Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Luviana, jurnalis wanita lawan Surya Paloh

Kisah Luviana, jurnalis wanita lawan Surya Paloh Aksi Luviana. ©2012 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Mantan karyawan Metro TV, Luviana, tidak lelah memperjuangkan hak-haknya sebagai karyawan yang di-PHK sepihak oleh stasiun televisi Metro TV. Berbagai upaya dia lakukan untuk memperjuangkan hak-haknya.

Pada 2 November 2012 lalu, Luviana mendatangi Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat. Dia meminta Ketua PN Jakarta Pusat memberikan penetapan eksekusi atas kasusnya yang diberhentikan tanpa sebab yang jelas oleh Metro TV dan tidak menerima gaji selama tiga bulan.

"Saya mau mengajukan permohonan penetapan eksekusi supaya ada penetapan soal upah," ujar Luviana sebelum mendaftarkan surat permohonan penetapan eksekusi di PN Jakarta Pusat, Jl Gajah Mada, Jakarta, saat itu.

Orang lain juga bertanya?

Luviana mengatakan, permohonan ini diajukan karena pihak Metro TV dinilai telah melanggar kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Dalam kesepakatan itu, pihak Metro TV berjanji akan membayarkan gaji Luviana sesuai ketentuan Undang-undang (UU).

Menurut Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, Umar Idris, telah terjadi kesepakatan antara Luviana dengan Metro TV pada 6 Juli lalu. Tetapi, secara sepihak, Metro TV tiba-tiba mengeluarkan surat pemecatan atas rekomendasi Disnakertrans.

"Sesuai UU, apabila belum ada putusan yang inkracht terkait perkara seperti yang dialami Luviana, maka seharusnya Luviana masih berhak menerima gaji," terang Umar.

Pada 6 Oktober 2012, Luviana kemudian melakukan pengaduan ke Polda Metro Jaya. Luviana mengadukan terkait upah yang hampir lima bulan tidak dibayar oleh manajemen Metro TV.

"Ini merupakan tindakan pidana yang dilakukan Metro TV, yang tidak melakukan kewajibannya untuk membayarkan gaji karyawannya. Sebagaimana yang diatur dalam pasal 93 jo pasal 186 UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dengan ancaman maksimal empat tahun dan denda Rp 400 juta," ujar kuasa hukum Luviana dari LBH Pers, Sholeh Ali saat membuat laporan di Sentra Pelayanan Kepolisian Polda Metro Jaya, Selasa (6/11).

Dikatakan Ali, hal tersebut tergolong tindakan pidana. Pasalnya, kasus ini, seperti diatur dalam UU Ketenagakerjaan, belum memiliki kekuatan hukum yang tetap.

Terlebih lagi, Peradilan Hubungan Industrial (PHI) hingga kini belum memberikan putusan. Artinya, sambung dia, pihak perusahaan dan karyawan yang bersengketa masih harus terus melakukan kewajiban masing-masing hingga adanya putusan yang inkracht. Perusahaan pun harus membayar gaji dari karyawan yang di PHK.

Aksi Luviana seakan tak pernah berhenti. Pada Jumat (23/11) lalu, Luviana melakukan aksi seorang diri di Bundaran HI, Jakarta. Dia melakukan aksi dengan membawa spanduk untuk mengajak masyarakat agar tidak menonton Metro TV tanggal 25 November 2012, bertepatan dengan HUT televisi milik pengusaha Surya Paloh tersebut.

Nah, pada Rabu (16/1) kemarin, 30 orang mendatangi kantor Partai Nasdem untuk memperjuangkan hak Luviana yang diberhentikan secara sepihak oleh Metro TV. Alasan pendemo menggelar aksi di depan kantor Nasdem karena Surya Paloh, pimpinan televisi biru itu berkantor di Gedung Nasdem.

Ketika demonstran melakukan aksinya di kantor Nasdem di Jalan RP Soeroso nomor 44 Gondangdia, sempat terjadi ketegangan. Sekitar 40 orang mengusir pendemo dengan merusak mobil komando demonstran hingga hampir membakar mobil tersebut.

"Kami ditendang, siapa kamu ambil gambar, 7 orang jadi korban, Maruli Rajaguguk, Rio Aulia dari AJI Jakarta dipukul, Ucan dari masyarakat miskin kota dipukul bagian kepala, mobil komando dirusak hingga rusak berat, itu mobil yang sering digunakan serikat buruh," ujar Luviana saat jumpa pers di depan kantor Nasdem kemarin.

Atas tindakan anarkis ini, rencananya hari ini AJI dan Luviana akan melaporkan aksi kekerasan yang dilakukan oleh oknum di depan kantor DPP Nasdem tersebut.

Sementara, Ketua Garda Pemuda (GP) Nasdem, Martin Manurung menegaskan kericuhan yang terjadi di depan kantor Partai NasDem tidak ada kaitannya dengan organisasi sayap partai, Garda Pemuda Nasdem. Martin mengatakan pelaku pemukulan terhadap pendemo adalah petugas pengamanan gedung.

"Yang kami tahu itu terkait dengan pengamanan gedung," kata Martin di Kantor Nasdem, Jakarta Pusat, Rabu (16/1) kemarin.

Martin menyesalkan akan aksi demonstrasi untuk memperjuangkan nasib Luviana setelah dipecat Metro TV, karena dia menganggap salah alamat. Karena seharusnya aksi tersebut dilayangkan ke pihak di mana Luviana bekerja.

"Itu merupakan masalah karyawan dengan perusahaan, bukan masalah Nasdem," ujar dia.

Dia membantah pelaku dan terlibat kericuhan di depan kantor NasDem di Jalan RP Soeroso nomor 44 Gondangdia, Jakarta Pusat adalah anak buahnya. "Aksi yang di depan itu tidak ada kaitannya dengan GP Nasdem maupun baret Nasdem," kata Martin. (mdk/war)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rohana Kudus, Wartawan Wanita Pertama yang Jadi Pahlawan Nasional
Rohana Kudus, Wartawan Wanita Pertama yang Jadi Pahlawan Nasional

Rohana Kudus adalah sosok pahlawan nasional yang dikenal sebagai wartawan perempuan pertama di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Tia Rahmania Buka-bukaan Lawan PDIP: Saya Ingin Dapat Keadilan Hasil Bimbingan dan Ilmu dari Megawati
Tia Rahmania Buka-bukaan Lawan PDIP: Saya Ingin Dapat Keadilan Hasil Bimbingan dan Ilmu dari Megawati

Menurut Tia, Megawati kerap mengajarkan agar perempuan harus berani untuk menyampaikan keadilan meski berujung pahit.

Baca Selengkapnya
Lucinta Luna Pamit dari Instagram: Gue Udah Kebanyakan Dihina Sampai Gue Divonis Mental Health
Lucinta Luna Pamit dari Instagram: Gue Udah Kebanyakan Dihina Sampai Gue Divonis Mental Health

Lucinta Luna sedih karena banyak sekali yang menghina dirinya di media sosial. Akhirnya, ia memutuskan untuk pamit dari instagram.

Baca Selengkapnya
Beratnya Masa Kecil Ni Luh Puspa, Pernah Jadi ART & Sales Keliling Kini Dipercaya Jadi Wamen Kabinet Prabowo
Beratnya Masa Kecil Ni Luh Puspa, Pernah Jadi ART & Sales Keliling Kini Dipercaya Jadi Wamen Kabinet Prabowo

Pencapaian mantan jurnalis televisi nasional itu bukan hal mudah, sebab dari kecil Puspa telah menjalani perjalanan hidup yang cukup berat sebagai masyarakat.

Baca Selengkapnya
Vokal Menentang Penjajahan Belanda, Ini Sosok HR Rasuna Said Pahlawan Nasional Asal Sumbar
Vokal Menentang Penjajahan Belanda, Ini Sosok HR Rasuna Said Pahlawan Nasional Asal Sumbar

Nama HR Rasuna Said diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya
14 September 1910 Kelahiran Rasuna Said, Pahlawan Nasional Pembela Hak-Hak Wanita
14 September 1910 Kelahiran Rasuna Said, Pahlawan Nasional Pembela Hak-Hak Wanita

Terinspirasi oleh ketidakadilan yang dialami perempuan pada masa itu, ia aktif dalam dunia pendidikan dan organisasi.

Baca Selengkapnya
Jarang yang Tahu, Peran Penting Ibu Ruswo Dalam Revolusi Fisik Yogyakarta
Jarang yang Tahu, Peran Penting Ibu Ruswo Dalam Revolusi Fisik Yogyakarta

Setelah berhasil memproklamasikan kemerdekaan, Indonesia masih harus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan. Itu disebut dengan Revolusi Fisik.

Baca Selengkapnya
Kisah Ni Luh Puspa: Sosok 'Wong Cilik' Pernah jadi Pemecah Batu hingga Jurnalis, Kini Jabat Wamenpar
Kisah Ni Luh Puspa: Sosok 'Wong Cilik' Pernah jadi Pemecah Batu hingga Jurnalis, Kini Jabat Wamenpar

Ni Luh Puspa ditunjuk menjadi Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) oleh Presiden Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya
Sempat Digosipkan Dengan Verrell Bramasta, 8 Foto Putri Zulkifli Hasan Yang Diterima S3 di Universitas Indonesia
Sempat Digosipkan Dengan Verrell Bramasta, 8 Foto Putri Zulkifli Hasan Yang Diterima S3 di Universitas Indonesia

Putri Zulkifli Hasan diterima di Universitas Indonesia untuk menyelesaikan S3-nya. Simak potretnya berikut ini!

Baca Selengkapnya
Kembali Jadi Sorotan, Intip Potret Lawas Lulu Tobing yang Super Awet Muda
Kembali Jadi Sorotan, Intip Potret Lawas Lulu Tobing yang Super Awet Muda

Lulu Tobing kembali mencuri perhatian usai dirinya menggunggat cerai suaminya, Bani Mulia.

Baca Selengkapnya
Herlina Kasim, Satu-satunya Perempuan Dalam Operasi Trikora
Herlina Kasim, Satu-satunya Perempuan Dalam Operasi Trikora

Wanita ini pernah diberikan emas oleh Soekarno, namun ditolak mentah-mentah.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Perlawanan Tia Rahmania hingga Singgung Ketum PDIP Megawati
Blak-blakan Perlawanan Tia Rahmania hingga Singgung Ketum PDIP Megawati

Tia Rahmania batal melenggang ke senayan. Tak tanggung-tanggung, Tia dituduh melakukan penggelembungan suara.

Baca Selengkapnya