Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Jenderal TNI larang Kopassus latihan di AS karena bisa bikin manja

Kisah Jenderal TNI larang Kopassus latihan di AS karena bisa bikin manja Kopassus. ©Kopassus

Merdeka.com - US Custom and Border Protection menolak Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berkunjung ke Amerika Serikat (AS). Padahal Jenderal Gatot hendak memenuhi undangan Pangab Amerika Serikat Jenderal Joseph F. Durford, Jr.

Mendapat perlakuan tersebut, Jenderal Gatot langsung melapor ke Presiden Joko Widodo. Jokowi pun dengan tegas meminta Gatot tak perlu berangkat sebelum masalah ini clear.

Kedubes AS sudah meminta maaf atas insiden ini. Namun mereka tak menjelaskan kenapa Jenderal Gatot bisa sampai dilarang. Menlu Retno Marsudi menegaskan ini adalah masalah penting dan pihak AS harus memberi penjelasan.

Bukan kali ini saja AS menolak para Jenderal TNI. Pemerintah Amerika Serikat juga melarang personel militernya berlatih dengan Komando Pasukan Khusus TNI AD atau Kopassus.

Aturan itu dibuat mulai tahun 1999 hingga 2010. Alasan AS Kopassus terlibat dalam berbagai kasus pelanggaran HAM di dalam negeri.

Sempat muncul bocoran kabel Wikileaks Australia lah yang aktif melobi AS agar mengizinkan Kopassus bisa berlatih di Amerika. Seperti diketahui sudah lama pasukan khusus Australia SAS mengadakan latihan rutin dengan Kopassus.

Menteri Pertahanan era SBY, Purnomo Yusgiantoto menyangkal Indonesia pernah melobi Amerika Serikat (AS) agar mencabut larangan pelatihan Kopassus. Dia menegaskan Kopassus tak terlalu butuh latihan dengan AS.

"Kita punya lahan yang luas di Indonesia. Kita bisa latihan sendiri," kata Purnomo saat itu.

"Sebetulnya hubungan antara negara pada prinsipnya adalah kesetaraan. Sama derajatnya. Tidak ada ketergantungan," lanjut mantan Menteri ESDM ini.

Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo yang menjadi Danjen Kopassus era 2008 juga menjelaskan tak cuma petinggi TNI yang dilarang masuk AS. Sejumlah perwira Kopassus mengalami hal sama. Padahal kata Edhie, para perwira muda itu sama sekali belum merasakan bertugas di Timor Timur.

kopassus

Jauh sebelum itu, para pendiri satuan antiteror sebenarnya tak terlalu melirik AS untuk berlatih.

Awal periode 1980an, Letjen Benny Moerdani menjabat Asisten Intelijen Hankam sekaligus Kepala Pusat Intelijen Strategis. Dia memerintahkan Letkol Sintong Panjaitan mencari formula paling tepat untuk membangun pasukan antiteror Indonesia.

Namun Benny berpesan satu hal, jangan berlatih di Amerika Serikat. Alasannya, AS terlalu mengandalkan kecanggihan alat dan keunggulan teknologi.

"Hal ini dapat menyebabkan personelnya menjadi manja," kata Sintong dalam buku biografinya Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando.

Maka Sintong melakukan pengamatan ke sejumlah negara yang sudah memiliki pasukan antiteror. Dia mengikuti pasukan Special Air Service (SAS) di Inggris. Pasukan ini memang sudah jadi legenda pasukan elite. Sintong mempelajari cara-cara penanggulangan pembajakan pesawat udara.

Selain itu dia juga belajar pada Korps Commando Troepen kerajaan Belanda. Lalu pasukan khusus angkatan laut Prancis.

Tak ketinggalan dia juga belajar pada GSG-9 atau Grenzchutzsgruppe 9. Pasukan antiteror Jerman Barat itu namanya harum berkat keberhasilan membebaskan sandera di Mogadishu, Somalia.

Sementara di Asia, Sintong memilih pasukan khusus Korea Selatan. Kelebihannya, pasukan ini selalu melakukan latihan bela diri selama empat jam setiap hari jika tak sedang melakukan operasi.

Namun Sintong mengaku tak begitu terkesan dengan apa yang ditampilkan oleh pasukan elite setiap negara. Menurutnya, setiap misi pembebasan sandera rata-rata berada di tempat yang sudah dikuasai penuh. Misi berakhir setelah sandera diselamatkan.

Hal ini berbeda dengan latihan Sandi Yudha yang dilakukan Kopasandha. Pasukan yang kelak bernama Kopassus ini dilatih untuk membebaskan tawanan di tempat yang dikuasai musuh. Jadi setelah membebaskan tawanan, mereka juga harus memikirkan bagaimana cara meloloskan diri.

Maka Sintong meramu bagaimana latihan pasukan antiteror yang cocok untuk Indonesia. Belum rampung segala persiapan, tantangan sudah lebih dulu datang. 28 Maret 1981 pesawat DC-9 Woyla milik Garuda Indonesia dibajak dan diterbangkan ke Bandara Don Muang, Bangkok.

Operasi pembebasan sandera digelar tiga hari kemudian. Semua sandera berhasil diselamatkan hidup-hidup sementara lima pembajak ditembak mati. Operasi Woyla jadi sorotan dan membuktikan pasukan antiteror Indonesia yang baru seumur jagung sama hebatnya dengan para senior mereka di dunia.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mantan Panglima TNI Sampai 2 Kali Sebut Jenderal Maruli Simanjuntak 'Kurang Ajar', Ada Apa?
Mantan Panglima TNI Sampai 2 Kali Sebut Jenderal Maruli Simanjuntak 'Kurang Ajar', Ada Apa?

Kasad Maruli Simanjuntak dua kali disebut kurang ajar oleh mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo saat masih aktif di militer.

Baca Selengkapnya
Moeldoko Tak Setuju TNI Boleh Berbisnis: Lah Nanti Gimana Urusan Kerjaannya?
Moeldoko Tak Setuju TNI Boleh Berbisnis: Lah Nanti Gimana Urusan Kerjaannya?

Moeldoko menyebut, pada zaman dulu TNI memiliki yayasan yang cenderung digunakan untuk alat bisnis. Saat ini hal tersebut sudah tidak ada lagi di TNI.

Baca Selengkapnya
Panglima TNI Ditelepon Pimpinan Militer Amerika Serikat, Bahas Apa?
Panglima TNI Ditelepon Pimpinan Militer Amerika Serikat, Bahas Apa?

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menerima panggilan telepon dari Ketua Gabungan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Amerika Serikat Jenderal Charles Q. Brown.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Perwira AL Gadungan Berbahasa Inggris di Monas, Ikut Gladi Upacara HUT ke-79 TNI
VIDEO: Perwira AL Gadungan Berbahasa Inggris di Monas, Ikut Gladi Upacara HUT ke-79 TNI

Dalam sebuah video, Jefri memasuki barisan, ketika TNI sedang berlatih menjelang HUT ke-79 di Monas

Baca Selengkapnya
Panglima TNI Bertemu Jenderal AS, Ada Momen Beri Wejangan Perwira Belajar di Amerika
Panglima TNI Bertemu Jenderal AS, Ada Momen Beri Wejangan Perwira Belajar di Amerika

Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono berkunjung ke Washington DC, Amerika Serikat dalam rangkaian acara undangan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS.

Baca Selengkapnya
Kopral TNI Anaknya Ditawari Kasad Dudung Masuk Taruna, Jawabannya Malah Begini
Kopral TNI Anaknya Ditawari Kasad Dudung Masuk Taruna, Jawabannya Malah Begini

Kepala Staf Angkatan Darat (kasad) Jenderal Dudung tawari anak Kopral TNI menjadi taruna.

Baca Selengkapnya
Setiap Hari Makan Pisang Susu Agar Masuk Akmil, Pemuda ini Gagal jadi Kopassus Justru Duduki Kursi Paling Penting di TNI
Setiap Hari Makan Pisang Susu Agar Masuk Akmil, Pemuda ini Gagal jadi Kopassus Justru Duduki Kursi Paling Penting di TNI

Kisah seorang pemuda berjuang mati-matian agar bisa jadi tentara hingga pernah gagal masuk Kopassus.

Baca Selengkapnya
Puji Jenderal Maruli Simanjuntak 'Kurang Ajar', ini Sosok Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo
Puji Jenderal Maruli Simanjuntak 'Kurang Ajar', ini Sosok Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo

Berikut sosok mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang puji Jenderal Maruli Simanjuntak 'kurang ajar'.

Baca Selengkapnya
Bertemu Menhan AS, Prabowo Bahas Penguatan Kerja Sama Pertahanan
Bertemu Menhan AS, Prabowo Bahas Penguatan Kerja Sama Pertahanan

Prabowo mengajak Menhan AS memperkuat kerja sama antara AS dan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kasad Jenderal TNI Maruli Datangi Markas Besar Angkatan Darat AS, Temui Sosok Penting
Kasad Jenderal TNI Maruli Datangi Markas Besar Angkatan Darat AS, Temui Sosok Penting

Selain menghadiri kelulusan sang putri di Georgetown University, Maruli juga datang ke markas besar Angkatan Darat Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Akhirnya Jokowi Buka Suara soal Joni Pemanjat Tiang Bendera Tak Lolos Seleksi TNI, Begini Katanya
Akhirnya Jokowi Buka Suara soal Joni Pemanjat Tiang Bendera Tak Lolos Seleksi TNI, Begini Katanya

Padahal, pada 2018 silam Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyuruh Joni langsung mendaftar TNI ke Panglima TNI yang kala itu dijabat oleh Hadi Tjahjanto.

Baca Selengkapnya
Momen Mayor Teddy Dampingi Prabowo Temui AS, Menhan Llyod Austin Lirik Mayor Teddy sampai Mau Direkrut
Momen Mayor Teddy Dampingi Prabowo Temui AS, Menhan Llyod Austin Lirik Mayor Teddy sampai Mau Direkrut

Dia bahkan meminta izin Prabowo untuk dapat merekrut Teddy.

Baca Selengkapnya