adalah tanggung jawab. Dia dipercaya menjadi panutan masyarakat. Setiap laku hidup kita harus jadi teladan untuk orang lain," pesan Sunarti soal jabatan Panglima yang diemban suaminya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gumilar menyadari TNI tidak sempurna. Bahkan tidak juga diibaratkan seperti superman.
Baca SelengkapnyaJenderal ini terkenal sebagai orang yang jujur dan bersih selama mengabdi di Kepolisian, kini namanya terus dikenang dan menjadi sosok teladan.
Baca SelengkapnyaDiketahui, Hoegeng tidak memiliki rumah pribadi. Hanya ada rumah dinas di Jalan Muhammad Yamin, Jakarta. Bahkan, ia juga tak memiliki mobil pribadi.
Baca SelengkapnyaJokowi tak mau lagi ada korupsi di instansi atau jabatan yang strategis.
Baca SelengkapnyaKepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfandi diduga terima suap Rp88,3 miliar.
Baca SelengkapnyaHendropriyono berperan dalam pembebasan Jusuf Hamka yang dituduh terlibat dalam pembajakan pesawat Garuda Woyla.
Baca SelengkapnyaKomitmen TNI untuk tetap netral tidak berubah dan sikap demikian tetap terus dijaga.
Baca Selengkapnya"Yang melanggar kita punishment (hukum), itu saja. Kita sudah ada aturannya," kata Panglima TNI
Baca SelengkapnyaDewasa ini kerap terjadi 'kenakalan' yang dilakukan Prajurit TNI. Bahkan, ada yang sampai menghilangkan nyawa hingga berujung bui.
Baca SelengkapnyaJaksa Agung ST Burhanuddin menyebut, hingga saat ini masih ada jaksa yang nakal meski persentasenya sudah turun.
Baca SelengkapnyaIa pernah menolak perintah Presiden Soeharto dan menjelaskan kesalahan sang kepala negara memberi perintah tersebut
Baca SelengkapnyaJangan selalu menyematkan produk orde baru ke TNI. Karena TNI terbuka, dan tak menutupi segala kasus yang terjadi.
Baca Selengkapnya