Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Kelam Otak di Balik Bom Kampung Melayu yang Kini Bertaubat

Kisah Kelam Otak di Balik Bom Kampung Melayu yang Kini Bertaubat Polisi geledah bekas markas FPI. ©2021 Merdeka.com/Iqbal Nugroho

Merdeka.com - Kiki Muhammad Iqbal berkisah tentang pengalamannya saat masih memiliki paham radikal. Segala cara bakal dilakukan guna menerapkan hukum syariat di Indonesia. Paham yang belakangan diakuinya salah ini, berawal saat dirinya mendekam di Lapas Nusakambangan Cilacap tahun 2010 silam.

Di penjara, Kiki dekat dengan sejumlah anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Di sana, Kiki dicuci otaknya dengan konsep akidah dan tauhid versi JAD.

Pada saat itu, dia diajak bergabung mendeklarasi diri sebagai jamaah ISIS. Seingatnya, itu terjadi tahun 2014.

"Saya bergabung dengan ikhwan-ikhwan mendeklarasikan sebagai jamaah ISIS di seluruh dunia. Saya sempat berbaiat kepada Abu Bakar al-Baghdadi bersama dengan para ikhwan-ikhwan yang lainnya," kata Kiki.

Kiki meyakini ajaran JAD sesuai harapannya yaitu menerapkan syariat Islam di dunia utama di Indonesia.

Singkat cerita, Kiki telah selesai menjalani hukuman. Dia bebas pada 2015. Setelah itu, pemikiran radikal tak hilang. Bahkan semakin menjadi-jadi. Karena terus dijejal paham radikal oleh JAD semasa di dalam tahanan.

Saat kembali ke masyarakat, Kiki mengadakan beberapa kali pengajian. Selama 1 tahun 10 bulan menghirup udara bebas, Kiki malah menyebarkan paham-paham JAD.

Kiki membawakan materi-materi seputar akidah jihad. Ia berhasil mendoktrin murid-muridnya itu. Sehingga, melakukan berbagai macam aksi teror seperti penembakan polisi, pengeboman. Salah satunya peristiwa bom bunuh diri di Kampung Melayu.

"Ketika saya di luar saya mempunyai binaan atau mempunyai kelompok pengajian yang membawa bendera JAD. Ada beberapa ikhwan yang melakukan amaliah atau melakukan aksi tepatnya di Kampung Melayu," kata Kiki.

Setelah terjadi aksi di Kampung Melayu, beberapa murid pengajiannya banyak yang ditangkap oleh Densus 88 Antiteror. Menurut mereka, gurunya lah yang selama ini memberikan pemahaman radikal.

Kiki pun akhirnya kembali menjadi target Densus 88 Antiteror. Polisi menyambangi kediamannya. Saat itu, ia hendak mengantar anak ke sekolah. Kemudian ditangkap.

"Dari hasil interogasi beberapa Ikhwan maka saya pun diciduk kembali oleh Densus 88 dan tim," ujar Kiki.

Kiki diinterogasi sebelum akhirnya dipindah ke rutan Polres Metro Jaksel.

"Saya menjalani 1 tahun di sana sampai saya dipindah ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pasir Putih Nusakambangan pada tahun 2018 bulan Agustus," ujar Kiki.

Selama 2 tahun berada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pasir Putih Nusakambangan, Kiki menceritakan banyak pelajaran yang didapat.

Kiki mulai merenung dan terus membaca kitab-kitab. Membaca merupakan salah satu hobinya. Kiki mengaku mendapat hidayah dari Allah. Kini ia bukan lagi berpaham radikal, tapi berpaham Tasawuf.

Kini mengaku selama menjalani hukuman mendapat perlakuan sangat baik dari Densus 88 Anti teror. Begitu pun keluarganya.

Kiki sangat berharap, bisa kembali berkumpul bersama keluarga. Apalagi, ia memikul tanggung jawab sebagai seorang suami dan ayah bagi anak-anak.

"Itu harapan saya untuk bisa cepat kembali ke keluarga makanya saya mendorong kepada pihak terkait untuk membantu saya dalam proses pembebasan saya," ujar dia.

Kiki mengaku bersedia membantu tim Densus 88 menyadarkan napiter agar kembali setia kepada NKRI dan menghilangkan paham radikal melalui program Deradikalisasi yang dicetuskan oleh Direktorat Identifikasi dan Sosial (Idensos) Densus 88 Antiteror

"Saya siap mendukung saya siap membantu saya siapkan aspirasinya, berikan tenaga, saran, ilmunya untuk proses kelanjutan dari program dari densus untuk deredikalisai," katanya.

Sementara itu, Rina Susanti, istri dari Kiki Muhammad Iqbal mengaku terpukul dengan apa yang dialami suaminya. Apalagi, sewaktu ditangkap. Rina mengaku tengah mengandung bayi.

"Pas waktu suami ditangkap saya hamil 7 bulan. Saya waktu itu terpukul sekali dengan ditangkap suami untuk yang kedua kali," ujar Rina.

Namun, Rina merasa bersyukur bisa melewati hari-hari dengan baik. Menurut dia, itu semua berkat dukungan dari keluarga, orangtua, mertua dan dari Densus 88 Antiteror.

"Mereka yang selalu mensupport saya baik secara moril maupun materil," ucap dia.

Rina tak henti-henti menyampaikan rasa terima kasih telah dipertemukan dengan suami. Sehingga anak-anak bisa melepaskan kerinduan dengan ayahnya.

"Harapan saya ke depan abinya bisa segera pulang dan bisa berkumpul kembali bersama kami. Dan harapannya juga semoga tidak terulang lagi untuk yang ketiga kalinya," harap Rina.

Reporter: Ady Anugrahadi

Sumber: Liputan6.com

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Eks Pentolan Jemaah Islamiyah Bicara Merawat Kebhinekaan & Jaga NKRI dari Terorisme
Eks Pentolan Jemaah Islamiyah Bicara Merawat Kebhinekaan & Jaga NKRI dari Terorisme

Kelompok Jemaah Islamiyah (JI) telah membubarkan diri. Apakah ini akhir dari kelompok teror tersebut atau hanya manuver untuk bergerak di bawah tanah?

Baca Selengkapnya
56 Eks Jamaah Islamiah dan Terpidana Teroris di Sumsel Ikrar Setia ke NKRI
56 Eks Jamaah Islamiah dan Terpidana Teroris di Sumsel Ikrar Setia ke NKRI

Mantan anggota Jamaah Islamih di wilayah Sumatera Selatan dan narapidana teroris mengucapkan sumpah setia ke NKRI

Baca Selengkapnya
Jemaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Janji Akan Patuh Pada NKRI
Jemaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Janji Akan Patuh Pada NKRI

Jamaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Akan Patuh Pada NKRI

Baca Selengkapnya
Pemerintah Didorong Segera Bina Eks Anggota Jemaah Islamiyah Agar Tak Kembali Radikal
Pemerintah Didorong Segera Bina Eks Anggota Jemaah Islamiyah Agar Tak Kembali Radikal

Keberlanjutan pembinaan resmi dari Pemerintah inilah yang akan memperkuat komitmen mantan anggota JI.

Baca Selengkapnya
Dapat Hadiah Umrah dari Polisi Lamongan, Ini Kisah Gadis Mualaf Bimbingan Gus Iqdam
Dapat Hadiah Umrah dari Polisi Lamongan, Ini Kisah Gadis Mualaf Bimbingan Gus Iqdam

Gadis berjilbab merah muda ini pertama kali tertarik belajar Islam usai putus dari kekasihnya.

Baca Selengkapnya
Janji Setia pada NKRI, Munarman Eks Petinggi FPI Bebas Hari Ini
Janji Setia pada NKRI, Munarman Eks Petinggi FPI Bebas Hari Ini

Munarman terbukti melanggar Pasal 13 huruf c Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Baca Selengkapnya
Pelajar Tersangka Teroris di Malang Tertutup pada Keluarga dan Kerap Jadi Korban Bully di Sekolah
Pelajar Tersangka Teroris di Malang Tertutup pada Keluarga dan Kerap Jadi Korban Bully di Sekolah

Hanya sekitar tujuh bulan sejak terpapar paham radikal dari media sosial, HOK sudah nekat mempelajari cara peracikan bahan peledak.

Baca Selengkapnya
Pelarian DN Aidit: Sembunyi di Balik Lemari Berujung Ditembak Mati di Kebun Pisang
Pelarian DN Aidit: Sembunyi di Balik Lemari Berujung Ditembak Mati di Kebun Pisang

Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) D.N. Aidit jadi buronan Angkatan Darat. Lantaran PKI dicap sebagai dalang aksi Gerakan 30 September 1965.

Baca Selengkapnya
18 Mantan Simpatisan ISIS dan JI Ikrar Setia NKRI, Diminta Jaga Keamanan di Poso
18 Mantan Simpatisan ISIS dan JI Ikrar Setia NKRI, Diminta Jaga Keamanan di Poso

Sebanyak 18 warga Poso yang merupakan mantan simpatisan jaringan teroris mengucapkan ikrar setia kepada NKRI di Mapolres Poso, Kamis (13/6).

Baca Selengkapnya
Usai Salat Subuh, Imam Masjid di Sinjai Ditikam Tetangga Pakai Badik
Usai Salat Subuh, Imam Masjid di Sinjai Ditikam Tetangga Pakai Badik

Pelaku menikam korban sebanyak delapan kali dengan badik.

Baca Selengkapnya
Sering Berulah, Geng Remaja di Aceh Besar Ini Disanksi Sebulan Tadarus Alquran di Kantor Polisi
Sering Berulah, Geng Remaja di Aceh Besar Ini Disanksi Sebulan Tadarus Alquran di Kantor Polisi

Kelompok remaja yang menamakan diri gengnya dengan 'Kampung Tengah' itu kerap beraksi kekerasan.

Baca Selengkapnya
Total 8 Teroris JI Ditangkap di Sulteng, Ini Peran Masing-Masing Tersangka
Total 8 Teroris JI Ditangkap di Sulteng, Ini Peran Masing-Masing Tersangka

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.

Baca Selengkapnya