Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah kakek penjual basreng, kerja 12 jam untung Rp 20 ribu

Kisah kakek penjual basreng, kerja 12 jam untung Rp 20 ribu Ajok. ©2014 Merdeka.com/muhammad hasits

Merdeka.com - Pagi itu hari masih gelap. Ajok sudah mulai beraktivitas dengan mempersiapkan barang dagangannya. Dengan teliti, Ajok menata barang dagangan di gerobak pikulnya. Mulai minyak goreng, minyak tanah, saos, kompor, dan olahan bakso.

Ajok adalah seorang penjual bakso goreng. Anak-anak kecil mengenal makanan ringan ini dengan sebutan basreng. Setiap hari, Ajok membawa ratusan butir bakso goreng. Ia bersyukur karena dagangannya selalu habis terjual.

Untuk menjual makanan ringan itu bagi Ajok butuh kerja keras. Ia tidak menjajakan makanan itu dengan berdiam diri di kontrakannya yang terletak di Rawa Semut, Bekasi Timur, Jawa Barat. Tiap harinya Ajok memilih berkeliling dari satu sekolah ke sekolah lainnya. Tempat yang disasar Ajok adalah sekolah SD di Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur.

Orang lain juga bertanya?

Menurut Ajok, pembelinya kebanyakan anak-anak sekolah. "Ada yang beli Rp 500, ada yang beli Rp 1.000. Satu baksonya harganya Rp 100," kata Ajok, Senin (18/2) lalu.

Biasanya, jika sekolah pagi selesai Ajok pindah tempat dan berkeliling lagi. Usia Ajok yang sudah 70 tahun ini tak lantas membuatnya malas. Ia masih bersemangat mengangkat gerobak pikul yang beratnya melebihi 20 kg tersebut berkeliling mencari pembeli.

Tidak hanya tubuhnya, mata Ajok juga sudah mulai rabun. Terkadang kakinya lemas dengan gemetar setelah berjam-jam mengangkat gerobak pikulnya. Napasnya pun terengah-engah. "Yang penting jualan saya laku," katanya.

muhammad hasits?20140220061523

Bagi Ajok, jika hanya berdiam diri menunggu pembeli, dagangannya tak laku. Kadang panas dan hujan ia lewati asal bisa sampai ke sekolah. Ia berjualan sampai sore dan petang. Dalam sehari, Ajok hampir berjualan keliling selama 12 jam.

Wajah Ajok selalu semringah ketika melihat dagangannya habis terjual. Dengan hati-hati setiap sorenya ia menghitung pendapatannya. "Bisa dapat Rp 100 ribu," katanya.

Uang Rp 100 ribu bukan laba bersih bagi Ajok. Uang itu harus dibagi dengan Qodir, teman satu kontrakannya. Qodir adalah pembuat bakso goreng. Ia yang menyediakan bakso beserta gerobaknya. Sementara Ajok hanya menyediakan bahan penunjang seperti minyak sayur, minyak tanah, saos dan menjualkannya.

"Uangnya dibagi, biasanya dapatnya Rp 50 ribu satu orang. Saya dapat Rp 50 ribu belum buat belanja kebutuhan lain seperti minyak, saos dan membeli makanan siang dan malam. Paling untung bersih hanya Rp 20 ribu perhari," katanya.

Tiap bulan kirim istri di Subang Rp 100 ribu

Uang Rp 20 ribu setiap harinya ditabung oleh Ajok. Namun terkadang uang simpanan itu terpakai untuk kebutuhan sehari-hari buat makan dan membeli kopi. Meski demikian, Ajok selalu berusaha menabung.

Beruntung, setiap makan siang dan malam ada warung langganan Ajok. Penjual makanan itu mengerti Ajok adalah orang tak mampu. Karena itu sering kali diberi diskon. Cukup Rp 4.000, Ajok sudah mendapatkan telur, tempe, sayur dan nasi satu piring. Semua Ajok lahap sampai habis.

Pergi merantau, Ajok harus berpisah dengan istri tercintanya, Siti Fatimah. Istrinya tinggal seorang diri di Subang, Jawa Barat. Sebulan sekali, Ajok memilih pulang kampung naik bus. Uang hasil jualannya dikasih istrinya. "Saya hanya bisa ngasih setiap bulannya Rp 100 ribu. Itu untuk kebutuhan istri saya satu bulan," ujarnya.

Bagi Ajok, uang Rp 100 ribu sangat besar. Uang itu ia kumpulkan dari hasil menabung dan cucuran keringat hasil jualan keliling. "Kalau buat makan istri saya cukup," jelasnya.

Kakek dua cucu ini memilih merantau karena di kampung halamannya tidak punya pekerjaan. Daripada mengemis, Ajok memilih berjualan. Ajok juga tak ingin berharap belas kasihan dari anak dan tetangga. Ia memilih merantau daripada harus meminta-minta di tengah jalan. Baginya itu haram hukumnya.

Di perantauan, Ajok juga selalu pintar menjaga kesehatan. Tak ada resep khusus. Jika kaki pegal dan tak enak badan, Ajok mengaku cukup minum kopi lalu mengurut kakinya sendiri dengan minyak. "Langsung seger lagi dan besok bisa berjualan," katanya.

Ajok juga tak memiliki kartu jaminan kesehatan. Jika sakit, ia tak mau berobat ke rumah sakit karena tak punya uang. Paling Ajok pergi warung membeli kopi dan obat seperlunya. "Saya bersyukur diberi kesehatan. Paling hanya pegal-pegal saja sakitnya," ujarnya.

(mdk/has)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Pilu Kakek Penjual Tangga Bambu Keliling, Jualan Sudah Satu Bulan Tapi Belum Laku
Kisah Pilu Kakek Penjual Tangga Bambu Keliling, Jualan Sudah Satu Bulan Tapi Belum Laku

Simak kisah pilu seorang kakek penjual tangga bambu keliling yang sudah satu bulan berjualan tak laku.

Baca Selengkapnya
Dagangan Belum Laku, Kakek Penjual Perabot Ini Tukar Barang Jualan demi Sepiring Nasi
Dagangan Belum Laku, Kakek Penjual Perabot Ini Tukar Barang Jualan demi Sepiring Nasi

Ia hendak menukar beberapa sendok dagangannya dengan sepiring nasi.

Baca Selengkapnya
Kakek Pencari Rongsokan Beli Nasi Rp2 Ribu Demi Ganjal Perut, Cuma Dikasih Sesendok dan Air Putih Bikin Pilu
Kakek Pencari Rongsokan Beli Nasi Rp2 Ribu Demi Ganjal Perut, Cuma Dikasih Sesendok dan Air Putih Bikin Pilu

Begini kisah pilu seorang kakek pemulung yang hanya mampu beli makan nasi dan air putih sehari.

Baca Selengkapnya
Sedih Lihat Kakek 80 Tahun Masih Keliling Jualan Bantal Kapuk, Punya Anak Sudah Besar Bukannya Memberi Malah Minta Uang
Sedih Lihat Kakek 80 Tahun Masih Keliling Jualan Bantal Kapuk, Punya Anak Sudah Besar Bukannya Memberi Malah Minta Uang

Diakuinya, sang putra tak mau bekerja hingga masih meminta uang.

Baca Selengkapnya
Hanya Untung Rp 300 Perak, Kakek Usia 100 Tahun Ini Bertahan Hidup dari Jualan Kerupuk Keliling
Hanya Untung Rp 300 Perak, Kakek Usia 100 Tahun Ini Bertahan Hidup dari Jualan Kerupuk Keliling

Kakek ini diketahui berjualan di sekitar GBLA, Bandung.

Baca Selengkapnya
Dunia Memang Keras, Anak Usia 13 Tahun Jualan Bakso Keliling Dapat Komisi Segini Jika Dagangannya Habis
Dunia Memang Keras, Anak Usia 13 Tahun Jualan Bakso Keliling Dapat Komisi Segini Jika Dagangannya Habis

Rela merantau, ia setiap harinya harus menjual dagangan baksonya.

Baca Selengkapnya
Viral Momen Haru Kakek Penjual Jagung yang Sepi Pembeli, Bahagia saat Dagangannya Dibeli
Viral Momen Haru Kakek Penjual Jagung yang Sepi Pembeli, Bahagia saat Dagangannya Dibeli

Momen haru kakek penjual jagung yang sepi pembeli. Bahagia saat dagangannya dibeli.

Baca Selengkapnya
Kisah Kakek Jagat Penjual Mainan Keliling yang Sering Pulang dengan Tangan Kosong, Bikin Haru
Kisah Kakek Jagat Penjual Mainan Keliling yang Sering Pulang dengan Tangan Kosong, Bikin Haru

Perjuangan kakek Jagat penjual mainan keliling ini viral, mengaku sering pulang dengan tangan kosong.

Baca Selengkapnya
Cerita Badut Jalanan Bertahan Hidup di Jalanan Kota Serang, Jatuh Bangun Cari Nafkah di Tengah Larangan Pemerintah
Cerita Badut Jalanan Bertahan Hidup di Jalanan Kota Serang, Jatuh Bangun Cari Nafkah di Tengah Larangan Pemerintah

Lelahnya fisik seolah hilang, setelah hasil mengamen mereka belanjakan untuk makan.

Baca Selengkapnya
Berangkat Pagi Pulang Tengah Malam, Begini Kisah Kakek Jual Roti Dorong Gerobak dari Desa ke Kota Meski Kondisinya Sakit
Berangkat Pagi Pulang Tengah Malam, Begini Kisah Kakek Jual Roti Dorong Gerobak dari Desa ke Kota Meski Kondisinya Sakit

Mirisnya, ia hanya mendapat pendapatan tak seberapa dari hasil kerja kerasnya tersebut.

Baca Selengkapnya
Gara-gara Mandor Kabur, Putra Asli Garut Kerja Bangunan di Bali Terlantar 'Makan ada yang Ngasih'
Gara-gara Mandor Kabur, Putra Asli Garut Kerja Bangunan di Bali Terlantar 'Makan ada yang Ngasih'

Sebuah video memperlihatkan pemuda Garut yang terlantar di Bali.

Baca Selengkapnya
Kisah Kakek Tukang Becak yang Penghasilannya Tak Sampai Rp50 Ribu Sebulan, Bikin Haru
Kisah Kakek Tukang Becak yang Penghasilannya Tak Sampai Rp50 Ribu Sebulan, Bikin Haru

Begini perjuangan hidup kakek tukang becak yang kini jarang dapat penumpang. Penghasilan tak sampai Rp50 ribu sebulan.

Baca Selengkapnya