Kisah Kopaska suap polisi Malaysia dalam misi sabotase
Merdeka.com - Aksi penyusupan ke Singapura dan Malaysia saat konfrontasi Dwi Komando Rakyat, tak cuma dilakukan Usman dan Harun.
Setidaknya ada empat tim Pasukan Katak yang dikirim ke negara federasi Malaysia. Namanya misi khusus, semua personel dihapus identitasnya sebagai anggota TNI AL. Jika ketahuan dan tertangkap, TNI tak akan mengakui mereka.
Inilah tugas sabotase. Berlaku semboyan berhasil tak dipuji, gagal tak dimaki, mati tak dicari.
-
Siapa yang terlibat dalam kontak tembak? Kontak tembak terjadi antara Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Satgas Yonif) 133/Yudha Sakti dengan OPM wilayah Sorong Raya.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Siapa yang terlibat dalam baku tembak tersebut? Anggota Brimob dan TNI yang dikerahkan untuk menjaga keamanan Papua dan menumpas KKB juga mengalami masalah yang cukup pelik. Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
-
Siapa yang melakukan serangan? Pada Sabtu (19/10), wilayah Beit Lahiya yang terletak di utara Gaza menjadi sasaran serangan oleh Israel.
-
Siapa saja yang terlibat dalam perkelahian? Dua kelompok pemuda yang bentrok tersebut ialah dari kelompok Markus (21) dengan kelompok Jony (24).
-
Dimana pertempuran di Tebing Tinggi terjadi? Pertempuran ini terjadi di beberapa wilayah seperti di Dolok Merawan dan di Paya Pinang.
Kisah ini ditulis dalam buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus yang diterbitkan dalam rangka 50 tahun Kopaska.
Sekitar Februari 1964, empat tim Pasukan Katak berangkat. Semua berangkat dengan menyamar sebagai turis. Mereka tak dibekali senjata, karena akan disediakan tim lain. Namun masing-masing personel membawa uang ringgit dalam jumlah banyak. Informasi intelijen menyebutkan polisi Malaysia dan petugas perbatasan Malaysia bisa disuap.
"Saya sempat kepergok petugas Malaysia pada upaya pertama, tapi dengan uang 220 ringgit mereka melepas saya dan menyuruh saya kembali ke wilayah RI," kata Lekol (purn) Sunandar menuliskan pengalamannya, lebih dari 50 tahun lalu.
Ada 14 orang yang bisa menyusup ke Temasek. Sebutan untuk Singapura dulu, sebelum merdeka dan melepaskan diri dari Malaysia.
Namun tim ini menemui kendala. Dukungan 1.000 orang simpatisan RI yang katanya berada di Temasek tak ada. Begitu pula dengan senjata dan bahan peledak yang dijanjikan akan dikirim. Ternyata hanya sebagian kecil yang bisa diselundupkan.
Hanya ada 50 butir granat dan sedikit TNT serta senapan SmG M-1 dan Madsem Mk.2. Jauh dari cukup untuk melaksanakan misi mereka.
Tapi tugas harus tetap dilaksanakan. Sesuai misi, 15 Maret 1964 mereka memasang bom di Pelabuhan, Port Dickson. Namun rupanya ada kesalahan, bom tak meledak.
Sasaran lain adalah jaringan pipa air minum di daerah Bukit Timah yang membentang dari Johor hingga Pangkalan Udara Changi. Sunandar turun di tengah hutan karet. Agar sopir tak banyak bertanya, Sunandar memberikan ongkos lebih.
10 Kg TNT berhasil meledak. Namun gagal menghancurkan pipa air minum. Lagi-lagi karena keterbatasan bahan peledak.
Hal sama terjadi saat misi sabotase di Pulau Sebarok. Ledakan 10 kg TNT hanya mampu merusak kilang, tapi tak mampu menimbulkan kebakaran besar. Rupanya tangki minyak menggunakan struktur lapisan ganda dan perlindungan dinding air.
Tim ini terus melakukan sejumlah sabotase. Mereka juga mengumpulkan misi intelijen. Walau aksi mereka tak menghasilkan kerusakan besar, namun teror Pasukan Katak cukup membuat panas dingin pemerintah Malaysia di Kuala Lumpur.
Seluruh kekuatan Paska akhirnya ditarik kembali ke Indonesia November 1964. Tak semua bisa pulang. Ada beberapa yang tewas dan ditangkap.
Ironisnya tak ada rakyat Indonesia yang mengetahui perjuangan Pasukan katak di sana. Bahkan saat kembali ke Indonesia, ada yang ditangkap karena dikira membantu pihak lawan.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Asep mengaku sempat dipukul dan dikeroyok pelaku yang saat itu juga meminta uangnya.
Baca SelengkapnyaKapolres menyesalkan tindakan warga yang menghalangi penangkapan pelaku kejahatan bahkan menyerang dan menyandera polisi.
Baca SelengkapnyaKondisi nahas dialami dua orang polisi saat menangkap terduga penipu daring di OKI, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaPenggeledahan itu berlangsung pada pukul 10.00 WIB.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan mantan sekretaris Mahkamah Agung (MA) Hasbi Hasan (HH), tersangka kasus suap pengurusan perkara.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Harun Masiku di Indonesia terlacak sebelum KPK meminta Polri menerbitkan Red Notice.
Baca SelengkapnyaMantan Sekretaris MA Hasbi Hasan ditahan KPK setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus suap pengurusan perkara di Mahkamah Agung. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaHasto dan stafnya melayangkan protes keras karena ponselnya disita penyidik saat diperiksa menjadi saksi
Baca SelengkapnyaKetua MA telah bersurat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ada dua surat yang dilayangkan dengan salah satunya pencopotan Hasbi Hasan.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini juga penyidik antirasuah juga masih terus berjibaku mencari keberadaan Harun
Baca SelengkapnyaPolda NTT kembali disorot karena kasus BBM Ilegal yang justru penyidiknya dimutasi ke Papua.
Baca SelengkapnyaTerjaring OTT, Pejabat Basarnas Ditangkap KPK di Cilangkap
Baca Selengkapnya