Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Miris Warga Kukar, Penghasilan Rp 200 Ribu/Bulan & Anak Tak Bisa Sekolah

Kisah Miris Warga Kukar, Penghasilan Rp 200 Ribu/Bulan & Anak Tak Bisa Sekolah Keluarga Burhanudin di Anggana Kukar. ©2019 Merdeka.com/Saud Rosadi

Merdeka.com - Burhanudin (43), bersama istrinya, Erna (35), jadi salah satu potret warga miskin di Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, yang kaya akan sumber minyak dan gas bumi. Hasil memulung sampah di sungai, cuma cukup untuk makan sehari-hari.

Sementara, ketiga anak perempuannya, satupun tidak ada yang bersekolah. Merdeka.com, Minggu (27/1), menyambangi kediaman Burhanudin.

Dari Samarinda, perjalanan darat ditembus 40 menit hingga ke kantor Satuan Polair Polres Kukar, di Desa Sungai Meriam, Anggana. Menggunakan speedboat, lalu menyeberangi Sungai Mahakam sekira 20 menit, menuju ke sebuah daratan atau pulau, di tengah lebarnya alur Sungai Mahakam. Ada tiga bangunan rumah di situ, tempat Burhanudin tinggal.

keluarga burhanudin di anggana kukar

Keluarga Burhanudin di Anggana Kukar ©2019 Merdeka.com/Saud Rosadi

Burhanudin dan istrinya, juga tiga anak gadisnya Siti Hajijah (11), Aisyah (9) dan Albayah (4), menyambut dengan senyum. Wajar saja, kedatangan tamu bagi mereka adalah hal yang sangat langka. Karena, tempat tinggal mereka berada di tempat terpencil.

"Silakan masuk Pak. Anak-anak saya senang kalau ada tamu. Seperti inilah tempat tinggal kami," kata Burhanudin, mengawali perbincangan.

Awalnya, Burhanudin tinggal di bibir sungai. Kekhawatiran dia kejadian angin kencang di malam hari, memaksa harus membangun rumah lagi agak masuk ke darat, dari kayu, seng dan papan bekas yang dipungutnya di sungai.

"Khawatir ambruk Pak, kalau malam angin kencang," ujar dia.

Untuk ditinggali Burhanudin bersama empat anggota keluarganya selama 18 tahun terakhir ini, rumah itu terbilang sangat sempit. Cuma ada satu bola lampu, menerangi seisi rumahnya kala malam hari. Sumber listriknya, dari mesin genset. Hawa udara terasa cukup pengap. Tidak ada radio, televisi, apalagi ponsel.

Keseharian Burhanudin, hidup dari hasil memulung sampah di kolong rumah warga di bantaran sungai di Anggana. Modal dia, hanya perahu kecil, yang dia gunakan menyeberangi lebarnya sungai Mahakam.

"Dulu, saya pencari kayu bakar. Karena sekarang sudah sakit-sakitan, jadi sekarang memulung saja, saya jual di Samarinda. Buat makan istri dan anak saya. Ada juga ibu saya," ungkapnya.

keluarga burhanudin di anggana kukar

Keluarga Burhanudin di Anggana Kukar ©2019 Merdeka.com/Saud Rosadi

Penghasilannya pun tidak menentu. Sebulan, paling banyak hanya dapat Rp 200 ribu. Itupun, sekarang ini tidak setiap hari dia pergi memulung. "Kalau ombak sungai besar dan pasang, saya tidak pergi memulung," terangnya.

Penghasilannya selama ini, membuat dia urung menyekolahkan ketiga anaknya. Padahal, dia sangat ingin menyekolahkan anaknya. Terutama, Siti Hajijah, yang kini beranjak remaja.

"Kalau hitungan sebulan itu, Alhamdulillah cukup buat makan, juga beli minyak perahu kalau lagi mulung Pak," sebutnya.

"Kalau anak saya sekolah, saya harus pulang pergi mengantar ke sekolah, dan itu perlu biaya. Bingung saya, dapat uang darimana? Semoga saja anak saya bisa bersekolah," ungkapnya lagi.

Setiap hari, Burhanudin dan anak-anaknya, cuma jadi penonton lalu lalang kapal ponton memuat batubara dan kapal minyak, melintas di hadapan mereka. Padahal, perairan kecamatan Anggana hingga muara laut, jadi kecamatan terkaya di Kutai Kartanegara, tempat beroperasinya perusahaan minyak dan gas bumi.

"Saya punya keluarga di Samarinda. Kalau sudah jadi orang besar, mana mau jenguk keluarganya yang hidup seperti ini. Tidak apa-apa Pak. Sudah 18 tahun tinggal, tidak ada Pemkab (Kutai Kartanegara) datang mendata, menjenguk. Cuma baru-baru ini, dari Bapak Polair yang datang menengok ke sini," sebut Burhanudin.

Burhanudin, memang jadi perhatian Satpolair Polres Kukar. Mereka sebelumnya menyisir daratan, untuk melakukan pengecekan warga yang tinggal di areal terpencil.

keluarga burhanudin di anggana kukar

Keluarga Burhanudin di Anggana Kukar ©2019 Merdeka.com/Saud Rosadi

"Iya, kami kemarin saat patroli, kami tengok, ternyata ada yang tinggal di sini, warga kurang mampu," kata Kasat Polair Polres Kutai Kartanegara, Iptu Arya Novandi.

"Kami menjembatani keluarga, dan orangtua, agar tiga anaknya bisa bersekolah. Karena belum bersekolah sama sekali. Tujuan pendidikan kan ke depan untuk perbaikan hidup keluarganya," ujar Arya.

Soal biaya, Arya sudah menyampaikan kepada Burhanudin dan istrinya agar tidak perlu pusing memikirkan.

"Kita kan izin orangtua dulu, ajak anaknya untuk bersekolah. Rencana, pengenalan awal, bisa ke panti dulu, atau ke pesantren supaya tidak kaget dengan lingkungan, dan bertemu orang banyak. Soal biaya, kita tanggung sendiri," demikian Arya.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kampung Apung Muara Baru, Potret Kemiskinan 'Ekstreme' di Pesisir Jakarta
Kampung Apung Muara Baru, Potret Kemiskinan 'Ekstreme' di Pesisir Jakarta

Sebetulnya ada wacana warganya akan di relokasi ke sebuah rusun yang nantinya bakal disiapkan oleh Pemprov.

Baca Selengkapnya
Hanya Ingin Makan Ayam, Kisah Ibu Pemulung dan Lima Anaknya Ini Bikin Haru
Hanya Ingin Makan Ayam, Kisah Ibu Pemulung dan Lima Anaknya Ini Bikin Haru

Kisah ibu pemulung dan lima anaknya ini viral. Mereka anya ingin makan ayam saat ditawari.

Baca Selengkapnya
Terkena Dampak Kekeringan, Begini Kondisi Desa Terpencil di Ponorogo yang Memprihatinkan
Terkena Dampak Kekeringan, Begini Kondisi Desa Terpencil di Ponorogo yang Memprihatinkan

Warga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.

Baca Selengkapnya
Kekeringan dan Kemiskinan di Jateng Jadi Sorotan Media Asing
Kekeringan dan Kemiskinan di Jateng Jadi Sorotan Media Asing

"Sumur-sumur sudah mengering, sehingga warga hanya bisa mendapatkan air dari dasar sungai,” Sunardi.

Baca Selengkapnya
Kisah Kakek Berusia 110 Tahun Ini Viral, Penghasilan Rp16 Ribu per Hari Hidup Tanpa Listrik selama 20 Tahun
Kisah Kakek Berusia 110 Tahun Ini Viral, Penghasilan Rp16 Ribu per Hari Hidup Tanpa Listrik selama 20 Tahun

Warga Kampung Cilawang, Bandung Barat dan Kampung Buyuh Topeng, Majalengka harus minum dari penampungan air hujan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Musim Kemarau, Kebutuhan Air Bersih Jeriken di Muara Angke Meningkat
FOTO: Musim Kemarau, Kebutuhan Air Bersih Jeriken di Muara Angke Meningkat

Wilayah pesisir Jakarta Utara bukan hanya menjadi langganan banjir rob sebagai dampak krisis iklim, tetapi juga menghadapi krisis air bersih.

Baca Selengkapnya
Miliki Keluarga Kandung Kaya Raya, Cerita Pilu Pemulung Ini Hidup Susah Mencari Nafkah 'Anak-anak Putus Sekolah'
Miliki Keluarga Kandung Kaya Raya, Cerita Pilu Pemulung Ini Hidup Susah Mencari Nafkah 'Anak-anak Putus Sekolah'

Seorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.

Baca Selengkapnya
Potret Kampung Terpencil di Banyuwangi, Warga Andalkan Satu-satunya Truk Milik Crazy Rich Setempat untuk Penuhi Kebutuhan
Potret Kampung Terpencil di Banyuwangi, Warga Andalkan Satu-satunya Truk Milik Crazy Rich Setempat untuk Penuhi Kebutuhan

Kampung ini terletak di tengah hutan Taman Nasional Meru Betiri

Baca Selengkapnya
Berjuang Demi Bertahan Hidup, Ini Kisah Pilu dari Kampung Miskin di Brebes
Berjuang Demi Bertahan Hidup, Ini Kisah Pilu dari Kampung Miskin di Brebes

Sehari-hari, mereka bekerja sebagai buruh tani. Penghasilan harian kecil kadang tak dapat sama sekali

Baca Selengkapnya
Menyusuri Kampung Empang Muara Angke, Warga Hidup Berdampingan dengan Limbah Kerang Hijau
Menyusuri Kampung Empang Muara Angke, Warga Hidup Berdampingan dengan Limbah Kerang Hijau

Tumpukan kerang, aroma anyir, dan suara mesin kapal menyambut pengunjung yang datang ke Kampung Empang, Kawasan Muara Angke, Jakarta Utara.

Baca Selengkapnya
Kisah Pilu Bocah Kelas 3 SD Setiap Hari Makan Nasi Putih, Bikin Mewek Warganet
Kisah Pilu Bocah Kelas 3 SD Setiap Hari Makan Nasi Putih, Bikin Mewek Warganet

Simak kisah seorang bocah kelas 3 SD yang hidup hanya dengan makan nasi putih setiap hari.

Baca Selengkapnya
Krisis Air Makin Parah, Begini Perjuangan Warga di Grobogan Berburu Air hingga ke Tengah Hutan
Krisis Air Makin Parah, Begini Perjuangan Warga di Grobogan Berburu Air hingga ke Tengah Hutan

Sumber air di tengah hutan itu kondisinya keruh, namun warga tak punya pilihan lain.

Baca Selengkapnya