Kisah Markas Korlantas Polri, KPK dan jujurnya Jenderal Ursinus
Merdeka.com - Markas Korps Lalu Lintas Polri di Jl MT Haryono begitu megah. Fasilitasnya baru dan modern. Sayang, diduga ada aroma busuk rasuah korupsi di dalamnya. 31 Juli 2012 lalu, belasan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengobrak-abrik markas tersebut.
Mereka mencari bukti-bukti keterlibatan mantan Kepala Korps Lalu Lintas Irjen Djoko Susilo dan Brigjen Didik Purnomo dalam kasus dugaan korupsi simulator SIM.
-
Kapan Kanjeng Kyai Upas dibuat? Legenda Kisah keberadaan Kanjeng Kyai Upas berawal pada akhir pemerintahan Majapahit.
-
Bagaimana KPK mengungkap kasus suap di Basarnas? Pengungkapan kasus ini bermula dari operasi tangkap tangan pada Selasa 25 Juli 2023 sekitar jam 14.00 WIB di jalan raya Mabes Hankam Cilangkap, Jakarta Timur dan di Jatiraden, Jatisampurna, Kota Bekasi. Dalam OTT, KPK amankan 11 orang dan menyita goodie bag berisi uang Rp999,7 Juta.
-
Apa yang ditemukan KPK di Basarnas? Lembaga antirasuah mengungkap kasus dugaan korupsi di Basarnas.
-
Kapan pungli di Rutan KPK terjadi? Pungli rutan tersebut terungkap telah terjadi sejak 2018 lalu dimana mereka mendapatkan uang sebesar Rp6 miliar.
-
Kapan PPK dibentuk? Menurut peraturan tersebut, PPK dibentuk paling lambat 60 hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Apa yang dilakukan P.K. Ojong di tahun 1970? Selain itu ia juga membuka toko buku pada tahun 1970 dengan tujuan untuk memudahkan akses bacaan yang bermutu bagi para wartawan dan masyarakat.
Dulu, tahun 1968, Brigjen Pol Ursinus Medellu yang membangun markas korps lalu lintas itu. Mendiang polisi jujur itu mungkin tak akan pernah membayangkan markas kebangaannya akan disantroni penegak hukum untuk mengusut jenderal korupsi.
Tahun 1960an, pendapatan dari hasil Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) ternyata cukup besar. Meski begitu, sedikitpun tak terlintas di benak Ursinus Elias Medellu untuk mencari keuntungan, apalagi korupsi.
Semua pendapatan itu oleh Ursinus digunakan untuk kesejahteraan polisi. Ursinus mewujudkan itu dengan melakukan sejumlah pembangunan, salah satunya adalah kantor Direktorat Lalu Lintas (kini Korps Lalu Lintas) di Jalan MT Haryono.
Kala itu tanah seluas 3 hektar dibeli seharga Rp 275 per meter persegi. Di atas lahan itu, selain Direktorat Lalu lintas dibangun juga pusat pendidikan lalu lintas. Pembayaran dilakukan secara bertahap selama dua bulan.
Awalnya pembangunan tak direncanakan bertingkat, namun melihat penghasilan dari BPKB terus bertambah, kemudian diputuskan pembangunan gedung menjadi lima lantai. Selama pembangunan berlangsung, Ursinus kerap kali memeriksa pekerjaan itu.
Setelah lima bulan berjalan, Ursinus yang sibuk baru melapor ke Panglima Angkatan Kepolisian kini (Kapolri) Jenderal Hoegeng Iman Santoso. Ursinus menjelaskan jika pembangunan gedung utama memakan biaya Rp 50 juta lebih.
"Maaf Pak Jenderal, saya sudah menggunakan uang BPKB untuk membangun gedung. Rencananya untuk kantor Direktorat Lalu Lintas, karena ruang kerja kami di gedung Mabak terlalu penuh sesak," katanya.
Ursinus harap-harap cemas karena khawatir pembangunan itu tak disetujui. "Tapi kalau tidak disetujui, sudah ada orang yang mau membeli dengan harga Rp 120 juta. Jadi kita masih untung Rp 70 juta," ujarnya.
Sepertinya tidak ada alasan bagi Jenderal Hoegeng untuk menolaknya. Maklum saja, di Markas Besar Angkatan Kepolisan (Mabak) kini Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Ursinus hanya menempati ruangan 4 x 7 meter, itu juga harus berbagi dengan polisi lain. Sedangkan satu ruangan berukuran 12 x 7 meter untuk para asisten direktur dan seluruh anggota Ditlantas, termasuk para pesuruh dan arsip.
"Ben jij? (Kamu gila barangkali?)" kata Hoegeng. Akhirnya gedung utama tersebut diresmikan oleh Jenderal Hoegeng sebagai kantor Direktorat Lalu Lintas pada 29 Maret 1969.
Susah payah Ursinus membangun gedung tersebut dengan kerja keras dan kejujuran. Kini keringat Ursinus dikhianati para polisi korup yang tak punya integritas.
Ursinus membangun kantor dan fasilitas lalu lintas Polri dengan fasilitas terbaik ketika itu. Saking semangatnya bekerja keras untuk Polri, jenderal jujur ini lupa memperhatikan kesejahteraan keluarganya. Dia mati-matian mencicil rumah dengan uang pensiunnya.
Jika masih hidup, bagaimana kecewanya Ursinus tahu semua ini? (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret Dirregident Korlantas Polri pecah bintang setelah 32 tahun berkarir.
Baca SelengkapnyaDia pernah dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia era pemerintahan Soekarno.
Baca SelengkapnyaINFOGRAFIS: Fakta Temuan Pungli Rp6,1 Miliar di Rutan KPK.
Baca SelengkapnyaDewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan kasus pungli rutan KPK terjadi sejak 2018 secara terstruktur
Baca SelengkapnyaSimak foto langka suasana di Jakarta usai tragedi G30S. Banyak tank berkeliaran memburu anggota PKI.
Baca SelengkapnyaBerkat jasa-jasanya semasa hidup, nama KS Tubun diabadikan sebagai nama kapal perang hingga jalan.
Baca SelengkapnyaSoekarno tak pernah diberi kesempatan membersihkan namanya.
Baca SelengkapnyaSosok anggota polisi pertama di Indonesia yang dinobatkan jadi pahlawan revolusi.
Baca SelengkapnyaJenderal polisi bagikan foto lawas dirinya saat masih jadi taruna Akabri.
Baca SelengkapnyaTak tanggung-tanggung, diduga sebanyak 93 pegawai lembaga antirasuh terlibat dalam skandal pungli ini.
Baca SelengkapnyaRudolf Kasenda mendapatkan penghormatan khusus di angkatan militer.
Baca SelengkapnyaDirregident Korlantas Polri Brigjen Pol Yusri Yunus napak tilas ke Akademi Kepolisian tempatnya ditempa dahulu selama menjadi Taruna.
Baca Selengkapnya