Kisah nelayan Brebes diterjang ombak malah berakhir di bui
Merdeka.com - Nasib apes dialami oleh 13 nakhoda dan 200 anak buah kapal asal Brebes, Jawa Tengah. Mereka dibekuk Polair Polda Sumatera Selatan lantaran diduga mencuri ikan.
Seluruh kapal tersebut ditangkap sedang mencari ikan di tengah laut di perairan Sungai Lumpur, Banyuasin, Sumsel, Selasa (9/2) lalu. Sejumlah barang bukti seperti alat tangkap dan hasil tangkapan juga disita.
Kapolda Sumsel, Irjen Pol Djoko Prastowo mengatakan, petugas sedang patroli mencurigai keberadaan kapal-kapal itu. Setelah diperiksa, ternyata izin pencarian ikan bukan di wilayah Sumsel, tetapi di utara Pulau Jawa.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Kenapa nelayan Indramayu melakukan tradisi nadran? Mengutip indramayukab.go.id, makna tradisi nadran secara garis besar adalah mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan atas lancarnya kegiatan mencari ikan.
-
Di mana nelayan Pantura melaut? Mereka tetap berlayar di zona-zona tangkap tradisional mereka dan mempertahankan metode penangkapan ikan yang sudah dijalankan sejak dahulu.
-
Dimana Nelayan Bojonegara cari ikan? Selain rumpon, memperkirakan waktu melaut berdasarkan pengalaman mereka menjadi salah satu strategi melaut. Mereka mengamati pola cuaca dan kondisi laut yang memengaruhi ikan seperti Januari hasil tangkapan akan baik serta November dan Desember ikannya akan sedikit.
-
Apa tanda alam yang diwaspadai Nelayan Bojonegara? Kemunculan angin jadi hal yang patut diwaspadai oleh nelayan di Bojonegara. Tiupan yang akan bertambah besar berisiko memunculkan puting beliung atau seret taun.Kemunculannya ditandai oleh mendung hitam mirip jantung pisang.
-
Siapa yang suka memancing? Abu Nawas suka memancing, tapi ia tidak pernah berhasil menangkap ikan.
"Semuanya nelayan lokal, tapi mereka mencari ikan di luar wilayah yang diizinkan, seharusnya mereka di Jawa, tetapi masuk wilayah lain," kata Djoko.
Yang membikin polisi curiga adalah, alat tangkap dipakai para nelayan tersebut ternyata dilarang pemerintah. Mereka menggunakan jaring dengan ukuran di bawah standar.
"Jaring mereka lebarnya tiga perempat centimeter, yang dibolehkan dua centimeter. Jadi, ikan-ikan kecil juga ikut tertangkap," ujar Djoko.
Polisi menyatakan dokumen dibawa para nelayan tersebut sudah habis masa berlakunya.
"Dokumen juga menyalahi, masa operasionalnya sudah habis tapi tetap melaut," ucap Djoko.
Usai diperiksa, 13 nakhoda kapal nelayan asal Brebes itu ditetapkan menjadi tersangka. Sementara 200-an anak buah kapal (ABK) rencananya bakal dipulangkan ke daerah asal.
"Untuk saat ini, 13 nakhodanya kita jadikan tersangka. Tapi, kita lihat pemeriksaan nantinya," lanjut Djoko.
Sementara 200 ABK rencananya akan dipulangkan ke daerah asal dengan alasan kemanusiaan. Apalagi, logistik mereka sudah mulai menipis.
"Kita lihat nanti, kemungkinan dipulangkan saja, kasihan mereka, tidak ada juga tempat penampungan di sini," kata dia.
Djoko mengatakan, para nelayan itu memodifikasi jaring jenis cantrang menjadi pukat harimau. Biasanya, cantrang digunakan secara manual atau tangan manusia, tetapi diubah dan ditarik mesin.
"Kalau kita lihat, alat tangkap mereka melanggar aturan. Habis semua ikan kalau begitu," imbuh Djoko.
Meski demikian, para nakhoda dan anak buah kapal (ABK) menyangkal mencuri ikan. Mereka beralasan terpaksa melaut ke wilayah Sumsel demi keselamatan karena diterjang ombak tinggi. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cuaca buruk menyebabkan gelombang tinggi di perairan Tasikmalaya, Satpolairud minta nelayan tak melaut dulu.
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan Kebumen tenggelam karena diterjang gelombang tinggi saat melaut.
Baca SelengkapnyaPotret kehidupan nelayan di tengah laut saat mencari ikan. Terombang-ambing saat hujan badai.
Baca SelengkapnyaTingginya gelombang laut sangat berbahaya bagi nelayan yang sedang melaut.
Baca SelengkapnyaRibuan nelayan tradisional di Lebak Banten tak bisa cari nafkah akibat cuaca buruk. Begini kondisi mereka.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan warga Lampung yang harus melewati ombak pantai dengan menggunakan motor demi bisa pulang ke rumah usai belanja di pasar.
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaProyek reklamasi di teluk Jakarta berdampak pada banyak hal, salah satunya membuat hidup nelayan Muara Angke semakin susah. Berikut potretnya:
Baca SelengkapnyaPara nelayan terpaksa tidak melaut saat ombak besar karena sangat membahayakan keselamatan.
Baca SelengkapnyaNelayan ini tetap tenang mengemudikan perahunya saat cuaca buruk di tengah laut.
Baca SelengkapnyaNelayan Muara Angke saat ini menghadapi tantangan besar dengan adanya perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaPara nelayan khawatir terjadi tabrakan dan tersesat karena kabut asap membuat jarak pandang sangat pendek.
Baca Selengkapnya