Kisah kejujuran para tentara saat perang kemerdekaan
Merdeka.com - Di tengah peperangan, nyaris tak ada aturan yang berlaku. Yang kuat yang berkuasa, yang pegang senjata bisa menindas dan merampok rakyat.
Tapi tak harus selalu seperi itu. Buktinya, dalam perang kemerdekaan banyak kisah teladan para prajurit TNI. Kejujuran mereka bikin geleng-geleng kepala. Jika mau bisa saja mereka lari membawa uang negara dan memperkaya diri sendiri. Tapi hal itu tak dilakukan.
Ada juga kisah tentara yang tak mau makan makanan hasil rampasan karena menganggapnya tidak halal. Luar biasa, di tengah perang dan kelaparan, iman masih bisa dipegang.
-
Kapan HUT RI ke-79? Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-79 merupakan momentum penting untuk mengenang perjuangan para pahlawan dan merayakan kemerdekaan yang telah diraih dengan penuh pengorbanan.
-
Siapa yang merayakan HUT TNI? Biasanya, peringatan HUT TNI bakal diselenggarakan di halaman Istana Negara Jakarta hingga dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara serta pimpinan militer tanah air.
-
Kapan Indonesia memperingati hari kemerdekaan? Tahun ini, Indonesia akan memperingati Hari Kemerdekaan yang ke-78 tahun.
-
Kapan Hari Kemerdekaan RI ke-79? Tak terasa sebentar lagi kita akan merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-79.
-
Kapan Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan? Masyarakat sebentar lagi akan memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus.
-
Kapan HUT TNI dirayakan tahun ini? 5 Oktober diperingati sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pada tahun 2023 ini, TNI pun resmi berusia 78 tahun.
Ironis, setelah 68 tahun Indonesia merdeka, jarang sekali pejabat yang meneladani para prajurit TNI di awal kemerdekaan ini. Korupsi dan makan uang haram dilakukan hampir setiap pejabat. Tak malu lagi merampok uang rakyat demi memperkaya diri sendiri.
Berikut kisah kejujuran tentara seperti dituturkan Kolonel (Purn) Alex Evert Kawilarang dalam biografi Untuk Sang Merah Putih karya Ramadhan KH yang diterbitkan Pustaka Sinar Harapan.
Tolak makan makanan haram
Biasanya dalam perang, tentara makan rampasan perang itu hal biasa. Kadang malah mengambil ternak milik penduduk untuk disantap. Tapi teladan langka ditunjukan oleh seorang Perwira bernama Letnan Gojali.Tahun 1946, Kepala Staf Resimen Divisi II TNI Mayor Alex Evert Kawilarang menumpas gerombolan perampok di Cibarusah Bogor. Setelah baku tembak mereka mengalahkan para perampok yang meresahkan warga.Setelah berjaga semalaman, Kawilarang mencari sarapan. Dia melihat ada anak buahnya yang makan pisang di markas itu, Kawilarang lalu ikut makan.Tapi yang membuatnya heran, seorang anak buahnya yang bernama Letnan Muda Gojali, tak ikut makan. Kawilarang pun bertanya apa Gojali tidak lapar?"Neen Mayoor, die pisang is gekocht met gerampokt geld. Ik eet dat niet (Tidak mayor, pisang itu dibeli dari uang hasil rampokan, saya tidak mau makan," jawab Gojali.Kawilarang kagum mendengar jawaban Gojali. Kepercayaan pada anak buahnya itu makin besar.
Tak tergiur guci berisi harta karun emas permata
Anak buah Mayor Kawilarang melakukan penggalian di bekas markas Jepang di sekitar Cigombong. Mereka mencari senjata Jepang yang biasanya disembunyikan dengan cara dikubur dalam tanah.Tapi bukannya senjata, para prajurit TNI itu malah menemukan sebuah guci besar. Lebih mengejutkan, isi guci itu ternyata penuh emas dan permata dan berkilauan.Walau bisa kaya tujuh turunan, para tentara jujur itu tak mau mengambilnya. Mereka lalu lapor dan menyerahkan harta itu pada Kawilarang, komandan mereka. Kawilarang juga jujur, dia tak mau makan emas permata peninggalan Jepang. Dia berniat menyerahkan harta temuan pasukannya pada pemerintah Indonesia yang saat itu masih morat-marit.Kawilarang tahu harus mengutus siapa. Dia memanggil Letnan Muda Gojali yang jujur. Kawilarang mengutus Gojali menyerahkan harta karun itu ke Kementerian Dalam Negeri di Purwokerto.Gojali melaksanakan tugasnya dengan baik. Dia menyerahkan harta karun pada Sumarman yang kala itu menjabat Sekretaris Mendagri.Berapa nilai harta karun tersebut, sebuah majalah pernah mencoba menghitung berdasar bukti-bukti otentik yang ditemukan. Isinya tak kurang dari tujuh kilogram emas dan empat kilogram permata. Nilainya kala itu saja diperkirakan Rp 6 miliar. Bandingkan besarnya jumlah itu dengan gaji seorang tentara yang kala itu berkisar Rp 50.
Kurir penuh bahaya antarkan uang ke Bogor
Kisah kejujuran lain terjadi tahun 1947, saat Kawilarang masih berpangkat Mayor. Dia masih menjabat Kepala Staf Brigade di Bogor. Kala itu TNI harus bergerilya setelah Belanda melancarkan Agresi Militer Belanda I.Kawilarang meminta bantuan pada Kolonel TB Simatupang untuk biaya pasukan Brigade di Bogor. Markas Besar TNI kemudian mengirimkan uang itu dari Jakarta ke Bogor lewat kurir.Perjalanan kurir ini luar biasa bahayanya. Selain terancam pasukan Belanda, mereka juga diintai oleh perampok dari republik sendiri. Tapi tak ada yang takut kala itu. Kawilarang pun terharu saat uang bantuan itu diterimanya utuh."Hal yang luar biasa. Uang itu lengkap, tak kurang satu sen pun," kata dia.
Uang gaji tak dibawa kabur
23 Januari 1950, tentara Divisi Siliwangi di Bandung tengah berbahagia. Untuk pertama kalinya mereka akan menerima gaji. Setelah Indonesia merdeka, memang TNI belum sempat menerima gaji rutin. Mereka selalu direpotkan oleh Agresi Militer Belanda I dan II. Tak ada yang berpikir gaji, semuanya mementingkan mempertahankan Indonesia dan berjuang demi bangsa.Maka hari itu semua perwira keuangan Divisi Siliwangi berkumpul di kamar divisi keuangan. Tiba-tiba terdengar tembakan di luar markas. Tentara Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) pimpinan Kapten Westerling menyerang Bandung.Dengan keji pemberontak ini menembaki semua anggota TNI yang ditemui. Situasi lebih buruk karena menjelang penyerahan kekuasaan dari Belanda, TNI dilarang membawa senjata jika berada di kota.Pasukan APRA bergerak melewati Braga, hampir menuju markas Divisi. Maka Kepala Keuangan Siliwangi bertindak cepat. Dia membagikan uang pada stafnya, yang memasukkan uang ke dalam kantong dan segera melompat menyelamatkan diri. Mereka diperintahkan kembali ke markas esok hari setelah situasi aman dengan membawa uang itu."Keesokan harinya semua kembali ke staf dengan membawa uang untuk pasukan-pasukan dan dinas-dinas untuk melaksanakan secara resmi timbang terima uang itu. Ternyata tidak kurang satu sen pun. Begitulah tanggung jawab anggota TNI," kata Kolonel AE Kawilarang yang pernah menjadi Panglima Teritorium III Siliwangi. Bayangkan berapa besar uang itu. Ketika itu paling tidak Divisi Siliwangi mempunyai 8.000 prajurit. Tapi tak seorang pun punya niat membawa kabur uang tersebut."Waktu itu jangan coba anggota keuangan kembali ke pasukannya tanpa uang dengan alasan yang bukan-bukan. Pasti hukum rimba berlaku. Dan tidak ada sogok menyogok waktu itu," kata Kolonel Kawilarang. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kumpulan kata bijak tentang pahlawan yang bisa berikan inspirasi.
Baca SelengkapnyaBerikut ini adalah penampakan seragam TNI di awal kemerdekaan Indonesia, sangat sederhana dan banyak yang memakai seragam sisa peninggalan Jepang dan Belanda.
Baca SelengkapnyaKata-kata TNI berguna untuk meningkatkan semangat nasionalisme, agar kecintaan terhadap NKRI semakin bertambah.
Baca SelengkapnyaBerikut kumpulan kata bijak tentang kemerdekaan yang inspiratif tentang HUT RI.
Baca SelengkapnyaSBY terlihat berada sebelahan dengan Prabowo dan Wiranto.
Baca SelengkapnyaSosok dua jenderal TNI Angkatan Darat yang pernah jadi Panglima TNI tanpa pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad).
Baca SelengkapnyaIndonesia pernah memiliki seorang Panglima TNI termuda yang menjabat saat masih berusia 19 tahun, ia adalah Jenderal besar TNI (Anumerta) Raden Soedirman.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan para pejuang tanah air pada masa revolusi yang tertangkap oleh tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaSimak contoh pidato Hari Pahlawan 10 November berikut ini berisi pesan dan penuh makna mendalam.
Baca Selengkapnya