Kisah Kopassus siram orang Papua Nugini yang mabuk di KBRI
Merdeka.com - Tentara Papua Nugini membakar kapal nelayan Indonesia. Mereka pun memerintahkan awak kapal nelayan tersebut berenang.
Dari sepuluh nelayan hanya lima yang kembali dan ditemukan oleh Marinir TNI di pos terdepan paling Timur Indonesia. Belum jelas bagaimana nasib lima nelayan lainnya. Diduga, kelima orang tersebut tewas tenggelam karena tak mampu berenang sampai ke daratan.
Ada cerita menarik dari anggota Kopassus yang pernah bertugas menjaga Kedutaan Besar Republik Indonesia di Port Moresby. Suasana di Port Moresby sangat mencekam. Angka kriminalitas sangat tinggi. Masyarakat di sana hobi mabuk-mabukan.
-
Apa tugas Kopassus di Timor Timur? Menurut Agum, dia diberi tugas mengurangi kekuatan Fretilin di Timor Timur. Ada dua cara yang bisa dilakukan, cari dan bunuh mereka. Atau sadarkan mereka untuk sama-sama membangun. “Saya pilih cara yang kedua,“ kata Perwira Baret Merah ini.
-
Mengapa kekerasan di Papua meningkat? Sekretaris Gugus Tugas Papua UGM Arie Ruhyanto mengatakan bahwa angka kekerasan di Papua meningkat di tengah gencarnya proses pembangunan oleh pemerintah.
-
Siapa yang memimpin Kopassus di Timor Timur? Kisah ini Disampaikan Jenderal (Purn) Agum Gumelar Saat itu Agum masih berpangkat perwira menengah dan bertugas di Timor Timur tahun 1982. Dia memimpin Komando Pasukan Sandi Yudha (kini Kopassus).
-
Siapa yang memimpin Kopassus? Saksikan Video ini: Komandan Jenderal Baru Korps baret Merah
-
Dimana pasukan Pasopati bertugas? Mengutip dari beberapa sumber, pasukan Pasopati 1 dan 2 terdiri dari prajurit Yonif 132 BD dan di BKO di bawah Yonif 330 Kostrad yang pada saat itu beroperasi di Kedai Kemuning, Aceh Timur.
-
Dimana polisi melakukan patroli? Sejumlah lokasi menjadi perhatian polisi. Seperti yang terjadi di Langgam, Kabupaten Pelalawan. Patroli yang dipimpin Ps Kanit Intel Polsek Langgam Bripka Syafri Ariadi, dan diikuti oleh anggota lainnya, termasuk Aipda Binhot Hutagalung dan Bripka Friantara, menyasar pusat perbelanjaan di Desa Segati.
Kisah ini dimuat dalam buku Kopassus untuk Indonesia yang ditulis Iwan Santosa dan EA Natanegara dan diterbitkan R&W.
Sejak tahun 1993 dengan pertimbangan tersebut, pemerintah Indonesia merasa perlu mengirimkan Kopassus untuk menjaga KBRI dan Wisma KBRI.
Dulu sebelum ada Kopassus, tak ada yang berani menegur staf lokal KBRI yang merupakan warga Papua Nugini. Pernah terjadi saat ditegur, seorang staf lokal malah mengajak teman-temannya mengeroyok staf KBRI.
Serka Margono, anggota Kopassus pernah bertugas di sana sekitar tahun 1993-1994. Dia menceritakan ada seorang staf lokal yang kurang ajar. Suatu hari staf itu datang dengan mata merah dan mulut bau alkohol. Dia duduk di bawah tiang bendera KBRI dengan mata nyalang, seolah menantang. Serka Margono pun mencoba menegur.
"Saya tegur sekali, dua kali, dia tidak mau pergi. Saya mengambil air dan saya siram dia. Saya ajak berkelahi, dia tidak berani. Dia kemudian pergi ngeloyor sambil ngomel-ngomel," kata Margono.
Kondisi rawan di Port Moresby memang mengharuskan anggota Kopassus selalu siaga. Pertokoan hanya buka hingga pukul 18.00 WIB. Setelah itu hanya perampok yang berkeliaran di jalan yang sepi.
"Walhasil, perusahaan-perusahaan yang mampu selalu menyewa tenaga petugas keamanan swasta," kata Margono. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Teror KKB membuat warga yang menghuni lima kampung di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Tengah, mengungsi.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan anggota Brimob dan TNI yang sedang baku tembak dengan KKB OPM Papua dan membuat situasi menjadi memanas.
Baca SelengkapnyaAda ketangguhan dan kesiapan bertempur yang nampak di setiap wajah anggota dari satuan Kopasgat berikut ini.
Baca SelengkapnyaAksi baku tembak aparat TNI-Polri versus KKB di Papua.
Baca SelengkapnyaAksi Aparat Gerebek 'Sarang' KKB di Dekai, Dua Anak Buah Kopi Tua Heluka Tewas
Baca SelengkapnyaPembakaran terjadi setelah KKB kontak senjata dengan petugas patroli gabungan Ops Damai Cartenz.
Baca SelengkapnyaKKB sebelumnya telah mengancam keamanan di wilayah Intan Jaya selama tiga hari berturut-turut.
Baca SelengkapnyaImbauan itu sebagai bentuk antisipasi penembakan yang dilakukan KKB
Baca SelengkapnyaKKB juga membakar bangunan pelayanan kesehatan dan tempat ibadah. Hal ini juga menambah rasa takut dan trauma warga Sugapa.
Baca SelengkapnyaBerikut momen haru kepulangan 400 personil Pamtas RI-PNG disambut keluarga.
Baca SelengkapnyaSituasi semakin memanas saat beberapa kali tembakan terdengar dari pihak KKB di sekitar Kampung Eromaga.
Baca SelengkapnyaSatu anggota Brimob terluka akibat tembakan KKB. Dia langsung mendapatkan perawatan.
Baca Selengkapnya