Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah menteri RI yang tak pernah dilantik & hilang misterius

Kisah menteri RI yang tak pernah dilantik & hilang misterius Supriyadi-PETA. ©2014 merdeka.com/istimewa

Merdeka.com - Presiden Jokowi belum mengumumkan struktur kabinet dan para menteri. Jokowi menegaskan pemilihan menteri tak perlu digembor-gemborkan dan diketahui publik.

"Nggak perlu seperti Indonesia Idol," kata Jokowi, Senin (21/10) malam.

Banyak kisah menarik soal sosok menteri di Indonesia. Presiden Soekarno melantik kabinet pertama Republik Indonesia tanggal 2 September 1945. Saat umur republik masih hitungan hari, ada 21 menteri dan pejabat setingkat menteri dibantu dua orang wakil menteri.

Soekarno menunjuk Supriyadi sebagai menteri keamanan rakyat. Pemuda ini adalah komandan peleton di Blitar yang memberontak pada tentara Jepang.

Shodancho Supriyadi, Shodancho Muradi dan rekan-rekannya adalah lulusan pertama pendidikan komandan peleton PETA di Bogor. Mereka dikembalikan ke daerah asalnya untuk bertugas di bawah Daidan (Batalyon) Blitar.

Nurani komandan muda itu tersentak melihat penderitaan rakyat yang diakibatkan perlakuan tentara Jepang. Kondisi Romusha, atau orang yang dikerahkan untuk kerja paksa membangun perbentengan di pantai sangat menyedihkan. Banyak yang mati akibat kelaparan dan disentri tanpa diobati.

Para prajurit PETA geram melihat tentara Jepang melecehkan wanita-wanita Indonesia. Para wanita ini dijanjikan mendapat pendidikan di Jakarta, namun ternyata malah menjadi pemuas napsu tentara Jepang.

Selain itu, ada aturan walau sekelas Komandan Batalyon atau Daidan, tentara PETA wajib memberi hormat pada serdadu Jepang walau pangkatnya lebih rendah. Harga diri para perwira PETA pun terusik.

Dalam buku Tentara Gemblengan Jepang yang ditulis Joyce J Lebra dan diterjemahkan Pustaka Sinar Harapan tahun 1988, dibeberkan persiapan-persiapan yang dilakukan Supriyadi dan para Shodanco lain.

Pertemuan rahasia digelar sejak September 1944. Supriyadi merencanakan aksi itu bukan hanya pemberontakan tetapi sebuah revolusi. Para pemberontak itu menghubungi Komandan Batalyon di wilayah lain untuk sama-sama mengangkat senjata. Mereka juga berniat menggalang kekuatan rakyat.

Namun persiapan belum matang benar, Kenpetai atau polisi rahasia Jepang sudah mencium aksi mereka. Supriyadi cemas. Khawatir mereka keburu ditangkap sebelum aksi dimulai.

Malam tanggal 13 Februari 1945, dia memutuskan pemberontakan harus dimulai. Siap atau tidak siap, ini saatnya tentara PETA membalas perlakuan tentara Jepang.

Banyak yang menilai pemberontakan ini belum siap, termasuk Soekarno. Dia meminta Supriyadi memikul tanggung jawab jika pemberontakan ini gagal.

Tak semua anggota Daidan Blitar memberontak. Supriyadi meminta para pemberontak tak menyakiti sesama PETA walaupun tak mau memberontak. Tetapi semua orang Jepang harus dibunuh.

Tanggal 14 Februari 1945 pukul 03.00 WIB, pasukan Supriyadi menembakkan mortir ke Hotel Sakura yang menjadi kediaman para perwira Jepang. Markas Kenpetai juga ditembaki senapan mesin.

Namun rupanya kedua bangunan itu sudah dikosongkan. Jepang telah mencium pemberontakan itu.

Aksi lainnya, salah seorang bhudancho (bintara PETA) merobek poster bertuliskan Indonesia Akan Merdeka. Dia menggantinya dengan tulisan Indonesia Sudah Merdeka!

Tapi Pemberontakan tak berjalan sesuai rencana. Supriyadi gagal menggerakkan satuan lain untuk memberontak. Rencana pemberontakan ini pun terbukti sudah diketahui Jepang.

Dalam waktu singkat Jepang mengirimkan pasukan untuk memadamkan pemberontakan itu. Para pemberontak terdesak. Difasilitasi dinas propaganda Jepang, Kolonel Katagiri menemui Shodancho Muradi, salah satu pentolan pemberontak. Katagiri meminta seluruh pasukan pemberontak kembali ke markas batalyon.

Muradi mengajukan syarat pada Kolonel Katagiri. Pertama, senjata para pemberontak tidak dilucuti. Yang kedua para pemberontak tak diperiksa atau diadili.

Katagiri setuju. Dia memberikan pedangnya sebagai jaminan. Ini janji seorang samurai yang harus ditepati.

Namun janji Katagiri tak bisa diterima komandan tentara ke-16. Mereka malah mengirim Kenpetai untuk mengusut pemberontakan itu. Jepang melanggar janjinya.

78 Perwira dan prajurit PETA dari Blitar diseret ke penjara. Mereka lalu diadili di Jakarta. Enam divonis hukuman mati, enam dipenjara seumur hidup, sisanya dihukum sesuai tingkat kesalahan.

Namun nasib Supriyadi tak diketahui. Dia menghilang tanpa ada seorang pun yang tahu kabarnya. Sebagian meyakini dia tewas di tangan tentara Jepang dalam pertempuran.

Sebagian lagi meyakini Supriyadi masih hidup. Namun pemberontakan Supriyadi menginspirasi anggota PETA dan Heiho yang lain untuk tidak selamanya tunduk pada Jepang.

Pemerintah Indonesia terus mencari kabar Supriyadi, namun sang menteri keamanan rakyat pertama itu tak pernah datang untuk dilantik. Sebulan lebih, Supriyadi tak menempati posnya. Kemudian pemerintah menunjuk Soeljadikoesoemo sebagai menteri keamanan.

Soeljadikoesoemo tak lama menjabat. Kabinet Presidentil digantikan Kabinet Sjahrir 14 November 1945, posisi menteri keamanan kemudian dijabat Amir Syarifuddin yang kelak dieksekusi prajurit TNI usai peristiwa Madiun 1948.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mangkir dari Pemeriksaan Polisi, Hilangnya Jejak Firli Bahuri
Mangkir dari Pemeriksaan Polisi, Hilangnya Jejak Firli Bahuri

Berawal dari pengakuan Kuasa Hukum Fahri Bachmid yang ternyata sudah tidak bisa berkomunikasi dengan Firli.

Baca Selengkapnya
Mentan Syahrul Limpo 'Hilang' di Luar Negeri, Imigrasi Belum Diminta KPK Lakukan Cekal
Mentan Syahrul Limpo 'Hilang' di Luar Negeri, Imigrasi Belum Diminta KPK Lakukan Cekal

Menurut NasDem, SYL dipastikan akan segera kembali pada 5 Oktober mendatang.

Baca Selengkapnya
Mahfud soal Mentan: Mudah-mudahan Segera Ketemu, Sekelas Menteri Tidak Mudah Menghilang
Mahfud soal Mentan: Mudah-mudahan Segera Ketemu, Sekelas Menteri Tidak Mudah Menghilang

Menurutnya, dugaan kabur itu bisa sesuai jika Syahrul telah dinyatakan sebagai buronan.

Baca Selengkapnya
Tahu Mentan Syahrul ‘Hilang’ di Luar Negeri, Begini Reaksi Jokowi saat Rapat Terbatas
Tahu Mentan Syahrul ‘Hilang’ di Luar Negeri, Begini Reaksi Jokowi saat Rapat Terbatas

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo hingga kini tak diketahui keberadaannya di luar negeri. Hal ini terjadi setelah rumah Mentan Syahrul digeledah KPK.

Baca Selengkapnya
Teka-Teki Keberadaan Firli Bahuri Usai 100 Hari Berstatus Tersangka
Teka-Teki Keberadaan Firli Bahuri Usai 100 Hari Berstatus Tersangka

Polri berdalih masih melakukan penguatan berkas perkara sebelum memutuskan penahanan terhadap Firli.

Baca Selengkapnya
Firli Bahuri Didesak Ditahan, Komisi III DPR Minta Polda Metro Jaya Segera Bertindak
Firli Bahuri Didesak Ditahan, Komisi III DPR Minta Polda Metro Jaya Segera Bertindak

Kasus Firli yang menjadi perhatian masyarakat membuat Polda Metro Jaya harus segera mengambil tindakan.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Kernyitkan Dahi Ditanya Kabar Yasin Limpo Mundur dari Menteri
VIDEO: Jokowi Kernyitkan Dahi Ditanya Kabar Yasin Limpo Mundur dari Menteri "Belum Tahu!"

Jokowi mengernyitkan dahi mendengar kabar kabar Mentan Syahrul Yasin Limpo akan ke Istana

Baca Selengkapnya
Polda Metro Jaya Nilai Alasan Firli Bahuri Mangkir Pemeriksaan Tidak Wajar
Polda Metro Jaya Nilai Alasan Firli Bahuri Mangkir Pemeriksaan Tidak Wajar

Kehadiran Firli saat ini diperlukan untuk meminta keterangan tambahan.

Baca Selengkapnya
Tak Penuhi Panggilan Polda Metro Kedua Kalinya, Firli Bahuri: Kita Tidak Mangkir karena Kirim Surat
Tak Penuhi Panggilan Polda Metro Kedua Kalinya, Firli Bahuri: Kita Tidak Mangkir karena Kirim Surat

Sebelumnya, Firli juga tidak memenuhi panggilan Polda Metro karena ada acara di Aceh.

Baca Selengkapnya
Mangkir Pemeriksaan, Firli Bahuri Awalnya Bakal Dicecar soal Harta dan Aset Tak Tercantum di LHKPN
Mangkir Pemeriksaan, Firli Bahuri Awalnya Bakal Dicecar soal Harta dan Aset Tak Tercantum di LHKPN

Firli Bahuri batal memenuhi panggilan pemeriksaan sebagai tersangka kasus pemerasan SYL.

Baca Selengkapnya
Bupati Sidoarjo Sempat Lolos OTT, KPK Buka Suara
Bupati Sidoarjo Sempat Lolos OTT, KPK Buka Suara

OTT terkait kasus dugaan korupsi pemotongan insentif ASN Sidoarjo yang mencapai Rp2,7 Miliar.

Baca Selengkapnya
Soal Desakan Penahanan Firli Bahuri, Kapolri Serahkan ke Polda Metro Jaya
Soal Desakan Penahanan Firli Bahuri, Kapolri Serahkan ke Polda Metro Jaya

Kapolri percaya atas semua proses penyidikan yang dilakukan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto

Baca Selengkapnya