Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah miris Deva, anak pemulung yang ditolak di RSUD Margono

Kisah miris Deva, anak pemulung yang ditolak di RSUD Margono Pasien miskin ditolak RSUD terjadi di Purwokerto. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Deva (10), bocah kelas 3 SD Karangwangkal Purwokerto masih terbaring lemah di kasur yang berada di kamar rumahnya. Sang ibu, Ratini masih setia mendampingi Deva yang tak bisa bergerak sama sekali. Kondisi ini, bertolak belakang saat Deva masih bisa beraktivitas seperti anak-anak pada umumnya.

"Sebelum kejadian seperti ini, dia anaknya aktif sekali. Bahkan, dia sering ketika pulang sekolah langsung bermain bersama teman-temannya," kata ayah Deva, Satim, Minggu (13/12).

Satim menceritakan, saat berangkat sekolah, Deva pernah terjatuh di selokan depan rumahnya. Satim sendiri mengetahui kejadian tersebut dari teman-teman Deva. "Kejadian itu, sekitar akhir November kemarin. Katanya, kaki doang yang jatuh. Itu kejadiannya hari Kamis," ucapnya mengingat.

Berselang sehari kemudian, lanjut Satim, anaknya mulai terlihat diam. Padahal, sehari sebelumnya anaknya masih beraktivitas seperti biasa. "Terus hari Jumat, dia nggak berangkat sekolah. Setelah saya pulang mulung, saya tanya kenapa nggak sekolah, dia bilang memang nggak ingin berangkat sekolah. Kemudian hari Sabtu juga tidak berangkat," ucapnya.

Pada hari Sabtu, Ratini mulai merasakan ada yang aneh dengan sikap anaknya. Saat itu, Ratini memberitahukan suaminya tentang perubahan yang terjadi dalam perilaku anaknya. "Mamanya bilang, koko hari ini agak berubah. Kemudian saya lihat lidahnya sudah mulai gerak-gerak sendiri, tangannya juga gerak sendiri, kaki kanan jalannya juga agak pincang.

Mengetahu gejala tersebut, dia meminta istrinya untuk membawa Deva ke klinik terdekat. Setelah sampai di klinik, disarankan untuk ke rumah sakit karena ternyata saraf. Saat itu, saya bawa ke puskesmas. Dari puskesmas saya disuruh ke rumah sakit yang ada dokter syaraf di RSUD Margono," ujarnya.

Waktu itu, jelas Satim, hanya ada uang Rp 50 ribu untuk biaya berobat. Saat itu, dia tidak tahu harus naik apa untuk membawa anaknya periksa di rumah sakit. "Akhirnya saya panggil becak, itu dibawanya hari Senin. Saat itu masih mendapat perawatan karena pakai yang umum," ujarnya.

Ratini menambahkan, saat berada di rumah sakit sempat meminta agar anaknya dirawat inap. Namun, lanjutnya, dokter mengarahkan untuk pulang ke rumah. "Saat itu, anak saya masih bisa jalan. Setelah seharian di dokter, Rabu kami disuruh datang lagi. Nah saat saya datang, ternyata tanggal merah dan libur semua," ucapnya.

Akhirnya, Ratini mengantarkan anaknya yang kondisinya semakin parah. Bahkan, kakinya sudah sangat berat. Saat bertemu dengan dokter yang didatangi sebelumnya, Ratini ditanya dokter mengenai alasannya baru datang pada Sabtu, bukan Kamis seperti yang dijanjikan. "Saya bilang, nggak punya uang untuk berobat dan transportasi," ujarnya.

Deva sendiri hanya bisa tiduran, itupun seluruh badannya terus bergerak-gerak tidak tentu arah seperti terkena epilepsi. "Sudah dua hari ini tidak bisa makan, kepalanya terus bergerak-gerak, kalaupun makanan masuk pasti muntah, sampai dia lemas baru bisa dikasih makan," ujar sang ibu.

Kemudian, Satim melanjutkan, rumahnya kedatangan tamu dari guru tempat Deva bersekolah. "Akhirnya, para guru ini berinisiatif membawa Deva ke RS DKT tetapi di sana disuruh ke RS Margono," katanya.

Sesampainya di RS Margono, pendaftaran untuk Jamkesmas sudah tutup. Diakuinya, selama di RSUD Margono hanya diputar-putar saja. Setelah ditunda-tunda akibat tidak ada biaya, kondisi Deva semakin parah, seluruh badannya sudah tidak bisa dikontrol lagi, mulai dari tangan hingga kakinya bergerak tanpa aturan.

"Saat di sana, dokternya bilang ke istri saya dan guru yang mengantar, 'Kalau nggak bisa umum (bayar) mending bawa pulang saja'. Akhirnya, kami pulang diantar mobil guru," ujarnya.

Seorang guru yang ikut mengantar Deva, Endang mengatakan, setibanya sampai di Instalasi Gawat Darurat (IGD), dokter yang jaga mengatakan Deva harus dibawa ke poli anak. "Namun setibanya di poli anak, ternyata Deva disuruh menuju poli syaraf," ujarnya.

Namun, karena sudah pukul 11.00 WIB, akhirnya loket pendaftaran poli saraf pun tutup. Ratini berusaha membujuk dan meminta agar anaknya dapat tetap didaftarkan. Tak lama, dokter poli saraf menemui mereka. Dokter tersebut sudah mengetahui kondisi Deva, kemudian dia mencoba hubungi dokter jaga di IGD agar dapat mendaftarkan Deva untuk dirawat.

"Di sana kita diputar-putar, dilempar-lempar. Lalu di poli saraf, dokter saraf menghubungi IGD dan bilang sudah telepon IGD supaya masuk nanti akan di observasi, tapi setibanya di IGD, dokter jaga bilang tidak bisa pakai Jamkesmas, bisanya pakai umum, kalau pakai umum uang dari mana?" tuturnya.

Pihak RSUD Margono Soekarjo saat dikonfirmasi wartawan tentang kejadian tersebut, mengaku belum bisa memberikan keterangan. Kepala bagian Umum RSUD Margono Soekarjo, Nurekta mengatakan akan melakukan koordinasi dengan seluruh pihak. "Malam ini kami akan melakukan klarifikasi ke semua bagian, apakah memang benar seperti itu," kata dia.

Dia mengatakan, ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan pasien pengguna Jamkesmas tersebut batal diperiksa. Dia mengemukakan, bisa jadi persyaratan yang dibawa pasien belum lengkap. "Kami bukan membela diri. Pada prinsipnya kami tidak pernah menolak pasien," jelasnya.

Dia juga menjelaskan, jika prosedur perawatan pasien pada saat jam kerja memang harus melalui poli. "Kecuali itu pasien kegawat daruratan. Saya rasa petugas di IGD sudah sangat paham tentang itu," katanya.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita Pilu Maskanah, Pasien Stroke di Tengah Banjir Rob Belum Dapat Bantuan Kesehatan
Cerita Pilu Maskanah, Pasien Stroke di Tengah Banjir Rob Belum Dapat Bantuan Kesehatan

Warga terdampak banjir rob di Demak hanya bisa pasrah dan bertahan di rumah.

Baca Selengkapnya
Kisah Anak Kelas 4 SD Jualan Tahu untuk Bantu Ibunya yang Sakit Ini Viral, Bikin Haru
Kisah Anak Kelas 4 SD Jualan Tahu untuk Bantu Ibunya yang Sakit Ini Viral, Bikin Haru

Bikin haru, kisah anak kelas 4 SD yang berjualan tahu untuk bantu ibunya yang sakit ini viral.

Baca Selengkapnya
Kerap Beri Pertolongan Medis, Momen Bidan Ditandu Warga Desa selama 5 Jam karena Lumpuh Tiba-tiba Ini Bikin Haru
Kerap Beri Pertolongan Medis, Momen Bidan Ditandu Warga Desa selama 5 Jam karena Lumpuh Tiba-tiba Ini Bikin Haru

Sebelumnya kondisi Safriani sempat melemah, karena penyakit paralisis periodic hypokalemia atau kelumpuhan secara tiba-tiba.

Baca Selengkapnya
Berhalusinasi saat Demam Tinggi, Pasien Tabrak Pintu Kaca Lalu Terjun dari Lantai Dua RSUD SK Lerik Kupang
Berhalusinasi saat Demam Tinggi, Pasien Tabrak Pintu Kaca Lalu Terjun dari Lantai Dua RSUD SK Lerik Kupang

Suasana RSUD SK Lerik Kota Kupang, Rabu (13/12) pagi, mendadak heboh saat seorang pasien tiba-tiba berlari menabrak pintu kaca lalu terjun dari lantai dua.

Baca Selengkapnya
Ini di Indonesia, Demi Rp1.000 Pria Lumpuh ini Rela Merangkak di Panasnya Bebatuan Mencari Daun Kelapa buat Dijadikan Sapu Lidi
Ini di Indonesia, Demi Rp1.000 Pria Lumpuh ini Rela Merangkak di Panasnya Bebatuan Mencari Daun Kelapa buat Dijadikan Sapu Lidi

Di tengah kelumpuhan yang dialami, pria malang itu rela berjuang demi bertahan hidup dan mencari rezeki.

Baca Selengkapnya
Imbas Video Viral Penelantaran Pasien Anak-Anak, Direktur RSUD OKUS Dicopot
Imbas Video Viral Penelantaran Pasien Anak-Anak, Direktur RSUD OKUS Dicopot

Pencopotan sesuai dengan janji Rahmatullah jika ditemukan pelanggaran dalam pemeriksaan yang dilakukan Inspektorat.

Baca Selengkapnya
Akibat Jalan Rusak Tak Bisa Dilewati Kendaraan, Bocah Sakit Ini Terpaksa Ditandu Lewati Hutan
Akibat Jalan Rusak Tak Bisa Dilewati Kendaraan, Bocah Sakit Ini Terpaksa Ditandu Lewati Hutan

Diketahui, bocah ini mengalami penyakit usus buntu dan harus melewati jalanan hutan dengan ditandu untuk menuju rumah sakit.

Baca Selengkapnya
Akhir Perjalanan Ibu-Ibu Viral Minta Sedekah Tapi Maksa, Ditangkap di Bogor Melas Nangis-Nangis ke Satpol PP
Akhir Perjalanan Ibu-Ibu Viral Minta Sedekah Tapi Maksa, Ditangkap di Bogor Melas Nangis-Nangis ke Satpol PP

Pada petugas, wanita itu mengaku punya masalah keluarga yang sudah terjadi sejak sekitar 14 tahun lalu dan dia mengemis untuk mencari nafkah.

Baca Selengkapnya
Pemulung Kaget Didatangi Jenderal Polisi, Hampir Pingsan karena Belum Makan
Pemulung Kaget Didatangi Jenderal Polisi, Hampir Pingsan karena Belum Makan

Rombongan polisi menemui pemulung dan memberikan bantuan tali asih untuk modal usaha.

Baca Selengkapnya
Momen Wanita Lewati Jalanan Ekstrem di Perdesaan Sukabumi, Aksinya Bikin Ngeri
Momen Wanita Lewati Jalanan Ekstrem di Perdesaan Sukabumi, Aksinya Bikin Ngeri

Jalur yang dilaluinya sangat sempit dengan tikungan tajam serta pendakian dan turunan yang ekstrem.

Baca Selengkapnya
Dalih Kadinkes Jember soal Viral Ibu Melahirkan di Pinggir Jalan Usai Ditolak Bidan Desa & Prosedur Ambulans yang Berbelit-belit
Dalih Kadinkes Jember soal Viral Ibu Melahirkan di Pinggir Jalan Usai Ditolak Bidan Desa & Prosedur Ambulans yang Berbelit-belit

Peristiwa miris tersebut viral di media sosial, ibu yang hendak melahirkan di Jember malah ditolak bidan desa

Baca Selengkapnya
Viral Momen Pengantin Wanita Tetap Jalani Pernikahan Meski Tengah Sakit, Aksinya Bikin Haru Warganet
Viral Momen Pengantin Wanita Tetap Jalani Pernikahan Meski Tengah Sakit, Aksinya Bikin Haru Warganet

Momen ini diabadikan di kanal TikTok @meymakeup_ciamis belum lama ini.

Baca Selengkapnya