Kisah konvoi RPKAD dihadang pantat Gerwani
Merdeka.com - Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) melancarkan operasi menghancurkan G30S di Jawa Tengah dan sekitarnya pada akhir bulan Oktober 1965. Pasukan baret merah ini mengejar pasukan militer pendukung G30S yang lari ke lereng Gunung Merapi-Merbabu.
Pendukung G30S di Solo dan sekitarnya masih cukup banyak. Kadang mereka masih berani melakukan teror.
-
Apa yang ditemukan di lereng Merapi-Merbabu? Bukti-bukti itu terlihat dari banyaknya candi dan prasasti yang ditemukan.
-
Apa yang di luncurkan oleh Gunung Merapi? Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan adanya luncuran awam panas guguran sejauh 2.700 meter yang keluar dari kawah Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang terjadi pada pendaki Gunung Marapi? Sebanyak 74 dari 75 pendaki Gunung Marapi telah ditemukan. Di antara korban yang sudah ditemukan terdapat 22 orang meninggal dunia.
-
Kenapa pendaki lari menyelamatkan diri saat erupsi? Mereka hanya memikirkan bagaimana cara selamat dari abu erupsi.
-
Bagaimana cara menuju Bhumi Merapi? Untuk menuju Agro Wisata Bhumi Merapi, terdapat beberapa rute yang dapat dipilih. Bagi wisatawan yang berada di Kota Yogyakarta, dapat menggunakan kendaraan pribadi atau taksi menuju Jalan Kaliurang.
Warga juga menebangi pohon untuk merintangi perjalanan konvoi RPKAD. Tak cuma itu, para wanita yang tergabung dalam Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani), organisasi underbouw PKI juga ikut menghadang konvoi RPKAD.
Peristiwa itu digambarkan seorang wartawan asing John Hughes yang dikutip Julius Pour dalam buku Gerakan 30 September, Pelaku, Pahlawan & Petualang terbitan Kompas.
"Suatu kali, konvoi yang dipimpin Sarwo Edhie dihadang sejumlah anggota Gerwani. Mereka menari-nari memadati jalan menghina RPKAD dengan menunjukkan bokongnya."
Sarwo Edhie bertindak tegas. Dia perintahkan panser maju ke depan. Sarwo memerintahkan untuk menembak peringatan.
"Tembak mereka," perintahnya.
Setelah tembakan salvo selesai, sejumlah warga memprotes tembakan tersebut. Anak buah di atas panser diam, melirik Sarwo.
Dengan nada datar Sarwo berkata. "Tembak juga mereka."
Sarwo dikenal tegas, tak pernah ragu-ragu bertindak. Hal ini membuat nyali pendukung G30S ciut. Masyarakat yang memiliki senjata kemudian menyerahkannya pada RPKAD. Tak ada lagi yang berani melecehkan pasukan komando tersebut.
Satu demi satu tokoh-tokoh PKI di Jawa Tengah berhasil dihabisi.
Di Jawa Tengah, nama Sarwo harum. Dia jadi idola masyarakat. Mantan Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa mengingat betapa gagahnya Kolonel Sarwo dengan seragam loreng darah mengalir, kaca mata hitam dan tongkat komando.
"Dulu waktu di Malang, usai penumpasan G 30 S/PKI, saya lihat Komandan RPKAD Sarwo Edhie Wibowo. Gagah sekali, lalu saya pikir apakah saya bisa seperti beliau," kata Suharso di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur.
Sayangnya mertua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini seolah dipinggirkan Soeharto setelah selesai memberantas PKI. Sejumlah pihak menilai Soeharto khawatir dengan kepopuleran Sarwo Edhie.
Meminjam istilah Julius Pour untuk Sarwo Edhie, perannya bagaikan wayang. Disimpan di kotak setelah lakonnya selesai.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kolonel Sahirman dan sejumlah pimpinan PKI Jawa Tengah melarikan diri setelah G30S/PKI gagal.
Baca SelengkapnyaKasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca SelengkapnyaPemberontakan G30S/PKI juga meletus di Semarang. Brigjen Suryo Sumpeno mengerahkan panser dan tank untuk mengusir mereka.
Baca SelengkapnyaPDIP Boyolali mengecam keras tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap relawan Ganjar Pranowo-Mahfud Md
Baca SelengkapnyaViral Konvoi Pesilat Halangi Laju Mobil Damkar di Sragen
Baca SelengkapnyaWakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa mengungkap jika relawan yang menjadi korban sempat disekap.
Baca SelengkapnyaDua jenderal TNI Polri rela terjun langsung ke medan pertempuran sambil bawa senjata demi dapat mengamankan DPO teroris di Poso.
Baca SelengkapnyaPerjuangan para prajurit TNI yang harus bersiaga menjaga perbatasan
Baca SelengkapnyaPasukan elite TNI menyerbu markas musuh untuk merebut Bandara Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaKomandan Kodim Boyolali Letkol Wiweko Wulang Widodo mengatakan, Denpom IV/4 Surakarta telah menahan 15 prajurit TNI yang mengeroyok relawan Ganjar-Mahfud
Baca SelengkapnyaPondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu, Jawa Barat kembali jadi sasaran demonstrasi.
Baca SelengkapnyaKapten yang terpengaruh G30S/PKI itu menodongkan senjata pada Brigjen Suryo Sumpeno. Bagaimana cara untuk lolos?
Baca Selengkapnya