Kisah-Kisah Orang Sederhana Ikut Nyaleg
Merdeka.com - Menjelang Pemilu Legislatif (Pileg) biasanya beragam kampanye dilakukan para calon legislatif (caleg). Mereka berasal dari beragam latarbelakang. Siapa saja boleh mencalonkan diri asal memenuhi syarat.
Berikut ini kisah para caleg yang berasal dari orang-orang biasa saja. Bisa juga disebut kisah orang sederhana yang ingin menjadi caleg:
Jadi Caleg untuk Perjuangkan Nasib Ojol
-
Apa saja syarat jadi caleg? Sementara berdasarkan hasil verifikasi administrasi, mantan narapidana tidak perlu mengumumkan ke publik apabila vonis hukumannya kurang dari lima tahun penjara.
-
Bagaimana cara mendaftar jadi caleg? “Kepastian adanya empat mantan narapidana ini diketahui lewat hasil verifikasi administrasi berkas pendaftaran yang diserahkan partai politik,“ kata Andang dikutip dari ANTARA pada Selasa (27/6).
-
Siapa saja yang dapat menjadi peserta pemilu? Menetapkan peserta pemilu, yaitu partai politik, calon anggota DPR, calon anggota DPD, dan pasangan calon presiden dan wakil presiden, berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh undang-undang.
-
Apa syarat caleg terpilih maju pilkada? Caleg terpilih itu harus bersedia mengundurkan diri.
-
Siapa yang bisa ikut Pilkada? Pilkada: Berfokus pada tingkat lokal, memilih kepala daerah seperti gubernur, bupati, dan walikota, serta anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota.
-
Bagaimana pengaruh caleg terhadap elektabilitas partai? 'Kemudian soal calegnya. Caleg kan sebagai vote gathers, seberapa kuat atau tidaknya ketokohan para caleg juga mempengaruhi dukungan terhadap partai,' tambah Hanggoro.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menerima Suhandi (38), pengemudi ojek online (grab), warga Batu Ceper, Kalideres, Jakarta Timur, yang mendaftar sebagai calon anggota legislatif (caleg) untuk Pemilu 2019. Suhandi mengaku ingin memperjuangkan nasib dari para pengemudi ojek online.
"Jadi saya memiliki keinginan untuk tingkat nasional terutama di DPR RI yaitu membuat sebuah UU yang akan melindungi para driver grab dan juga untuk kepentingan masyarakat umumnya," kata Suhandi.
Rencananya, Suhandi akan maju sebagai caleg pada daerah pemilihan (dapil) Jakarta III yang meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.
"Jadi saya punya teman di (Jakarta) selatan dan di timur, jadi strategi saya, saya tidak hanya bekerja untuk Jakarta atau dapil III saja. Suatu saat saya membawa penumpang seperti anda di Timur, tentu saya akan promosikan teman-teman yang jadi caleg di timur, begitu juga kalau ada teman yang dari selatan mereka mendapat penumpang ke Utara, mereka akan promosikan juga yang ada di Utara, jadi berkesinambungan. Dan otomatis saya jadi kader PKB," jelasnya.
Caleg Berprofesi sebagai Tukang Cakwe
Sosok Nur Wahid menjadi pembeda di pemilihan umum tahun 2019 ini di Kota Bekasi, Jawa Barat. Sebabnya, dia merupakan tukang cakwe yang maju menjadi calon anggota legislatif di wilayah tersebut atau DPRD Kota Bekasi 2019-2024.Pria berusia 47 tahun ini maju melalui Partai Gerindra. Mendapatkan nomor urut 9, dia maju di daerah pemilihan 3 mencakup Kecamatan Rawalumbu, Mustikajaya, dan Bantargebang."Cita-cita saya dari sekolah memang ingin jadi pemimpin," kata Nur Wahid.Jika terpilih, Nur Wahid ingin memperjuangkan rakyat kecil. Pengalamannya sebagai tukang cakwe menjadi alasan. Sebab, setiap pulang dagang malam hari, Nur Wahid mengaku sering melihat gelandangan dan pengemis tidur di pinggir jalan.
Tukang Las yang Tertarik Dunia Politik
Ihsan Lahardi, caleg PKS dari Gunungkidul yang berprofesi sebagai tukang las. Ihsan yang belajar mengelas secara otodidak, memberanikan untuk membuka usaha sendiri di Gunungkidul. Ihsan melakukan kampanye dengan cara yang sederhana, dengan mendatangi calon konstituen dari rumah ke rumah.Ia juga memperkuat basis massa di kalangan tukang las, dengan mendatangi 30 bengkel. "Karena saya tidak punya modal, saya akan turun ke warga. Saya akan minta (suara) karena saya tidak punya (relawan)," kata Ihsan.Saat berkampanye, Ihsan melalui masa-masa sulit. Ia sempat sakit selama sebulan. Menurut terapis, ada saraf terjepit.
Penjaga Warung jadi Caleg
Moch Soleh maju jadi Caleg DPRD Kota Surabaya tahun 2014 dari Partai Golkar. Ia memanfaatkan warung tempatnya berdagang untuk berkampanye secara santai tanpa mengeluarkan uang cukup banyak. Tak hanya berdagang, ia juga pernah sebagai menjadi tukang parkir, kuli bangunan hingga menjadi staf di salah satu sekolah. Soleh tercatat aktif dalam kegiatan pengajian, dan kegiatan sosial lainnya. "Kampanye saya ini cukup sederhana. Segala persiapan kampanye, seperti komputer, printer dan alat peraga lainnya, sudah saya siapkan di warung," ungkap Soleh.Cara yang ia lakukan itu dengan menggunakan metode door to door, pengajian dan pendampingan terhadap para remaja.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada banyak cara kampanye unik para calon legislatif untuk meraup suara masyarakat.
Baca SelengkapnyaBagi sebagian orang hal ini tak masuk akal, tapi pelaku mengaku jalur klenik merupakan bagian dari usaha memenangkan Pemilu
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar banyak cara agar anak muda bisa terjun ke dunia politik meski tak memiliki uang.
Baca SelengkapnyaYuk, lihat baliho-baliho lucu buatan para calon legislatif dan caleg. (Facebook/Penahan Rasa Berak)
Baca SelengkapnyaMenurutnya, hal tersebut juga yang membuatnya dan Cak Imin memiliki ikatan yang kuat dengan aspirasi rakyat.
Baca SelengkapnyaWajah Komeng di kertas suara DPD RI Dapil Jawa Barat bikin salfok warga
Baca SelengkapnyaCapres-cawapres nomor 3 Ganjar-Mahfud pun menyiapkan sejumlah strategi untuk merebut hati para calon pemilih Jabar.
Baca SelengkapnyaKeputusan Anies untuk bertarung di Pilgub Jakarta mendatangkan reaksi di partai-partai.
Baca SelengkapnyaViral momen keseruan TPS Dapil Komeng ketika dapat suara. Warga spontan bilang uhuy.
Baca Selengkapnya