Kisah-kisah indahnya toleransi beragama
Merdeka.com - Momen perayaan hari besar keagamaan selalu memunculkan kisah-kisah toleransi antar umat beragama. Meski kerap kali muncul polemik tahunan terkait ucapan selamat Hari Natal, namun perbedaan itu tidak sampai membuat konflik di lapangan.
Banyak aksi nyata yang dilakukan umat berbeda agama untuk menunjukkan toleransinya. Salah satunya dalam perayaan Natal. Seperti yang dilakukan GP Ansor, salah satu organisasi sayap Nahdlatul Ulama yang mengerahkan anggotanya menjaga gereja-gereja. Di Bali, Pecalang atau petugas keamanan desa ikut menjaga keamanan selama prosesi natal berlangsung.
Berikut kisah-kisah toleransi beragama seperti dirangkum merdeka.com:
-
Bagaimana cara merayakan Hari Toleransi Internasional? Peringatan tersebut bisa Anda semarakkan dengan berbagi ucapan Hari Toleransi Internasional 2023.
-
Kenapa kata-kata toleransi antarumat beragama penting? Hal ini lantaran kata-kata toleransi antarumat beragama bisa menjadi inspirasi bagi Anda untuk bisa lebih menghargai dan memahami perbedaan.
-
Bagaimana cara membangun toleransi antarumat beragama? Meningkatkan ketaatan pada agama masing-masing adalah prinsip penguatan NKRI. Semakin kuat ketaatan pada agama yang diyakininya, maka makin dalam merasakan arti toleransi.
-
Apa saja yang dirayakan di Hari Amal Sedunia? Perayaan Hari Amal Sedunia bertujuan untuk merayakan upaya kemanusiaan di berbagai lapisan masyarakat dan mendorong tindakan aktif untuk mengatasi masalah sosial dan kemanusiaan.
-
Bagaimana cara menghargai keberagaman? Jamaah Jumat yang berbahagia,Adagium tersebut dapat kita wujudkan dengan sikap penghargaan terhadap siapa saja, sekali pun berbeda dalam banyak hal. Perbedaan suku, misalnya, tidak menghalangi kita untuk tetap menjalin sinergi.
-
Bagaimana kehidupan antar agama di kampung toleransi? Hal ini membuat seluruh umat beragama dari kalangan Buddha, Kristen sampai Muslim hidup rukun berdampingan.
Anggota GP Ansor jaga gereja di Jakarta
Gerakan Pemuda (GP) Ansor, yang merupakan sayap organisasi Nahdlatul Ulama (NU) tiap tahunnya turut membantu dalam upaya pengamanan perayaan Natal dan tahun baru. Personel Banser GP Ansor ikut bersama Polri dan TNI menjaga kekhusyukan umat Kristiani saat beribadah di tiap gereja yang ada di DKI Jakarta.Irwan, Koordinator Lapangan Banser GP Ansor Jakarta Pusat mengutarakan sambutan baik dari pihak Gereja Kartedral saat dia dan personel banser lainnya mengamankan gereja terbesar di Jakarta itu selama tiga tahun terakhir."Alhamdulillah, respons mereka sangat bagus sekali. Konsumsi yang diberikan mereka tidak pernah kurang. Kami selalu disambut baik," kata Irwan dengan antusias saat ditemui merdeka.com di Kantor PP GP Ansor, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (23/12).Irwan menambahkan, pihak gereja katedral tidak pernah membedakan sambutan yang diberikan kepada Polri, TNI maupun GP Ansor. Seluruhnya diperlakukan dengan sama, tidak dibeda-bedakan.Irwan menambahkan, pihak gereja katedral sangat memberikan apresiasinya kepada organisasi pemuda islam ini yang mau membantu mengamankan perayaan hari besar agama lain. Terlebih, Ketua GP Ansor, Nusron Wahid saat tiga tahun yang lalu menyambangi gereja katedral saat malam natal untuk meninjau kondisi keamanan di sana. "Pak Nusron kan tiga tahun yang lalu hadir di Katedral. Itu bukti bahwa kami selalu toleransi dengan umat kristiani," kata Irwan.
Pecalang amankan Natal hingga Tahun Baru
Pecalang atau petugas keamanan desa adat ikut ambil bagian dalam pengamanan Hari Raya Natal dan tahun baru 2015 di masing-masing wilayah desa di Pulau Dewata."Kami juga libatkan pecalang. Di Bali ini luar biasa bahwa pecalang terlibat untuk pengamanan di masing-masing banjar (dusun adat)," kata Kepala Kepolisian Daerah Bali Inspektur Jenderal Albertus Julius Benny Mokalu di Denpasar, Rabu (24/12).Pecalang sendiri akan berpartisipasi bersama aparat kepolisian dan TNI untuk menjaga keamanan wilayah khususnya di masing-masing desa.Keterlibatan pecalang dalam Operasi Lilin yang digelar hingga 2 Januari 2015 itu tidak hanya bertugas membantu aparat keamanan di dalam menjaga keamanan wilayah jelang Natal dan tahun baru tetapi juga keamanan di sejumlah objek wisata yang tersebar di seluruh Bali.Setiap desa adat di Pulau Dewata yang berjumlah 1.488 desa adat memiliki pecalang dengan jumlah bervariasi di atas 30 orang. Sedangkan jumlah desa dinas di Bali sebanyak 736 desa juga telah memiliki Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) yang bekerja sama dengan pecalang.
2 Putri Gus Dur hadiri misa natal depan istana
Ini cerita soal kepedulian dua putri mendiang Gus Dur. Tahun lalu, saat jemaat GKI Yasmin, Bogor dan HKBP Filadelfia, Tambun, Bekasi, menggelar misa natal di depan Istana (25/12/2013) mereka ikut hadir untuk menunjukkan solidaritas,Dua putri Gus Dur yang hadir adalah Anita Hayatunnufus Wahid dan Inayah Wulandari Wahid. Mereka memberikan dukungan kepada jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia Tambun agar bisa kebebasan dan hak untuk beribadah di tempat yang layak. "Saya berharap, tahun depan kalian tidak lagi beribadah di sini," ucap Inayah.Di acara Misa Natal itu, Inayah yang mengenakan pakaian serba hitam dengan rambut ditutup selendang, membacakan puisi berjudul 'Bolak-balik'. Kata Inayah, puisi yang dibuatnya seminggu lalu, mengingatkan pada buku berjudul 'How The Glinch Stole The Christmas'. Ratusan jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia merayakan Natal di depan Istana Negara. Di lokasi, panitia penyelenggara menyiapkan meja VVIP untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beserta istri, Ani Yudhoyono. Tapi, Presiden SBY dan ibu negara yang mereka tunggu tak kunjung datang hingga acara selesai.
Keluarga Keraton Yogya sambangi gereja ucapkan selamat Natal
Kasi ini terjadi pada tahun 2012 lalu. Saat itu, keluarga besar Keraton Yogyakarta, yang dipimpin KPH Wironegoro bersama keluarga Pakualaman dan Forum Persatuan Umat Beragama (FPUB) serta elemen masyarakat lainnya mengunjungi tiga gereja di Yogyakarta untuk mengucapkan selamat hari Natal, Senin (25/12/2012).Diawali dengan kunjungan ke GPIB Marga Mulya atau dikenal dengan nama Gereja Ngejaman, Wironegoro beserta rombongan menyampaikan ucapan selamat Natal di depan ratusan jemaat Gereja. Rombongan kemudian melanjutkan kunjungan di Gereja St Antonius Kotabaru untuk memberikan sambutan sebelum Misa Natal ke dua yang dipimpin Romo Danang Bramasti."Saya memimpin rombongan ini untuk memberikan ucapan selamat Natal kepada umat Kristiani. Dengan ini kami menegaskan bahwa DIY menghargai keberagaman, juga sebagai wujud mengisi keistimewaan DIY dengan hal positif. Tujuannya menjadikan DIY menjadi lebih baik lagi ke depannya," kata Wironegoro, yang juga menantu Sri Sultan HB X.Ketua FPUB, KH Abdullah Muhaimin, yang juga memberikan sambutan di depan sekitar 5.000 umat Gereja St Antonius, menyatakan jika kehidupan di DIY bukan sekadar entitas pemerintahan. Tapi juga merupakan sebuah entitas budaya yang menghargai keberagaman."Sejarah keberagaman telah hidup sejak berdirinya Keraton. Sri Sultan sebagai sosok pemimpin memiliki filosofi Songsong Agunging Kawulo Mataram, yakni mengayomi rakyat tanpa membedakan agama, golongan, tingkat ekonomi dan lainnya," ujar Muhaimin disambut tepuk tangan jemaat."Atas nama segenap tokoh agama, kami ucapkan selamat Natal. Semoga kegembiraan dan kedamaian malam ini terus dirasakan di masa datang. Selamat malam dan berkah dalem," ucap Kiai Muhaimin.Gereja Kristen Jawa Gondokusuman atau dikenal dengan nama Gereja Sawokembar, menjadi tujuan terakhir rombongan dalam kunjungan ini. Disambut Pendeta Wahyu Satrio Wibowo, rombongan pun mengucapkan selamat Natal kepada umat gereja tersebut.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Toleransi menjadi indah jika bisa diterapkan dengan baik di kehidupan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaVideonya viral di tiktok dan menuai perhatian warganet.
Baca SelengkapnyaNilai toleransi memiliki akar yang kuat dari jati diri bangsa Indonesia sehingga masyarakat tidak terpecah.
Baca SelengkapnyaAksi sekelompok mahasiswa muslim 'ngabuburit' ke Kapel Biara Ursulin ini viral, tuai komentar warganet.
Baca SelengkapnyaWalaupun terbuka bagi siapapun, warga Thekelan tetap menjaga teguh adat istiadat dan tradisi mereka.
Baca SelengkapnyaKenduri ini merupakan bagian dari Prosesi Agung Paroki HKTY yang tahun ini genap berusia ke 100 tahun.
Baca SelengkapnyaSaking harmonisnya hubungan antarwarga beda agama, kampung ini dijuluki Desa Pancasila.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan tasamuh dalam agama Islam lengkap beserta dalil, keutamaan dan contohnya.
Baca SelengkapnyaDi sini warganya menjujung tinggi gotong royong dan saling mendukung peribadatan kelompok lain.
Baca SelengkapnyaDi sana juga terdapat tiga makam besar dari keluarga G.B Walter yang merupakan warga keturunan Belanda kelahiran Sumedang pada 1879.
Baca SelengkapnyaJika masyarakat telah matang dalam memandang perbedaan, maka dengan kemajemukannya dapat merespons kebutuhan sesama manusia tanpa memandang perbedaan.
Baca SelengkapnyaBerikut kumpulan kata-kata toleransi antarumat beragama yang bijak dan penuh pesan mendalam.
Baca Selengkapnya