Kisah miris dunia pendidikan, anak didik pukuli guru hingga tewas
Merdeka.com - Kisah miris dunia pendidikan datang dari Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur. Betapa tidak, Ahmad Budi cahyono, guru honorer SMA Negeri 1 Torjun, Desa Jrengik tewas usai dihujani bogem mentah anak didiknya sendiri.
HL, siswa kelas IX pelaku penganiyaan tersebut. Ia kesal, ia marah, ia tidak terima ketika pipinya dicoret oleh korban dengan menggunakan cat lukis. Padahal, saat itu HL sendiri tengah bersenda gurau dengan siswa lainnya dengan cara yang sama.
Karena membuat keributan, praktis HL langsung ditegur korban.
-
Apa yang dilakukan siswa terhadap gurunya? Seorang siswa Madrasah Aliyah (MA) YASUA, Desa Pilangwetan, RT 02 RW 03, Kecamatan Kebonagung, tega membacok gurunya sendiri.
-
Apa yang dilakukan guru terhadap murid? Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Kenapa siswa membacok guru? Terkait kejadian ini, Kasatreskrim Polres Demak AKP Winardi mengatakan, pelaku tega membacok gurunya sendiri diduga karena tidak terima mendapat nilai jelek.
-
Bagaimana siswa membacok gurunya? Peristiwa itu terjadi pada Senin (25/9) pukul 09.30 WIB. Saat itu sang guru sedang mengawasi PTS (Penilaian tengah semester). Akibat insiden itu, guru mengalami luka serius dan mendapat perawatan di RS Wongsonegoro, Semarang.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kekerasan di sekolah? Satuan pendidikan harus menyadari mereka memiliki tugas dan fungsi perlindungan anak, selain tugas layanan pembelajaran.
-
Siapa yang terlibat dalam perkelahian antar pelajar? Ciri remaja atau pelajar yang terlibat perkelahian antar sesamanya diduga dipengaruhi oleh beragam kondisi seperti lingkungan tempat tinggal, kedekatan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya, hubungan dengan peer group serta akses untuk melihat kekerasan di media visual seperti tayangan di media sosial.
"Korban memberikan tindakan, mencoret pipi HL dengan cat lukis. Tapi, HL tidak terima, kemudian memukul korban," ujar Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera, Jumat (2/2).
Aksi pemukulan itu dilerai oleh siswa lainnya yang ada di dalam kelas. Di sisi lain, siswa juga ada yang melaporkan guru. Akhirnya, korban dan HL dibawa ke ruang guru lalu menjelaskan duduk perkaranya kepada Kepala Sekolah. Mediasi pun dilakukan.
Ketika itu, kepala sekolah mengaku tidak melihat luka di tubuh dan wajah korban.
Nahas, dendam sudah menjalar dalam diri HL. Upaya mediasi itu tidak menghilangkan kekesalannya terhadap korban.
Langsung saja, saat jam pulang sekolah, HL mengadang korban. Di situlah HL memukuli korban hingga menyebabkan pembuluh darahnya pecah.
Sesampainya di rumah, korban langsung pingsan, sehingga dirujuk ke RS Dr Soetomo di Surabaya. Sayangnya, nyawa sang guru tidak terselamatkan.
"Dari keterangan dokter yang menangani, korban di diagnosa korban mengalami MBA atau mati batang otak dan semua organ dalam sudah tidak berfungsi," ujar Barung.
Tidak berselang peristiwa tersebut, HL pun dibekuk, Kamis (1/2) tengah malam.
"Penangkapan dilakukan di rumahnya di Dusun Brekas, Desa Torjun, Kecamatan Torjun, Sampang, sekitar pukul 24.00 WIB," ujar Kasat Reskrim Polres Sampang AKP Hery Kusnanto, Jumat (2/2) pagi.
Teman-teman sekelas HI menyayangkan tindakan yang dilakukan bersangkutan terhadap guru Budi tersebut. Mereka menilai tindakan guru tersebut wajar dilakukan.
Hal senada dikatakan Bupati Sampang Fadhilah Budiono. Ia menyayangkan tragedi yang menimpa dunia pendidikan di SMA Negeri I Torjun hingga menyebabkan seorang guru di lembaga pendidikan itu meninggal dunia.
"Sangat disayangkan dan tidak seharusnya hal itu terjadi di dunia pendidikan kita," ujar Fadhilah di Sampang.
Bupati meminta agar aparat kepolisian segara bertindak cepat mengatasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Menurut Fadhilah, kasus pemukulan yang telah menodai citra pendidikan itu, harus ditangani secara profesional, termasuk mengantisipasi berbagai kemungkinan pasca terjadinya kasus tersebut.
"Saya juga telah meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan Sampang, agar memperhatikan kasus ini," tandasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Video berdurasi 34 detik itu, korban menerima pukulan bertubi-tubi dari pelaku
Baca SelengkapnyaMiris, seorang guru dibacok muridnya sendiri hingga kritis saat tengah mengajar di kelas. Sempat dilarikan ke rumah sakit, begini kondisinya sekarang.
Baca SelengkapnyaDari informasi yang berhasil dihimpun, peristiwa perundungan itu terjadi pada awal Februari 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaDisdik Sukabumi berkoordinasi dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan pengawas terkait permasalahan ini.
Baca SelengkapnyaPolisi juga telah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan sejumlah bukti.
Baca SelengkapnyaPertikaian antara murid dan guru ini ujungnya berakhir damai, padahal sang guru mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaDalam perkara ini, keluarga korban tidak melaporkan pelaku karena sudah berdamai.
Baca SelengkapnyaDikatakan bahwa pihak sekolah yang diperiksa tersebut mulai kepala sekolah, guru, hingga sejumlah murid yang merupakan rekan korban.
Baca SelengkapnyaKasus dugaan pengancaman itu terungkap setelah pesan percakapan siswa bocor.
Baca SelengkapnyaMulanya, korban ribut dalam majelis lalu diberitahu terduga pelaku. Tetapi tak juga didengar hingga terjadilah peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaDua guru di NTT dipolisikan karena kasus penganiayaan anak di bawah umur.
Baca SelengkapnyaKorban sudah meminta maaf dan menangis, tetapi tidak diindahkan pelaku.
Baca Selengkapnya