Kisah Pahlawan Laut Aru dan kolonel TNI AL pengisap sabu
Merdeka.com - Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) V Semarang Kolonel Aster Setiabudi ditangkap Badan Narkotika Nasional (BNN). Dia kedapatan mengisap sabu di sebuah hotel di Semarang. Bersama Aster, BNN juga menangkap dua orang polisi.
Jika terbukti bersalah, tindakan tiga aparat keamanan ini sungguh mengecewakan. Terutama Kolonel Aster yang menjabat Komandan Pangkalan. Tak mungkin seorang perwira TNI AL menjadi Danlanal jika tidak berprestasi. Aster juga sebelumnya menjabat Danlanal Yogyakarta. Bukti dia perwira yang cukup berprestasi.
"Dia menonjol, karena termasuk think-tank di Angkatan Laut. Dia pemikir yang mengonsep bagaimana ke depan," kata Kadispenal Untung Suropati kepada wartawan di Jakarta, Senin (29/4).
-
Di mana TNI AU mengebom markas Belanda? Pada tanggal 29 Juli 1947, TNI AU menyerang markas Belanda di kota Ambarawa dan Salatiga.
-
Bagaimana TNI AU mempersiapkan diri menghadapi Belanda di Irian Barat? Pesawat Pengebom TU-16 dan TU-16 KS Siap Membombardir Belanda di Irian Barat Tahun 1960an, Indonesia bersiap perang terbuka dengan Belanda yang tak mau menyerahkan Irian Barat.Sejumlah persenjataan paling canggih dari Blok Timur disiapkan untuk konfrontasi.
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Mengapa meriam ini penting? Hasil penelitian menunjukkan, meriam Marstrand mungkin berasal dari abad ke-14, menjadikannya salah satu senjata artileri tertua yang pernah ditemukan di Eropa.
-
Kapan TNI AU menyerang markas Belanda di Ambarawa? Pada tanggal 29 Juli 1947, TNI AU menyerang markas Belanda di kota Ambarawa dan Salatiga.
Patut disayangkan dia terjerat narkoba. Jelas hanya tinggal menunggu waktu bagi Kolonel Aster untuk melaju menjadi laksamana bintang satu jika tidak tersangkut masalah ini.
Entah apa yang ada di benak para pendiri TNI AL jika melihat kasus narkoba ini. Ada seorang teladan di Korps Jalesveva Jayamahe yang mencontohkan keberanian dan pengorbanan. Sayangnya tak semua perwira meneladaninya.
Komodor Yosaphat Sudarso, Deputi Kepala Staf Angkatan Laut ini gugur dalam pertempuran di Laut Aru. KRI Macan Tutul yang dinaikinya tenggelam dihajar meriam kapal Belanda.
Saat itu konfrontasi antara Indonesia dan Belanda dalam memperebutkan Irian Barat sedang panas-panasnya. TNI menggelar operasi rahasia untuk menyusupkan sukarelawan ke Irian. Para sukarelawan yang sudah dilatih kemiliteran ini diterbangkan Hercules TNI AU ke Kepulauan Maluku kemudian pindah naik motor torpedo boat (MTB) milik TNI AL.
MTB sejatinya bukan kapal pengangkut pasukan. Namun karena kecepatannya, kapal ini dipilih. Walau namanya torpedo boat, ternyata saat itu kapal-kapal buatan Jerman itu belum memiliki torpedo.
Ada empat MTB yang diberangkatkan dari Tanjung Priok. Namun salah satunya tak bisa melanjutkan perjalanan. Hanya KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau yang meneruskan misi ini.
Saat itu Yos Sudarso adalah orang nomor dua di TNI AL. Sebagai perwira tinggi, hal yang aneh dia ikut dalam kapal dan mengikuti operasi rahasia dengan risiko kematian tinggi. Tapi demi solidaritas pada anak buah dan keinginan untuk mengibarkan merah putih di Irian, Yos turut dalam misi itu.
Senin 15 Januari 1962 malam, iring-iringan tiga KRI tercium patroli udara Belanda di atas laut Aru. Pesawat Neptune Belanda segera mengontak tiga kapal perang Hr. Ms. Evertsen Hr. Ms. Kortenaer dan Hr. Ms. Utrecht.
Suara tembakan meriam segera memenuhi lautan. Secara persenjataan, tiga kapal Belanda dan dibantu pengintaian udara bukan tandingan tiga KRI.
KRI Macan tutul yang ditumpangi Yos maju menuju kapal Belanda. Dia mengambil alih komando pertempuran. Macan Tutul sengaja menjadi umpan agar KRI Harimau dan Macan Kumbang bisa meloloskan diri.
Tembakan meriam Belanda membakar Macan Tutul. Sebelum tenggelam, Komodor Yos Sudarso berkata di radio. "Kobarkan terus semangat pertempuran!"
Beberapa menit kemudian kapal yang ditumpanginya tenggelam. Perwira gagah berani ini gugur di Perairan Aru. Dua KRI lainnya berhasil lolos dan menyelamatkan diri ke perairan dangkal.
Untuk menghormati para pahlawan ini setiap tanggal 15 Januari, TNI AL memperingati Hari Darma Samudera. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Panglima Perang dari Riau ini terlibat langsung dalam peperangan melawan Belanda di Sumatera Barat di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol.
Baca SelengkapnyaAgus Subiyanto mengungkap rasa bangga-nya menjadi bagian dari keluarga besar Hiu Kencana.
Baca SelengkapnyaLaksamana TNI Muhammad Ali memberi perintah secara langsung kepada prajurit untuk menembak musuh dalam Latopslagab 2024 TNI AL.
Baca SelengkapnyaPotret gagah Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kasad Jenderal Maruli Simanjuntak.
Baca SelengkapnyaPuncak dari penyerbuan ini adalah pengibaran bendera merah putih di markas tentara Belanda di Bukit Teling.
Baca SelengkapnyaPeringatan ini bertujuan mengenang dua peristiwa yang terjadi dalam satu hari.
Baca SelengkapnyaSelain penembakan rudal Exocet, juga dilaksanakan penembakan roket RM 70 Grad Marinir TNI dari atas geladak KRI Teluk Amboina (KRI ABN-503).
Baca SelengkapnyaKepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali mendapatkan gelar kehormatan dari Kesultanan Ternate berupa penguasa lautan luas.
Baca SelengkapnyaTekadnya yang kuat membuat dirinya berani maju secara terbuka untuk menghadapi sekutu. Muslihat tak peduli meski hujan peluru terjadi di sana.
Baca SelengkapnyaPenyematan brevet dilakukan langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut, Muhammad Ali.
Baca SelengkapnyaBerkat jasa-jasanya semasa hidup, nama KS Tubun diabadikan sebagai nama kapal perang hingga jalan.
Baca SelengkapnyaUpaya pencurian itu terjadi saat kapal lego jangkar di perairan Dumai
Baca Selengkapnya