Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah orang miskin sukses sekolahkan anak bikin haru

Kisah orang miskin sukses sekolahkan anak bikin haru Ilustrasi Anak Sekolah. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Banyak jalan menuju Roma. Sepertinya ungkapan itu pantas disematkan bagi para orangtua yang bekerja banting tulang demi menyekolahkan anak setinggi-tingginya.

'Jangan sampai anak saya bodoh seperti saya.' Keinginan itu menjadi semacam cambuk bagi orangtua yang menaruh harapan pada anak-anaknya agar tidak bernasib sama.

Sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang diperankan oleh Almarhum Benyamin S dan Rano Karno sebagai pemeran utama menjadi contoh realitas potret masyarakat pinggiran Ibukota. Di mana Almarhum Benyamin berperan sebagai ayah (Sabeni) dari Doel yang diperankan oleh Rano Karno berjuang sekuat tenaga untuk menjadikannya sebagai 'tukang insinyur', istilah yang dipakai Sabeni menyebut saat anaknya memasuki masa wisuda anaknya.

Usaha keras Sabeni pun disambut dengan sikap Doel yang belajar dengan sungguh-sungguh hingga akhirnya dapat memenuhi impian sang ayahanda.

Rupanya, cerita yang dimainkan dalam sinetron tersebut bukanlah rekayasa belaka. Tak sedikit pejuang keluarga seperti Sabeni yang rela bekerja dari pagi hingga bertemu pagi lagi demi melihat anaknya memiliki pendidikan yang tinggi.

Seperti yang terjadi di Semarang, Jawa Tengah. Adalah Mugiyono, pria yang berprofesi sebagai seorang tukang becak ini mampu menyekolahkan anaknya Raeni hingga jenjang Strata I dengan IPK 3,96 alias Cumlaude. Mugiyono rela mengajukan pensiun dini dari perusahaan kayu lapis tempatnya bekerja demi mendapatkan uang pesangon, di mana uang tersebut akan digunakannya untuk mendaftarkan Raeni ke Universitas Semarang.

"Sebagai orangtua hanya bisa mendukung. Saya rela mengajukan pensiun dini dari perusahaan kayu lapis agar mendapatkan pesangon. Biar dia bisa menjadi guru seperti yang dicita-citakan," kata pria yang mulai menggenjot becak sejak 2010 itu.

Sebagai tukang becak, diakui Mugiyono, penghasilannya tak menentu, sekitar Rp 10 ribu sampai Rp 50.000. Karena itu, dia juga bekerja sebagai penjaga malam sebuah sekolah dengan gaji Rp 450.000 per bulan.

Sebagai wujud penghargaan yang setinggi-tingginya, Raeni tak malu diantar menggunakan becak oleh sang ayahanda.

Tak cuma Mugiyono, ada juga orangtua hebat yang rela berkorban demi sekolahkan anaknya, dia adalah Yuniati. Perempuan hebat berusia 49 tahun ini rela meminjam uang kepada rentenir demi menyekolahkan anak-anaknya. Yuniati yang hanya berprofesi sebagai buruh cuci ini harus terlilit utang akibat bunga selangit yang diberikan rentenir. (mdk/rnd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP