Kisah Kopassus bebaskan sandera di Papua sampai dipuji dunia
Merdeka.com - Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali berulah. Kelompok bersenjata ini menyandera dua orang warga sipil yang berprofesi sebagai penebang kayu di Papua. Tak hanya menculik dua warga sipil, OPM juga menembak mati dua rekan korban.
Pemerintah kini sedang berupaya keras agar kedua sandera dibebaskan dengan selamat. Tak hanya itu, Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga menyiapkan pasukan elite untuk membebaskan para sandera. Namun, upaya tersebut terbentur oleh batas negara.
Kasus penyanderaan ini menambah daftar panjang kejahatan OPM yang berlangsung sejak 1980. Salah satu kasus yang pernah menjadi pusat perhatian dunia adalah penyanderaan sekelompok peneliti asing di Mapenduma, Jayawijaya, Papua.
-
Siapa yang memimpin Kopassus? Saksikan Video ini: Komandan Jenderal Baru Korps baret Merah
-
Siapa yang dipromosikan menjadi Komandan Kopassus? Dampingi Sang Suami di Upacara Kenaikan Pangkat Ternyata, Juliana Moechtar ikut mendampingi suaminya dalam upacara kenaikan pangkat menjadi Komandan Kopassus.
-
Dimana pasukan Pasopati bertugas? Mengutip dari beberapa sumber, pasukan Pasopati 1 dan 2 terdiri dari prajurit Yonif 132 BD dan di BKO di bawah Yonif 330 Kostrad yang pada saat itu beroperasi di Kedai Kemuning, Aceh Timur.
-
Apa prestasi Untung Pranoto di Kopassus? Perjuangannya di Kopassus tak sia-sia. Dia dikirim dari satu operasi ke operasi lainnya. Prestasinya di pasukan elite TNI AD itu terbilang moncer.
-
Bagaimana Kopassus dilatih? Para prajurit Kopassus dilatih dengan standar tinggi dalam berbagai bidang seperti pertempuran, penyelamatan sandera, pengintaian, dan tindakan-tindakan khusus lainnya, menjadikan mereka salah satu pasukan elit terbaik di Indonesia.
-
Bagaimana Kopassus menyelamatkan penumpang Garuda Indonesia 206? Operasi ini mulai bergerak pukul 03.00 pagi, mereka mengendap-endap mendekati pesawat dan masuk melalui beberapa bagian pintu pesawat. Seluruh pembajak langsung ditembak di tempat. Seluruh sandera selamat.
Peristiwa ini terjadi pada 8 Januari 1996. Ketika itu, 26 anggota Tim Ekspedisi Lorentz 95 diculik oleh sayap militer Organisasi Papua Merdeka yang dipimpin Kelly Kwalik. Tim ekspedisi ini beranggotakan warga negara Inggris, Belanda maupun Indonesia. Ratusan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Daniel Yudas Kogoya menculik mereka dari base camp.
Selama 130 hari, OPM menyandera mereka. Komandan OPM Kelly Kwalik berusaha menukar 12 sandera itu dengan kemerdekaan Papua. Karena melibatkan warga negara asing, peristiwa ini jadi sorotan internasional. Selama dalam penyanderaan, para sandera digiring blusukan ke belantara Papua. Mereka tak mendapat cukup makanan, sehingga beberapa orang sakit.
Mabes TNI menggelar satgas untuk membebaskan sandera di Mapenduma. Komandan Jenderal Kopassus Brigjen Prabowo Subianto ditunjuk menjadi komandan. Tim Kopassus yang dikerahkan berasal dari Grup 5 Antiteror. Di antara pasukan TNI lain, mereka mudah dikenali karena berpakaian hitam-hitam.
Selain itu ada pasukan Batalyon Lintas Udara Kostrad 330 dan pasukan penjejak yang terdiri dari putra-putra Irian milik Kodam Cendrawasih. Total pasukan yang dikerahkan mencapai 600 orang.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
erbagai macam misi dijalankan Kopassus, dimulai dari operasi-operasi militer di awal kemerdekaan.
Baca SelengkapnyaDia pun menilai, penyelesaian polemik Pilot Susi Air dengan KKB berjalan tanpa kekerasan karena kerja sama semua pihak.
Baca SelengkapnyaKapten Phillip sudah diterbangkan ke Jakarta pada Sabtu (21/9) malam. Kondisinya sehat meski sudah disandera sejak Februari 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaBerikut momen haru kepulangan 400 personil Pamtas RI-PNG disambut keluarga.
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo Subianto bertemu dengan mantan anak buahnya yang terlibat dalam Operasi Mapenduma di Papua.
Baca SelengkapnyaPenanganan secara soft approach memang kunci utama bebasnya Philip karena masyarakat Papua sangat menjunjung tinggi nilai adat dan kekerabatan.
Baca SelengkapnyaPatridge menilai, personel TNI-Polri dalam Satgas Damai Cartenz ini layak menerimanya.
Baca SelengkapnyaPilot Susi Air Philip Mark Mehrtens akhirnya dibebaskan, Sabtu 21 September 2024. Philip disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Baca SelengkapnyaKapten Phillips adalah pilot maskapai Susi Air. Pria berkewarganegaraan Selandia Baru ini berusia 37 tahun. Sejak 7 Februari 2023 lalu, dia disandera KKB.
Baca SelengkapnyaMomen tradisi upacara bakar batu yang dilakukan masyarakat di Papua sebelum membebaskan Kapten Philip.
Baca SelengkapnyaPembebasan Kapten Philips ini setelah 1,5 tahun pemerintah melakukan berbagai upaya untuk membebaskannya.
Baca SelengkapnyaMehrtens merupakan pilot berkewarganegaraan Selandia Baru yang disandera oleh kelompok Egianus Kogoya di pegunungan Papua sejak 7 Februari 2023.
Baca Selengkapnya