Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah kesabaran ibu rawat anak autis hingga sukses jadi pelukis

Kisah kesabaran ibu rawat anak autis hingga sukses jadi pelukis Dewi Candra Ibu anak autis. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Memiliki anak yang mengalami sindrom autis mungkin membuat sebagian orang tua malu. Namun hal tersebut tak terjadi pada Dewi Candraningrum.

Wanita kelahiran Boyolali, 12 September 1975 ini justru bangga mempunyai anak dengan kebutuhan khusus tersebut. Bahkan berkat kesabarannya, Dewi menemukan bakat Ivan Ufuq Isfahan (13) sang anak hingga menjadi pelukis.

"Orang tua biasanya malu mempunyai anak autis. Malu anaknya tidak seperti anak normal lainnya, malu anaknya akan berbuat yang aneh-aneh atau membuat repot orang lain. Kalau kita tidak tahu cara menghadapi anak autis, pasti kita akan frustasi dan menganggap anaknya tidak ada. Dibutuhkan kesabaran yang luar biasa, agar kita menjadi terbiasa menghadapinya," ujar Dewi kepada merdeka.com, Jumat (20/12).

Dosen Sastra Perempuan di Fakultas Sastra Inggris, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) itu, pada awalnya sempat mengalami syok setelah mengetahui anak yang dilahirkannya tidak dalam kondisi normal. Namun single parent ini, segera berhasil mengatasi tekanan itu dan mulai menyusun rencana menghadapi hari-hari yang sulit yang bakal dilalui anaknya.

"Bagi saya Ivan anak saya adalah hadiah terbaik yang diberikan Tuhan. Saya pun juga berkewajiban memberikan yang terbaik buat dia," katanya.

Menurut wanita yang menyelesaikan program master Kajian Perempuan di Monash University, Australia, ini menghadapi anak autis itu dibutuhkan energi ekstra. Bukan dengan memberikan materi berlimpah, tapi kesabaran, perhatian dan kasih sayang.

"Diperlukan kejujuran dan keterbukaan kepada orang lain. Jangan pernah menutup-nutupi kondisi anak kita yang autis. Itu akan meringankan beban kita sebagai orang tua," ungkap Dewi yang meraih gelar doktoral di Universitas Muenster, Jerman.

Tak seperti kebanyakan orang tua lain, Dewi sering kali membawa Ivan pergi bersama sekadar jalan-jalan, tamasya, menghadiri hajatan, berbelanja di mal, arisan, atau pun datang ke acara pertemuan keluarga. Tanpa merasa malu, risih, apalagi merasa repot.

Menghadapi anak autis kata Dewi, tidak bisa dengan cara kekerasan. Sikap mereka yang menjengkelkan itu muncul karena adanya gangguan pada perkembangan neurobiologis. Untuk itu, diperlukan berbagai strategi untuk membentuk perilaku positif seorang anak autis. Kesulitan mereka yang paling utama adalah sulit berkomunikasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya.

"Menghadapi mereka, kuncinya adalah kesabaran yang luar biasa. Percayalah, anak autis sebenarnya tidak pernah berniat untuk menjadi pembangkang," kata Dewi yang juga sebagai dosen tamu di Kajian Perempuan, Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia (UI).

Berkat kesabarannya tersebut, Ivan kini tumbuh menjadi anak yang membanggakan. Bakat melukis yang dimiliki Ivan bahkan menular kepada Dewi. Keduanya bahkan sering berkolaborasi dalam berkarya. Tanggal 26-31 Agustus lalu misalnya, ia memamerkan seratusan karya lukisnya bersama Ivan anaknya. Para pengunjung pameran pun terkesima dengan lukisan karya kolaborasi ibu dan anak itu.

Memperingati hari ibu, Dewi dan anaknya kembali menggelar pameran sketsa yang berjudul 'Wajah Rahim dalam Sketsa'. Pameran berlangsung di Lobby Area Solo Paragon Hotel and Residences, mulai tanggal 20 Desember hingga 5 Januari 2014.

Mengenai hobi melukis, Dewi mengungkapkan sebenarnya tidak pernah bercita-cita menjadi pelukis. Wanita yang tinggal di Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah ini mengungkapkan, bahwa yang menjadikan dirinya pelukis adalah anaknya.

"Kalau biasanya orang tua melahirkan anak-anaknya. Tapi kali ini seorang anak melahirkan ibunya. Ivan yang melahirkan saya sebagai pelukis," katanya lagi.

Dewi mengungkapkan, kebisaannya melukis memang diperoleh secara tidak langsung dari anaknya. Hobi Ivan melukis secara otomatis menjadikan dirinya ikut terlibat dalam kegiatan tersebut, karena putranya adalah seorang anak dengan sindrom autis. Dalam kondisi mental seperti itu, Dewi harus menyiapkan segala sesuatu ketika Ivan hendak melukis, mulai menyiapkan kanvas, mencampur cat. Bahkan pada akhirnya Dewi juga terlibat saat memberikan sentuhan akhir pada lukisan-lukisan Ivan.

"Karena selalu terlibat selama bertahun-tahun, saya jadi ketagihan melukis. Sekitar dua tahun lalu saya mulai ikut-ikutan melukis, dan hasilnya ya seperti sekarang ini. Ivan itulah yang melahirkan saya sebagai pelukis," tuturnya.

Selain sebagai pengajar dan pelukis, anak dari pasangan Soekirno dan Dewi Ngaenah ini dikenal sebagai aktivis perempuan. Ia merupakan anggota Dewan Redaksi Jurnal Perempuan, dan salah satu pendiri Jejer Wadon, sebuah forum diskusi tentang perempuan di Kota Solo. Disitu Dewi banyak terlibat dalam berbagai gerakan yang memperjuangkan nasib perempuan.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pria Penyandang Autisme Ini Ceritakan Kisah Hidupnya yang Dulu Dibully, Kini Punya Background Kuliah Seni dan Fokus di Organisasi Ilmuwan
Pria Penyandang Autisme Ini Ceritakan Kisah Hidupnya yang Dulu Dibully, Kini Punya Background Kuliah Seni dan Fokus di Organisasi Ilmuwan

"Gue Walvenardo. Gue anak berkebutuhan khusus, autism masih bisa bertahan hidup di dunia yang begitu keras," ujar pria ini.

Baca Selengkapnya
Kisah Perjuangan 10 Artis Jadi Orangtua Hebat Rawat Anak yang Idap Penyakit Langka
Kisah Perjuangan 10 Artis Jadi Orangtua Hebat Rawat Anak yang Idap Penyakit Langka

Kisah 10 Artis Jadi Orangtua Hebat Rawat Anak yang Idap Penyakit Langka

Baca Selengkapnya
Dirawat Penuh Kasih Sayang dan Penuh Perjuangan, Ini Deretan Potret Anak Artis Yang Berkebutuhan Khusus
Dirawat Penuh Kasih Sayang dan Penuh Perjuangan, Ini Deretan Potret Anak Artis Yang Berkebutuhan Khusus

Deretan anak artis yang terlahir dengan kebutuhan khusus

Baca Selengkapnya
Kisah Pengorbanan Entis, Rela Putus Sekolah demi Merawat Ibu yang Alami Gangguan Jiwa
Kisah Pengorbanan Entis, Rela Putus Sekolah demi Merawat Ibu yang Alami Gangguan Jiwa

Seorang remaja di Garut, Jawa Barat, rela memilih putus sekolah demi merawat ibunya yang mengalami gangguan jiwa.

Baca Selengkapnya
Guru Ngaji Ini Mengajar sambil Gendong Anaknya yang Idap Mikrosefalus, Suami Kabur saat Buah Hati Lahir
Guru Ngaji Ini Mengajar sambil Gendong Anaknya yang Idap Mikrosefalus, Suami Kabur saat Buah Hati Lahir

Risma mendapat gaji Rp 250 ribu/bulan dari pekerjaannya mengajar ngaji.

Baca Selengkapnya
Orang Tua Ungkap Dampak Fisik yang Dialami Anak Korban Penganiayaan Pemilik Daycare di Depok
Orang Tua Ungkap Dampak Fisik yang Dialami Anak Korban Penganiayaan Pemilik Daycare di Depok

Orang tua anak korban penganiayaan pemilik Daycare di Depok Meita Irianty (MI) akhirnya buka suara.

Baca Selengkapnya
Momen Majikan Beri Hadiah Biayai Kuliah Anak ARTnya Ini Viral, Tuai Pujian
Momen Majikan Beri Hadiah Biayai Kuliah Anak ARTnya Ini Viral, Tuai Pujian

Mendengar akan dibiayai kuliah oleh majikan ibunya, anak perempuan ini pun menangis tak percaya.

Baca Selengkapnya
Anak Artis Tenar & Tajir Melintir, Begini Pengakuan Aurel Hermansyah yang Sering Dibully Netizen Soal Fisik
Anak Artis Tenar & Tajir Melintir, Begini Pengakuan Aurel Hermansyah yang Sering Dibully Netizen Soal Fisik

Sebagai anak artis ternama Tanah Air, Aurel Hermansyah tak luput dari 'serangan' netizen.

Baca Selengkapnya
10 Anak Selebritis Berkebutuhan Khusus yang Berprestasi, Ada yang Lulus S2 dari Kampus Ternama
10 Anak Selebritis Berkebutuhan Khusus yang Berprestasi, Ada yang Lulus S2 dari Kampus Ternama

Siapa saja anak selebritis berkebutuhan khusus yang berprestasi bahkan ada yang lulus S2 dari kampus ternama? Ini potret mereka

Baca Selengkapnya
Cerita Seorang Ibu Mengaku Tak Bisa Besarkan Anak & Harus Belajar dari Nol, Meski Lulus Kuliah IPK Nyaris Sempurna
Cerita Seorang Ibu Mengaku Tak Bisa Besarkan Anak & Harus Belajar dari Nol, Meski Lulus Kuliah IPK Nyaris Sempurna

Berikut cerita seorang Ibu yang mengaku harus belajar lagi dari nol meski lulusan IPK nyaris sempurna.

Baca Selengkapnya
Kisah Anak Kelas 4 SD Jualan Tahu untuk Bantu Ibunya yang Sakit Ini Viral, Bikin Haru
Kisah Anak Kelas 4 SD Jualan Tahu untuk Bantu Ibunya yang Sakit Ini Viral, Bikin Haru

Bikin haru, kisah anak kelas 4 SD yang berjualan tahu untuk bantu ibunya yang sakit ini viral.

Baca Selengkapnya
Momen Anak Penyandang Autisme Kembangkan Potensi Diri, Belajar Seni Dekorasi Sendiri
Momen Anak Penyandang Autisme Kembangkan Potensi Diri, Belajar Seni Dekorasi Sendiri

Pelatihan keterampilan berbasis seni juga dipercaya sebagai salah satu aktivitas terbaik untuk menggali kreativitas ke arah positif

Baca Selengkapnya